3 Okt 2012

Studi Agama; Agama Sebagai Ranah Studi Keilmuan dan Penelitian

Sebelum tahun 1970 bicara agama sebagai ranah /objek studi tergolong haram, ungkapan tradisional; agama adalah wahyu Tuhan, semata-mata untuk diimani, diamalkanm bukan untuk diperdebatkan. Fenomena ini sudah terjadi di daratan Eropa pernah mengalami kasus serupa,
ia menolak agama sebagai obyek keilmuan dengan alasan antara ilmu dan nilai agama tidak bisa disingkronkan.

Tiga alasan Indonesia tidak bisa menjadi negara Islam;
  1. Indonesia tidak pernah menjadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai hukum dasar
  2. Orang Islam tidak menguasai panggung politik
  3. Indonesia mayoritas, tapi ekonomi minoritas (Masih sedikit pengusaha dari Orang Islam)
5 Gejala yang memungkinkan agama bisa didekati dengan kajian keilmuan;
  • Naskah
  • Sikap penganut (Sikap, perilaku dan penghayatan)
  • Ritus-ritus
  • Sarana-sarana /alat/ media (masjid, gerjea, beduk, lonceng peci dll)
  • Organisasi keagamaan tempa penganut agama berkumpul /berperan (Muhammadiyah, NU, Katolik dll)
Catatan; Pendekatan Keilmuan
Terhadap naskah /sumber agama bisa dilakukan dari persoalan filologi/ bahasa dan isi/ maksud /kandungan naskah yang ada. Para penganut Agama bisa dilihat seputar sepak terjang sosial dan politik.

Ritus-Ritus Agama; Bisa dikaji dari aspek sejarah. Misalnya sejatinya dalam Islam tidak ada benda yang sakral. Demikian pula halnya dengan Hajar Aswad. Umar Bin Khatab mengatakan :" Andai saya tidak melihat engkau dicium oleh Rasulullah, maka tidak akan menciummu, karena kamu hanyalah sebuah Batu, sama dengan batu-batu yang lain".

Organisasi Keagamaan: Bisa dilihat dinamika organisasi, kontribusi dll. Tujuan Studi Agama = bukan untuk mempertanyakan kebenaran wahyu itu sendiri, melainkan mempertanyakan bagaimana cara membaca wahyu, jenis bacaan, kronologi dsb. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata