15 Mar 2012

Peranan Wanita dalam Rumah Tangga

Oleh M. Feri Firmansyah

Kutipan tentang wanita,
Kesuksesan seseorang pasti karena ada orang yang berperan di belakang. Kalimat ini seperti ini cocok untuk peranan seorang wanita yang sering dianggap remeh oleh para kaum adam. Seiring dengan
kemajuan zaman peranan wanita tidak bisa diremehkan begitu saja. Sebut saja, Imam Syafi’I bisa menjadi seorang ulama karena peran ibunya yang senantiasa mendidik beliau baik secara langsung maupun tidak langsung.
Banyak streotip negatif yang selalu terlontar kepada wanita seperti peranan wanita itu hanya berkutat pada kasur, dapur dan sumur. Padahal kalau dipikir peranan wanita itu sangat besar dalam rumah tangga karena itu adalah ladang dan pakaian bagi suami yang mana ia menjadi tempat berteduh, tempat sharing (curahan hati).
Selain itu, wanita menjadi tempat bertanya bagi anak-anaknya, berarti ia menjadi guru pertama yang ditanya sama anak-anaknya. Al-Quran itu sangat memuliakan wanita, sampai-sampai nama surat dinamakan surat An-Nisa (para wanita). Ini sudah jelas bahwa wanita itu dalam Islam mempunya kedudukan yang sangat mulia dalam Islam. Secara sadar wanita itu mempunya peranan yang besar dalam pendidikan dalam Islam, sebagaimana yang telah difirmankan oleh Allah swt
 “Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya: "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak." Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia ti`da mengetahuinya.
Ayat ini secara gamblang menjelaskan bahwa wanita itu juga berperan penting dalam pembentukan karakter seorang anak, bermanfaat atau tidak tergantung dia. Karena ia (ibu) tempat curhat para anak ketika sedang kebingungan untuk mencari tahu apa yang membuat ia penasaran.
Ini juga yang menjadi problema besar ketika seorang wanita yang selayaknya berperan sebagai ibu, itu menjadi wanita karir. Berarti ini mengurangi hak anaknya untuk bertanya dan memerlukan kasih sayang darinya. Karena tabiat anak itu sangat dekat seorang ibu ataupun sebaliknya seorang bapak.

Wanita itu juga bisa berkarya   
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa zaman sekarang menuntut manusia untuk bersaing. Dan persaiangan itu mengharuskan orang untuk memiliki skill berbeda dengan orang lain. Ini tidak menutup kemungkinan seorang wanita juga harus bisa bersaing sebagaimana laki-laki.
Ada anggapan yang kurang menyenangkan hati wanita yakni wanita itu adalah mahluk lemah. Paradigma semacam ini sudah seharusnya dihilangkan dari sekarang karena paradigma semacam ini bisa membunuh kemauan seorang wanita untuk berkarya. Banyak kaum adam yang sukses karena ada wanita yang menjadi motivatornya. Jadi tidak dapat pandang sebelah mata lagi kalau wanita itu memeliki peranan yang penting untuk sebuah peradaban.
Tidak hanya itu banyak pula wanita yang prestasinya diakui oleh dunia internasional. Yang mana mereka memiliki pengaruh yang fundamental bagi negerinya sendiri. Sebut saja Sri Mulyani, Benazir Bhutto dan lain-lain.
    Maka untuk kaum wanita sudah saatnya melahirkan karya-karya yang diakui oleh dunia internasional sehingga kalian tidak dipandang sebelah mata. Ingat yang membedakan manusia adalah ketakwaannya kepada Allah swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata