28 Des 2013

Mengenal Hadist Palsu dan Dha'if Seputar Kaum Syi'ah

Dikutip dari Buletin Uswatun Hasanah, Edisi: 811 TH. XII 1435 H/ 2013 M/ Jum'at ke 05/11/2013

Berkembangnya kelompok keagamaan di negeri ini semakin hari semakin mendapatkan legalitas dari comunitas masyarakat mulim yang semestinya berpegang teguh pada pada sumber ajaran Islam yaitu Al-Quran dan As-Sunnah, namun dalam praktiknya berbeda dengan seratus delapan puluh derajat. Misalnya orang-orang Syi'ah Rafidhah yang menyanjung demikian tinggi para ahlul bait, namun di sisi lain mereka menghina para sahabat bahkan ahlul bait juga. Hal ini disandarkan pada hadist-hadist palsu. Berikut ini beberapa hadsit yang dijadikan standar:

Hadist Pertama,
"Permisalan Ahlul Baitku bagaikan bahtera Nabi Nuh. Barangsiapa yang naik di atasnya niscaya dia akan selamat dan barang siapa yang tidak naik maka dia akan tenggelam dan hanyut." Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i berkata: "Sanadnya ada Suwaid bin Sa'id, Al-Imam Al-Bukhari berkata "Suwaid Bin Sa'id adalah pelaku munkarul Hadist'".

Hadist kedua
"Wahai Ali, sesungguhnya orang-orang Syi'ah (golongan kita) akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti walaupun mereka bergelimangan dengan dosa akan tetapi muka mereka bagaikan bulan purnama. Mereka diselamatkan dari kesulitan-kesulitan dan dimudahkan dari segenap ujian. Aurat mereka akan tertutupi, batin mereka penuh dengan ketenangan, diberikan kepada mereka keimanan dan rasa aman, telah terangkat segala kesedihan, mereka ketakutan ketika semua orang ketakutan, dan tidak merasa sedih tatkala semua orang bersedih..." (Al-Hadist) Al-Junaid Al-Hafizh berkata: "Muhammad bin Salim (salah satu rawinya) Matruk (ditinggalkan). Abul Fath Al-Azdi telah berkata: Muhammad bin Salim dan Muhammad bin Ali keduanya dha'if".

Hadist ketiga:
"Ahlul Baitku seperti bintang di langit, dengan siapapun kalian ikut niscaya kalian akan mendapatkan hidayah." Al-Imam Asy-Syaukani berkata di dalam mukhtashar: Hadist ini dari tulian Nabith yang penuh dengan kedustaan.

Hadist keempat:
"Aku adalah sebuah pohon, Fathimah putiknya, Ali sebuk sarinya, Hasan dan Husain buahnya, orang-orang yang mencintai Ahlul Bait sebagai daunnya dari, surga, pasti dan pasti." Ibnu Jauzi telah berkata: "Ini hadist maudhu' (palsu) Musa tidak dikenal (Maksudnya adalah Musa bin Nu'aimin yang ada di dalam sanad hadist).

Hadist Kelima:
"Rasulullah sujud lima kali tanpa ruku' beliau berkata: Jibril telah datang kepadaku dan berkata: 'wahai Muhammad, sesungguhnya Allah mencintai Fathimah,' maka aku sujud. Kemudian dia datang dan berkata: Allah mencintai Fathimah untuk kedua kalinya,' maka akupun sujud. Kemudian dia datang dan berkata: Allah mencintai Hasan dan Husain,' akupun sujud. Lalu aku mengangkat kepalaku, kemudian dia datang lagi dan berkata: 'Allah mencintai orang-orang yang mencintai keduanya,' maka akupun sujud lagi. Lalu aku mengangkat kepalaku, kemudian dia datang lagi dan berkata: Allah mencintai orang-orang yang mencintai keduanya,' maka akupun sujud lagi." Al-Imam Ibnul Jauzi telah berkata: Ibnu 'Adi berkata: "Ini hadist batil, melalu sanad Al-Mu'tamin (salah seorang rawinya) tidak meriwayatkan dari Al-Auza'i sedikitpun. "Kenapa Fathimah dinamakan Fathimah, dikarenakan Allah Fathomah (membebaskan) orang-orang yang mencintainya dari neraka." Ibnu Jauzi berkata: "Ini hasil olah tangan Al-Ghilabi dan telah kami sebutkan dari Ad-Daruqutuhni bahwa ia adalah pemalsu hadist".

Hadist Kelima:
"Wahai Ali, sesungguhnya Allah menikahkanmu dengan Fathimah dan Allah jadikan bumi sebagai maharnya. Barang siapa berjalan dengan membancimu maka dia berjalan dengan haram.". Ibnu Jauzi telah berkata: "Ini hadist plasu, di situ ada sejumlah perawi yang di Jarh (dicacatkan). Hanya saja yang tertuduh memalsukan hadist adalah Adz-Dzaari, karena dia pendusta dan pemalsu hadist."

Hadist Keenam:
"Barangsiapa yang mencintai aku, hendaknya dia mencintai Ali. Barangsiapa membenci Ali, telah membuatku marah. Dan barangsiapa membuatku marah maka sungguh dia telah membuat Allah murka, dan barangsiapa membuat Allah murka maka niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam neraka". Imam Asy-Syaukani telah berkata: Al-Khatib berkata: "Ini hadist palsu."

Hadist Ketujuh:
"Ali adalah imam orang-orang yang baik dan pembunuhnya orang yang fajir. Akan ditolong orang-orang yang menolong orang-orang yang menolongnya dan akan ditinggalkan orang-orang yang meninggalkannya", Di dalam sanadnya terdapat Ahmad bin Abdillah bin Yazid Al-Harrani. Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi telah berkata: Ibnu 'Adi berkata sebagaimana dalam Mizan: Ahmad bin Abdillah bin Yazid adalah pemalsu hadsit".

Hadist Kedelapan:
"Hai Ali, andaikata ada seorang hamba yang beribadah selama 1.000 tahun dan berinfak emas di jalan Allah sebesar gunung Uhud, melaksanakan ibadah haji selama 1.000 tahun dengan kedua kakinya kemudian terbunuh dalam keadaan didzalimi antara Shafa dan Marwah tetapi tidak loyal kepadamu, niscaya dia tidak akan mencium bau jannah (surga). Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi telah berkata: Hadist ini palsu, demikian disebutkan Al-Imam Adz-Dzahabi dalam biografi Muhammad bin Abdillah Al-Balwi: Allah menurunkan wahyu kepadaku tiga perkara tentang ali di kala aku Isra Mi'raj: 'Bahwa dia adalah pemimpin mukminin, imam orang-orang bertakwa dan pemimpin orang-orang yang bermuka putih dan bercahaya (di hari kiamat nanti)."
Al-Imam Muqbil bin Hadi Al-Wadi'i telah berkata (menukil dari Asy-Syaikh Al-Bani): Hadist ini palsu." Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah berkata: "Ini hadist palsu yang telah diketahui oleh semua orang yang mengenal ilmu, meski ia masih sedikit ilmunya."
Demikian beberapa hadist yang kami nukil dari kitab Ath-Thali'ah fir Radd 'ala Ghulatis Syi'ah karya Al-Imam Muqbil bin Hadi, dengan menyebutkan satu hadist dari Syi'ah "Aku adalah kota ilmu dan 'Ali adalah pintunya, maka barang siapa yang menginginkan ilmu hendaknya dia mendatangi dari pintunya." Ini hadist palsu. Adz-Dzahabi menyatakan maudhu' (palsu) demikan juga Asy-Syaikh Al-Bani (dalam Adh-Dha'ifah 6/518, no. 2955 dan dalam Dha'iful Jami' no. 13220).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan: hadist "Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya..." lebih lemah dan lebih lembek., oleh karena itu tergolong palsu walaupun diriwayatkan At-Tarmidzi. Dan disebutkan oleh Ibnul Jauzi (Yakni dalam Al-Maudhu'at), lalu beliau terangkan bahwa seluruh sanadnya palsu dan kedustaan itu tampak dari matan hadist itu sendiri. karena itu apabila Nabi SAW sebagai kota ilmu dan tidak ada pintu kecuali satu, dan ada yang menyampaikan ilmu dari beliau kecuali satu orang tentu urusan Islam akan Rusak.....(Minhajus Sunnah, 4/138-139, dinukil dari Adh-Dhaifah).
Tugas kaum muslimin untuk membendung keberadaan Syi'ah Rafidhah yang terang-terangan menghina agama Islam dan menisctakan bahkan mendustakan kitab suci Al-Quran.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata