14 Des 2010

Budaya Pacaran Dalam Pendidika

 Oleh M. Feri Firmansyah Al - Bageloka

Hampir disetiap sudut kota, kita temui muda – mudi yang sedang berdua – duan dengan pasangannya. Kadang kala kita tidak dapat membedakan mana yang sudah menikah dan mana yang belum, dan lebih naasnya lagi, terkadang mereka berduaan alias mojok dengan pacarnya sampai larut malam, sebenarnya apa yang mereka kerjakan?.
Terkait dengan masalah ini, merupakan hal
yang tidak asing terdengar di Telinga kita. Terlebih lagi, para remaja sekarang jika ditinjau dari pergaulannya dikategorikan sangat bebas. Padahal agama Islam telah melarang pacaran dengan tujuan untuk menjaga dan menjunjung tinggi derajat kaum hawa. Akan tetapi, alasan ini tidak disadari oleh kaum hawa karena lebih cenderung mengikuti apa kata hawa nafsunya.
Lebih parahnya lagi dunia pacaran tidak mendapat sorotan dari media publik, padahal ini merupakan masalah yang serius dalam dunia pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dari riset yang saya lakukan, alasan para remaja pacaran adalah Motivasi dalam beraktivitas. Tetapi bila kita lihat faktanya banyak orang yang stress karena pacaran, banyak para gadis yang putus sekolah maupun kecelakaan lalu lintas karena pacaran. Belum lagi acara – acara reality show yang ada diberbagai televisi yang mengajarkan para remaja untuk pacaran, dalam acara itu bagaimana kita lihat antara laki – laki dan perempuan seperti suami istri. Na’uzubillah, ini merupakan realita yang tidak bisa dipungkiri yang terjadi pada remaja. Sehingga dapat kita simpulkan yang paling berperan dalam merubah terutama budaya pacaran adalah media televisi.
Selain itu, pemerintah juga tidak memperhatikan budaya pacaran dalam pendidikan. Sehingga tidak heran jika banyak kita temukan video porno bahkan lebih parahnya lagi mereka membuat video porno sendiri. Terlebih lagi, fasilitas yang diberikan oleh pemerintah seperti diskotik, hotel dan dilegalisasikan kampung Dolly.
Pacaran merupakan problema yang tidak lepas dari para remaja. Maka untuk itu, agama Islam memberi solusi dengan prinsip kita berpacaran yakni dengan memegang teguh prinsip Islam yaitu haram berdua – duan di tempat yang sepi, karena orang ketiga adalah Syaitan dan dalam berpacaran jangan terlalu bebas. Tetapi kita harus memperhatikan etika bergaul dalam Islam.
Pada hakikatnya pacaran dalam Islam itu tidak dibolehkan. Akan tetapi, problema sekarang dalam dunia pendidikan terjadinya ikhtilath (bercampur baur) antara wanita. Maka dalam kita dalam pacaran hendaknya memperhatikan etika etika Islam. Saya saran kepada kaum wanita janganlah terlalu bebas masuk ke kost pacarnya, nanti terjadi hal – hal yang tidak diinginkan. Karena hal ini sama dengan membuka peluang bagi pacar kalian untuk menikmati tubuh kalian secara gratis. Selain itu, kemungkinan besar para pacar kalian akan mengamalkan kata pepatah “habis manis, sepah dibuang”. Coba bayangkan seandainya kalian hamil duluan, apa yang kalian lakukan?.

Apa sih untung pacaran?
    Setiap remaja pasti pernah merasakan hal ini, kadang hati tidak tenang,fikiran selalu gelisah, jantung selalu berdetak dengan kencang ketika bertemu terkait dengan hal ini merupakan racun yang bisa yang meracuni hati kita. Inilah akibat dari pacaran, pertanyaannya apa sih untungnya pacaran? Kenapa para remaja masih suka melakukan hal ini?
    Dari fakta di atas kita tengok firman Allah swt “apakah kamu pernah melihat orang – orang yang menjadikannya hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya sesatnya dengan pengetahuan. Dan Allah telah mengunci pendengaran dan hatinya serta meletak tutup atas penglihatannya? Maka siapa yang mampu memberi petunjuk setelah Allah membiarkannya sesat, mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Al – Jatsiyah: 23).
    Ayat ini menerangkan kalau mayoritas manusia cenderung menuhankan hawa nafsunya. Sehingga berbagai macam alasan untuk membenarkan atau mendukung argument mereka. Bahkan lebih parahnya lagi, mereka memplintirkan ayat –ayat Allah dan Hadist Rasulullah saw untuk mendukung argument mereka. Ini dapat kita lihat ketika pemerintah mengeluarkan UU anti Pornografi, banyak timbul pro dan kontra diberbagai kelangan, mereka berdalih dengan perkataan “itukan seni”. Padahal gambar itu, jelas – jelas membangkitkan semangat untuk berzina, sehingga tidak heran jika para remaja yang pacaran lalu berzina.
    Berdasarkan observasi yang saya lakukan, paradigma para sebagian mahasiswa tentang pacaran adalah hal yang wajar cuma tergantung pada orang yang menyikapi, kalau tujuannya untuk memenuhi kebutuhan syahwat, maka pacaran itu akan berdampak negative atau akan menjadi buruk. Sedangkan kalau tujuannya untuk kepentingan kuliah, yakni sebagai wadah motivasi maka pacaran itu akan bermanfaat.
    Namun jika kita tengok faktanya, sebagian kalangan remaja pacaran dengan motif lain. Kalau saya berpendapat pacaran itu tidak ada untungnya sama sekali kalau motifnya hanya untuk kepentingan syahwat. Terkadang waktu kita habis kita gunakan untuk pacaran, uang habis. Dan yang lebih parahnya lagi, wanita kalau sudah diraba oelh cowoknya, biasanya akan diputusin dan akibat inilah yang bisa menyebabkan ia frustasi dan bisa jadi ia mampir ke tempat pelacuran.
    Saya sarankan kepada remaja putrid jangan pernah mau diajak pacaran kalau hanya motifnya untuk menikmati tubuh kalian. Karena yang saya tahu kebanyakan remaja putrid kalau memilih pasangan yang ingin dijadikan pacarnya, biasanya tanpa melihat sifat dan kepribadiannya, padahal metode ini sangat berpengaruh baginya kedepan. Dan terlebih lagi janganlah kalian berdua – duan dengan pasangan kalian ditempat yang sepi, kalau berpergian cari tempat yang ramai. Karena ini kemungkinan akan terhindar dari perzinahan.

Pacaran atau Pendidikan?
    Jika disuruh memilih antara pacaran atau pendidikan, dapat dipastikan jawaban para remaja dan mahasiswa akan memilih pacaran dengan tanpa melalaikan pendidikan. Akan tetapi, sering kita dapati pelajar atau mahasiswa yang terkadang anjlok nilainya secara drastic, karena kebanyakan para pelajar ataupun pelajar melalaikan atau menomor duakan pendidikan. Kalaupun ada yang bisa mengimbangi antara keduanya merupakan hal yang langka bagi kalangan remaja dan mahasiswa.
    Masalah tersebut sangat dekat dengan jiwa para remaja baik taat maupun yang tidak, dalam ajaran Islam pacaran dan ikhtilat dengan perempuan yang bukan mahramnya itu sangat diharamkan. Namun problemanya dalam pendidikan kita terjadi ikhtilat juga. Kedua permasalahan ini ibarat seperti mata uang. Jika salah satunya hilang maka bukan mata uang. Begitu juga dengan para remaja, jika tidak pernah merasakan tertarik pada lawan jenis. Pada kondisi seperti ini maka jiwa psikologis perlu dipertanyakan. Untuk menghadapi problema semacam ini, ada obat penawarnya;
1.    hendaknya pacaran yang diusung dilandasi di atas taqwa kepada Allah swt
2.    dalam pacaran hendaknya para remaja memperhatikan nilai – nilai Islam, karena nilai Islam itu banyak mengandung hikmah
3.    dalam pacaran hendaknya tolong menolong dalam berbuat kebaikan. Sehingga hubungan yang kalian bisa berjalan dengan manis dan romantis
4.    pacar kalian hendaknya kalian jadikan sebagai teman curhat
5.    khusus pria jangan serakah untuk menikmati tubuh pacar kalian. Karena itu bukan hak kalian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata