Oleh M. Feri Firmansyah S.Pd.I
Masyiral Muslimin Rahima Kumullah
Pada kesempatan yang baik dan berbahagia ini, guna mencapai ridha Allah. Mari bersama-sama kita tingkatkan prestasi iman dan takwa kita terhadap Allah SWT dengan berupaya melaksanakan perintah-perintah Allah serta sekaligus meninggalkan larangan-Nya. Demikian pula, segenap puji syukur tak lupa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan yang telah memberikan kepada kita kesempatan dan kesehatan hingga kita dapat memenuhi panggilan untuk menunaikan ibadah shalat berjama’ah idul Adha di Masjid yang berbahagia ini.
Untuk selanjutnya, pada kesempatan yang baik ini pula perkenanlah kami menyampaikan khotbah yang berjudul: Makna Hakiki Qurban dalam Kehidupan Kita.
Masyiral Muslimin Wamuslimat Rahimakumullah
Secara bahasa kata Qurban berasal dari kata Qaraba, Yaqrabu artinya dekat, mendekatkan. Sedangkan menurut Istilah Qurban berarti pendekatan diri kepada Allah dan juga merupakan tolak ukur cinta seorang hamba kepada Tuhannya. Jika panjang jarak dan luas diukur dengan meter, kilometer atau mil, berat diukur dengan kilo, kwintal dan ton, kadar emas diukur dengan karat. Maka kadar cinta kepada Allah diukur dengan keikhlasan hamba yang dimiliki sekaligus dicintainya.
Ibadah Qurban merupakan salah satu jejak Nabi Ibrahim as. Beliau diperintahkan untuk menyembelih anak kandung yang sangat dicintainya, Ismail as. Pertanyaannya, mengapa yang dikurbankan itu adalah anak yang dicintainya? Karena manusia sering kali terjebak pada cinta dunia, cinta harta, cinta anak, cinta wanita dan cinta kekuasaan. Sementara dia lupa bahwa ada satu cinta yang paling abadi, yakni cinta Ilahi.
Jangan pernah berharap meraih cinta sejati atau cinta ilahi, jika tidak ada pengorbanan yang ikhlas atau sepenuh hati!. Pengorbanan sangat diperlukan untuk membuktikan adanya cinta. Kadar cinta Ibrahim kepada Allah yang luar biasa tulus terbukti membuahkan cita-cita yang indah, Ismail tidak jadi disembelih, tetapi diganti oleh Allah SWT dengan domba yang besar. Hal ini juga memberikan pelajaran bahwa manusia seperti Ismail yang dicita-citakan ayahnya untuk meneruskan perjuangannya tidak layak untuk dikurbankan. Biarlah hewan-hewan saja yang dikurbankan, agar manusia tidak lagi berperilaku seperti hewan kurban.
Pengorbanan Ibrahim menunjukkan bahwa manusia harus dihormati, dihargai, dicerdaskan, diberdayakan dan dicerahkan masa depannya. Bukan disikapi dengan kekerasan, penindasan, pelecehan apalagi dijadikan sebagai kurban. Jadi, kurban sejatinyanya adalah humanisasi, penyelamatan manusia agar tidak dikurban atas nama pembangunan, atas nama kepentingan ideologi tertentu dan lain sebagainya.
الله أكبر (2×), لا إله إلا الله والله أكبر, الله أكبر ولله الحمد.
Kaum muslimin wa muslimat yang berbahagia
Marilah kita sejenak merenungi betapa mulia dan sempurnanya ajaran Islam yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, mengajarkan berkurban ternak sebagai pendidikan jiwa solidaritas dan keadilan sosial dan melarang pencurian (korupsi) serta perbuatan rusak lainnya.
Dalam suasana hari raya Idul Qurban tahun ini, marilah kita merenungi nilai dan makna yang hakiki dari Qurban ini. Pertama, dengan penyembelihan hewan Qurban itu dapat dijadikan simbol untuk menghilangkan dominasi sidat-sifat sifat-sifat kebinatangan pada seorang muslim. Telah menjadi fitrah bahwa naluri binatang dalam hidupnya dikuasai oleh hawa nafsunya. Yakni nafsu untuk memperoleh makanan guna mempertahankan hidup dan nafsu seksual untuk melangsungkan kehidupannya. Untuk memenuhi nafsunya itu, dalam kehidupan binatang tidak ada aturan halal haram dan cenderung egois, yang penting kebutuhan dirinya terpenuhi.
Jika dalam kehidupan masyarakat manusia dikuasai oleh hawa nafsu sebagaimana yang terjadi pada kehidupan binatang, niscaya akan terjadi kerusakan yang luar biasa. Bila dalam mencari rizki seseorang sudah tidak lagi mengingat antara yang halal dan yang haram maka dapat dipastikan penipuan, penggelepan, pencurian, penodongan, penjambretan, korupsi, dan penyalahgunaan kekuasaan untuk memperkaya diri sendiri akan merajalela, baik di daratan, di lautan, di desa, di kota bahkan di hutan yang pada gilirannya keresahan, bahkan bencana menimpa masyarakat. Naudzubillah min dzalik.
Namun jika manusia masih ingat dan sadar bahwa dirinya diciptakan oleh Allah dalam bentuk sebaik-baik (فى أحسنتقويم) yang dikaruniai akal menekan sifat-sifat kebinatangan yang terdapat pada dirinya, sehingga ucapan dan perbuatan yang dilakukan adalah ucapan dan perbuatan yang didasarkan kepada akal dan bimbingan keagamaan- bukan sekedar dikendalikan oleh hawa nafsunya. Perlu diingat dan disadari bahwa Allah menjadikan manusia sebagai mahluk yang terhormat, sebagaimana diterangkan dalam al-Quran
ولقد كرمنا بنى أدم وحملناهم في البر والبحر ورقناهم من الطيبات وفضلنا هم على كثير ممن خلقنا تفضيلا.
Artinya :Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkat mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah kami ciptakan (QS. Al-Isro: 70).
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakullah
Kedua, pembagian daging qurban menjadi simbol/sekedar sampel dari ajaran yang lebih luas, yakni hendaknya manusia tidak egois, tetapi justru sebaliknya memiliki kepedulian sosial, dengan menshadaqahkan sebagian rizki yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang membutuhkan. Yang dishadaqahkan tentunya bukan benda yang cacat dan bukan benda yang tidak mau digunakan lagi, melainkan benda yang disenangi. Allah menegaskan dalam QS. Ali Imran: 92
لن تنا لو االبر حتى تنفقوا مماتحبون, وما تنفقوا منشيء فإن الله به عليم
Artinya; Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagaian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Jika solidaritas sosial ini, apalagi sampai diabaikan, diingatkan oleh Rasulullah SAW dengan dikategorikan sebagai orang yang belum sempurna imannya dan juga bukan termasuk pengikut setianya
لايؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
Belum sempurna iman seseorang sampai ia mencintai sesuatu yang diperlukan saudaranya sebagaimana ia mencintai sesuatu untuk kepentingan dirinya sendiri (HR. Muslimin diriwayatkan dari Anas bin Malik).
الله أكبر (2×), لا إله إلا الله والله أكبر, الله أكبر ولله الحمد.
Jama’ah Shalat ‘Id yang terhormat
Hendaknya umat Islam betul-betul memperhatikan anjuran dan peringatan Rasulullah SAW. Jika tidak, maka berakibat fatal. Lewat khotbah idul Qurban ini, marilah kia mengingatkan pada diri kita sendiri juga kepada mereka yang bermegah-megahan dan korupsi serta tidak peka terhadap puluhan juta rakyat miskin, Allah memberi peringatan dalam At-Takatsur
الهاكم التكاثر. حتى زرتم القا بر. كلا سوفتعلمون. ثم كلا سوفتعلمون. كلا لو تعلمون علماليقين. لترون الجحيم. ثم لترونها عينا اليقين. ثم لتسئلن يو مئذ عن النعيم.
Artinya
1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
2. Sampai kamu masuk ke dalam kubur
3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu)
4. Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin.
6. Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahim.
7. Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin
8. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan yang kamu megah-megahkan di dunia itu.
Rasulullah SAW pun mengingatkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Turmidzi; empat hal yang kelak harus dipertanggungjawabkan kepada Allah di akhirat nanti;
1. Untuk apa umur dipergunakan
2. Untuk apa ilmu diamalkan
3. Mengapa merusak jiwa dan badan
4. Bagaimana cara memperoleh harta dan cara mendapatkannya.
Ma’ashiral Muslimin wa muslimat rahimakumullah
Nilai dan makna terkahir dari Qurban adalah kita harus bersabar dan ikhlas ketika menjalankan perintah-perintah Allah. Hal ini telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ketika menjalankan perintah Allah meskipun itu pahit. Inilah yang telah diceritakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya dalam al-Quran surat Ash-Shaffat ayat 102-105, yang artinya “Maka ketika anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim berkata “wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, Insya Allah Engkau akan mendapatiku termasuk orang sabar”. Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis untuk melaksanakan perintah Allah. Lalu kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!” Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh, demikianlah kami memberikan balasan kepada orang-orang berbuat baik”.
Ayat tadi secara gamblang menjelaskan pada kita bagaimana kesabaran dua hamba Allah yang terbaik ketika menjalankan perintah-Nya, walaupun dalam kondisi sulit sekalipun. Dan atas kesabaran mereka berdua, tak heran jika Allah SWT membalas dengan sebaik-baiknya balasan. Ingat, bukan hanya Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as saja yang mendapatkan sebaik-baiknya balasan, tetapi semua hamba Allah apabila mau bersabar dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah. Pasti akan dibalas dengan balasan yang terbaik. Mungkin terbesit dalam hati para Jama’ah untuk bertanya pada saya, apa sih sabar itu?.
Secara bahasa sabar berarti menahan dan mengekang. Secara terminologi sabar berarti menahan diri dari segala sesuaatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah. Yang tidak disukai itu tidak selamanya dari hal-hal yang tidak disenangi seperti musibah, kematian, kelaparan dan lain sebagainya, tapi bisa juga berupa hal-hal yang disenangi, misalnya kenikmatan duniawi yang disukai oleh hawa nafsu. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan mengekang diri dari memperturutkan hawa nafsu.
Menurut Imam Al-Ghazali, sabar merupakan ciri khas manusia. Binatang dan Malaikat tidak memerlukan sifat sabar. Binatang tidak memerlukan sifat sabar karena diciptakan tunduk sepenuhnya kepada hawa nafsunya, bahkan hawa nafsu itulah satu-satunya yang mendorong binatang untuk bergerak dan diam. Binatang juga tidak memiliki kekuatan untuk menolak hawa nafsunya. Sedangkan malaikat tidak memerlukan sifat sabar karena tidak ada hawa nafsu yang dihadapinya. Malainkan selalu cenderung kepada kesucian, sehingga tidak diperlukan sifat sabar untuk memelihara dan mempertahankan kesuciannya.
الله أكبر (2×), لا إله إلا الله والله أكبر, الله أكبر ولله الحمد.
Kaum muslimin wa muslimat rahimakumullah
Saatnya kita kembali kepada jalan kebenaran (Islam) yang mendidik dan memandu kita untuk memperdalam dan mempertajam nurani dan akal budi kita. Dengan ibadah qurban kita dididik untuk peka terhadap saudara kita yang fakir dan miskin. Dua pertiga daging korban yang wajib dibagikan kepada mereka menunjukkan kepedulian ajaran Islam terhadap fakir miskin. Ajaran Qurban dalam Islam mendidik umat untuk tidak egois, tidak bakhil melainkan mendidik kita menjadi hamba yang memiliki hati nurani yang peka terhadap nasib sesama.
Sebagai penutup, marilah kita lakukan pesan-pesan yang terkandung dalam ajaran Qurban ini, yakni peduli terhadap mereka yang tidak mampu dan menghindari berlomba dalam kemewahan dan keserakahan. Ajaran berqurban yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as. Kita kembangkan dengan cara baru. Yaitu menumbuh-kembangkan berkorban untuk mereka yang sedang diuji dengan kelaparan, kemiskinan dan kefakiran. Baik fakir ekonomi maupun fakir politik akibat sistem politik korup.
Akhirnya, marilah kita tundukkan wajah kita dengan khusyu’ dan tulus untuk bermunajat kehadirat Allah SWT, dan memohon perlindungan serta keselamatan keluarga kita, bangsa kita maupun untuk keselamatan dunia dan akhirat kita.
إن الحمد لله نحمده ونستعينه, ونستغفروه, ونعوذ با لله با لله من سرورأ نفسنا ومن سيأ ت أعما لنا من يهده الله فلا مضل له’ ومن يضلل فلا ها دي له, وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لاشريك له, وأشهدأن محمدا عبده ورسوله.
يآيها الذين ءمنوا اتقوا الله حق تقاته, ولاتمو تن إلا وأنتم مسلمون. يآيها الناس اتقواربكم الذى خلقكم من نفس وحدة, وخلق منهازوجها, وبث منهمارلا كثيرا ونسآء. واتقوا الله الذى تسآءلو ن به والأرحام, إن الله كان عليكم رقيبا. يآ الذين ءمنوا اتقو الله وقو لوقولاسديدا. يصلح لكم أعمالكم, ويغفرلكم ذنوبكم, ومن يطع الله ورسوله, فقد فازفواعظيما. أم بعد
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي محمد, وش الأمور محثاتها وكل محد ثة بدعة وكل بد عة ضلا لة وكل ضلا لة في النار.
الله أكبر (2×), لا إله إلا الله والله أكبر, الله أكبر ولله الحمد.
يآيها الذين ءمنوا اتقوا الله حق تقاته, ولاتمو تن إلا وأنتم مسلمون. يآيها الناس اتقواربكم الذى خلقكم من نفس وحدة, وخلق منهازوجها, وبث منهمارلا كثيرا ونسآء. واتقوا الله الذى تسآءلو ن به والأرحام, إن الله كان عليكم رقيبا. يآ الذين ءمنوا اتقو الله وقو لوقولاسديدا. يصلح لكم أعمالكم, ويغفرلكم ذنوبكم, ومن يطع الله ورسوله, فقد فازفواعظيما. أم بعد
فإن أصدق الحديث كتاب الله وخير الهدي محمد, وش الأمور محثاتها وكل محد ثة بدعة وكل بد عة ضلا لة وكل ضلا لة في النار.
الله أكبر (2×), لا إله إلا الله والله أكبر, الله أكبر ولله الحمد.
Masyiral Muslimin Rahima Kumullah
Pada kesempatan yang baik dan berbahagia ini, guna mencapai ridha Allah. Mari bersama-sama kita tingkatkan prestasi iman dan takwa kita terhadap Allah SWT dengan berupaya melaksanakan perintah-perintah Allah serta sekaligus meninggalkan larangan-Nya. Demikian pula, segenap puji syukur tak lupa kami panjatkan kehadirat Allah SWT, tuhan yang telah memberikan kepada kita kesempatan dan kesehatan hingga kita dapat memenuhi panggilan untuk menunaikan ibadah shalat berjama’ah idul Adha di Masjid yang berbahagia ini.
Untuk selanjutnya, pada kesempatan yang baik ini pula perkenanlah kami menyampaikan khotbah yang berjudul: Makna Hakiki Qurban dalam Kehidupan Kita.
Masyiral Muslimin Wamuslimat Rahimakumullah
Secara bahasa kata Qurban berasal dari kata Qaraba, Yaqrabu artinya dekat, mendekatkan. Sedangkan menurut Istilah Qurban berarti pendekatan diri kepada Allah dan juga merupakan tolak ukur cinta seorang hamba kepada Tuhannya. Jika panjang jarak dan luas diukur dengan meter, kilometer atau mil, berat diukur dengan kilo, kwintal dan ton, kadar emas diukur dengan karat. Maka kadar cinta kepada Allah diukur dengan keikhlasan hamba yang dimiliki sekaligus dicintainya.
Ibadah Qurban merupakan salah satu jejak Nabi Ibrahim as. Beliau diperintahkan untuk menyembelih anak kandung yang sangat dicintainya, Ismail as. Pertanyaannya, mengapa yang dikurbankan itu adalah anak yang dicintainya? Karena manusia sering kali terjebak pada cinta dunia, cinta harta, cinta anak, cinta wanita dan cinta kekuasaan. Sementara dia lupa bahwa ada satu cinta yang paling abadi, yakni cinta Ilahi.
Jangan pernah berharap meraih cinta sejati atau cinta ilahi, jika tidak ada pengorbanan yang ikhlas atau sepenuh hati!. Pengorbanan sangat diperlukan untuk membuktikan adanya cinta. Kadar cinta Ibrahim kepada Allah yang luar biasa tulus terbukti membuahkan cita-cita yang indah, Ismail tidak jadi disembelih, tetapi diganti oleh Allah SWT dengan domba yang besar. Hal ini juga memberikan pelajaran bahwa manusia seperti Ismail yang dicita-citakan ayahnya untuk meneruskan perjuangannya tidak layak untuk dikurbankan. Biarlah hewan-hewan saja yang dikurbankan, agar manusia tidak lagi berperilaku seperti hewan kurban.
Pengorbanan Ibrahim menunjukkan bahwa manusia harus dihormati, dihargai, dicerdaskan, diberdayakan dan dicerahkan masa depannya. Bukan disikapi dengan kekerasan, penindasan, pelecehan apalagi dijadikan sebagai kurban. Jadi, kurban sejatinyanya adalah humanisasi, penyelamatan manusia agar tidak dikurban atas nama pembangunan, atas nama kepentingan ideologi tertentu dan lain sebagainya.
الله أكبر (2×), لا إله إلا الله والله أكبر, الله أكبر ولله الحمد.
Kaum muslimin wa muslimat yang berbahagia
Marilah kita sejenak merenungi betapa mulia dan sempurnanya ajaran Islam yang menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, mengajarkan berkurban ternak sebagai pendidikan jiwa solidaritas dan keadilan sosial dan melarang pencurian (korupsi) serta perbuatan rusak lainnya.
Dalam suasana hari raya Idul Qurban tahun ini, marilah kita merenungi nilai dan makna yang hakiki dari Qurban ini. Pertama, dengan penyembelihan hewan Qurban itu dapat dijadikan simbol untuk menghilangkan dominasi sidat-sifat sifat-sifat kebinatangan pada seorang muslim. Telah menjadi fitrah bahwa naluri binatang dalam hidupnya dikuasai oleh hawa nafsunya. Yakni nafsu untuk memperoleh makanan guna mempertahankan hidup dan nafsu seksual untuk melangsungkan kehidupannya. Untuk memenuhi nafsunya itu, dalam kehidupan binatang tidak ada aturan halal haram dan cenderung egois, yang penting kebutuhan dirinya terpenuhi.
Jika dalam kehidupan masyarakat manusia dikuasai oleh hawa nafsu sebagaimana yang terjadi pada kehidupan binatang, niscaya akan terjadi kerusakan yang luar biasa. Bila dalam mencari rizki seseorang sudah tidak lagi mengingat antara yang halal dan yang haram maka dapat dipastikan penipuan, penggelepan, pencurian, penodongan, penjambretan, korupsi, dan penyalahgunaan kekuasaan untuk memperkaya diri sendiri akan merajalela, baik di daratan, di lautan, di desa, di kota bahkan di hutan yang pada gilirannya keresahan, bahkan bencana menimpa masyarakat. Naudzubillah min dzalik.
Namun jika manusia masih ingat dan sadar bahwa dirinya diciptakan oleh Allah dalam bentuk sebaik-baik (فى أحسنتقويم) yang dikaruniai akal menekan sifat-sifat kebinatangan yang terdapat pada dirinya, sehingga ucapan dan perbuatan yang dilakukan adalah ucapan dan perbuatan yang didasarkan kepada akal dan bimbingan keagamaan- bukan sekedar dikendalikan oleh hawa nafsunya. Perlu diingat dan disadari bahwa Allah menjadikan manusia sebagai mahluk yang terhormat, sebagaimana diterangkan dalam al-Quran
ولقد كرمنا بنى أدم وحملناهم في البر والبحر ورقناهم من الطيبات وفضلنا هم على كثير ممن خلقنا تفضيلا.
Artinya :Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkat mereka di daratan dan di lautan, kami beri mereka rizki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah kami ciptakan (QS. Al-Isro: 70).
Hadirin Kaum Muslimin Rahimakullah
Kedua, pembagian daging qurban menjadi simbol/sekedar sampel dari ajaran yang lebih luas, yakni hendaknya manusia tidak egois, tetapi justru sebaliknya memiliki kepedulian sosial, dengan menshadaqahkan sebagian rizki yang telah dikaruniakan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang membutuhkan. Yang dishadaqahkan tentunya bukan benda yang cacat dan bukan benda yang tidak mau digunakan lagi, melainkan benda yang disenangi. Allah menegaskan dalam QS. Ali Imran: 92
لن تنا لو االبر حتى تنفقوا مماتحبون, وما تنفقوا منشيء فإن الله به عليم
Artinya; Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagaian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.
Jika solidaritas sosial ini, apalagi sampai diabaikan, diingatkan oleh Rasulullah SAW dengan dikategorikan sebagai orang yang belum sempurna imannya dan juga bukan termasuk pengikut setianya
لايؤمن أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب لنفسه
Belum sempurna iman seseorang sampai ia mencintai sesuatu yang diperlukan saudaranya sebagaimana ia mencintai sesuatu untuk kepentingan dirinya sendiri (HR. Muslimin diriwayatkan dari Anas bin Malik).
الله أكبر (2×), لا إله إلا الله والله أكبر, الله أكبر ولله الحمد.
Jama’ah Shalat ‘Id yang terhormat
Hendaknya umat Islam betul-betul memperhatikan anjuran dan peringatan Rasulullah SAW. Jika tidak, maka berakibat fatal. Lewat khotbah idul Qurban ini, marilah kia mengingatkan pada diri kita sendiri juga kepada mereka yang bermegah-megahan dan korupsi serta tidak peka terhadap puluhan juta rakyat miskin, Allah memberi peringatan dalam At-Takatsur
الهاكم التكاثر. حتى زرتم القا بر. كلا سوفتعلمون. ثم كلا سوفتعلمون. كلا لو تعلمون علماليقين. لترون الجحيم. ثم لترونها عينا اليقين. ثم لتسئلن يو مئذ عن النعيم.
Artinya
1. Bermegah-megahan telah melalaikan kamu
2. Sampai kamu masuk ke dalam kubur
3. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu)
4. Dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
5. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin.
6. Niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahim.
7. Dan sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan ainul yaqin
8. Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan yang kamu megah-megahkan di dunia itu.
Rasulullah SAW pun mengingatkan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Turmidzi; empat hal yang kelak harus dipertanggungjawabkan kepada Allah di akhirat nanti;
1. Untuk apa umur dipergunakan
2. Untuk apa ilmu diamalkan
3. Mengapa merusak jiwa dan badan
4. Bagaimana cara memperoleh harta dan cara mendapatkannya.
Ma’ashiral Muslimin wa muslimat rahimakumullah
Nilai dan makna terkahir dari Qurban adalah kita harus bersabar dan ikhlas ketika menjalankan perintah-perintah Allah. Hal ini telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail ketika menjalankan perintah Allah meskipun itu pahit. Inilah yang telah diceritakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya dalam al-Quran surat Ash-Shaffat ayat 102-105, yang artinya “Maka ketika anak itu sampai pada umur sanggup berusaha bersamanya, Ibrahim berkata “wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu?” Dia (Ismail) menjawab “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan Allah kepadamu, Insya Allah Engkau akan mendapatiku termasuk orang sabar”. Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis untuk melaksanakan perintah Allah. Lalu kami panggil dia, “Wahai Ibrahim!” Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu. Sungguh, demikianlah kami memberikan balasan kepada orang-orang berbuat baik”.
Ayat tadi secara gamblang menjelaskan pada kita bagaimana kesabaran dua hamba Allah yang terbaik ketika menjalankan perintah-Nya, walaupun dalam kondisi sulit sekalipun. Dan atas kesabaran mereka berdua, tak heran jika Allah SWT membalas dengan sebaik-baiknya balasan. Ingat, bukan hanya Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as saja yang mendapatkan sebaik-baiknya balasan, tetapi semua hamba Allah apabila mau bersabar dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah. Pasti akan dibalas dengan balasan yang terbaik. Mungkin terbesit dalam hati para Jama’ah untuk bertanya pada saya, apa sih sabar itu?.
Secara bahasa sabar berarti menahan dan mengekang. Secara terminologi sabar berarti menahan diri dari segala sesuaatu yang tidak disukai karena mengharap ridha Allah. Yang tidak disukai itu tidak selamanya dari hal-hal yang tidak disenangi seperti musibah, kematian, kelaparan dan lain sebagainya, tapi bisa juga berupa hal-hal yang disenangi, misalnya kenikmatan duniawi yang disukai oleh hawa nafsu. Sabar dalam hal ini berarti menahan dan mengekang diri dari memperturutkan hawa nafsu.
Menurut Imam Al-Ghazali, sabar merupakan ciri khas manusia. Binatang dan Malaikat tidak memerlukan sifat sabar. Binatang tidak memerlukan sifat sabar karena diciptakan tunduk sepenuhnya kepada hawa nafsunya, bahkan hawa nafsu itulah satu-satunya yang mendorong binatang untuk bergerak dan diam. Binatang juga tidak memiliki kekuatan untuk menolak hawa nafsunya. Sedangkan malaikat tidak memerlukan sifat sabar karena tidak ada hawa nafsu yang dihadapinya. Malainkan selalu cenderung kepada kesucian, sehingga tidak diperlukan sifat sabar untuk memelihara dan mempertahankan kesuciannya.
الله أكبر (2×), لا إله إلا الله والله أكبر, الله أكبر ولله الحمد.
Kaum muslimin wa muslimat rahimakumullah
Saatnya kita kembali kepada jalan kebenaran (Islam) yang mendidik dan memandu kita untuk memperdalam dan mempertajam nurani dan akal budi kita. Dengan ibadah qurban kita dididik untuk peka terhadap saudara kita yang fakir dan miskin. Dua pertiga daging korban yang wajib dibagikan kepada mereka menunjukkan kepedulian ajaran Islam terhadap fakir miskin. Ajaran Qurban dalam Islam mendidik umat untuk tidak egois, tidak bakhil melainkan mendidik kita menjadi hamba yang memiliki hati nurani yang peka terhadap nasib sesama.
Sebagai penutup, marilah kita lakukan pesan-pesan yang terkandung dalam ajaran Qurban ini, yakni peduli terhadap mereka yang tidak mampu dan menghindari berlomba dalam kemewahan dan keserakahan. Ajaran berqurban yang telah dicontohkan oleh Nabi Ibrahim as. Kita kembangkan dengan cara baru. Yaitu menumbuh-kembangkan berkorban untuk mereka yang sedang diuji dengan kelaparan, kemiskinan dan kefakiran. Baik fakir ekonomi maupun fakir politik akibat sistem politik korup.
Akhirnya, marilah kita tundukkan wajah kita dengan khusyu’ dan tulus untuk bermunajat kehadirat Allah SWT, dan memohon perlindungan serta keselamatan keluarga kita, bangsa kita maupun untuk keselamatan dunia dan akhirat kita.
الحمد لله رب العا لمين. والصلاةوالسلام على نبينامحمد وعلى اله وصحبه والتابعين. وارض عنا معهم برحمتك يا أرحم الراحمين. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات, والمؤ منين والمؤ منات, الأحياءمنهم والأموات, الأحياءمنهم والأموات, إنك سميع قريب مجيب الدعوات,فيا قاضي الحجات.
ربنا اغفرلنا ذنو بناوكفرعنا سيئاتنا, وتوفنا مع الأبرار. ربنا لاتزغ قلوبنا بعدإذهديتنا, وهبلنا من لدنك رحمة, إنك أنت الوهاب. ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما. ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفى لأ خرة حسنة وقنا عذا النار.
سبحان ربك رب العزة عما يصفون, وسلا م على المرسلين, و الحمد لله رب العا لمين.
ربنا اغفرلنا ذنو بناوكفرعنا سيئاتنا, وتوفنا مع الأبرار. ربنا لاتزغ قلوبنا بعدإذهديتنا, وهبلنا من لدنك رحمة, إنك أنت الوهاب. ربنا هب لنا من أزواجنا وذرياتنا قرة أعين واجعلنا للمتقين إماما. ربنا اتنا في الدنيا حسنة وفى لأ خرة حسنة وقنا عذا النار.
سبحان ربك رب العزة عما يصفون, وسلا م على المرسلين, و الحمد لله رب العا لمين.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata