Oleh Mario Teguh Super Note
DUA MUTIARA KARAKTER YANG MENEROBOSKAN
...........
Adik-adikku yang
baik hatinya,
yang sedang belajar memampukan dirinya,
dan yang sedang memulai karir sebagai profesional,
"Kesabaran dan keuletan adalah dua mutiara karakter yang akan
mengeluarkan siapa pun dari kesulitan yang seperti apa pun."
Kakakmu ini tahu pasti bahwa kekurangan dan kelemahan hidup membuatmu
merasa lebih mudah mengeluh dan berkecil hati, daripada bersemangat
dan bersegera bekerja.
Itu yang dulu kurasakan pada diriku, dan yang sekarang
memprihatinkanku karena masih kulihat menyuramkan harapan hidup dari
banyak saudara dan sahabatmu.
Tapi, jika engkau mengerti - keluhan, kegelisahan, dan bahkan
kemarahanmu itu adalah cara Tuhanmu dalam memperlakukan jiwa-jiwa yang
memang disimpannya untuk menjadi pembesar dan pemimpin kehidupan yang
baik di masa depan.
Tuhan tidak menyiapkanmu untuk menjadi pemimpin semua umat dengan
memanjakan dan melemahkanmu dalam gelimang harta, kenikmatan, dan
kemudahan.
Karena, itu hanya akan menumpulkan kepekaanmu terhadap derita
sesamamu, dan membuatmu lebih mudah menistakan nikmat Tuhan daripada
menghargainya sebagai sarana untuk membahagiakan sesama.
Tuhan ingin engkau merasakan dengan persis keadaan dan perasaan
sesamamu yang sedang kekurangan itu, agar engkau kelak menjadi
pemimpin yang penyayang dan yang tidak lalai sedikit pun dari
tanggung-jawab untuk mengentaskan dan menyejahterakan saudaramu yang
miskin dan teraniaya.
Latihan terbaik untuk menjadi pemimpin bagi yang miskin, adalah
kemiskinanmu sendiri.
Pelajaran terbaik untuk menjadikanmu pemimpin yang menyabarkan
sesamamu, adalah kemarahanmu sendiri.
Sehingga persiapan terbaik untuk menjadikanmu pemimpin yang tegas dan
berani, adalah kemarahanmu terhadap penistaan pemimpin yang penuh
dusta terhadap hakmu untuk hidup dengan damai dan sejahtera,
Maka, adik-adikku yang hatinya rawan bagi kemarahan dan yang juga
ranum bagi kebijakan,
Pilihlah kebijakan.
Bijakkanlah dirimu dalam kesabaran dan keuletan.
Tuhan yang akan mengurus pemimpin dan pembesar yang penuh dusta, tidak
jujur, dan merasa ahli menyandiwarakan kepalsuan; maka cukupkanlah
kemarahanmu tentangnya.
Sekarang, berfokuslah menjadikan dirimu siswa dan mahasiswa yang baik
perilaku dan disiplin belajarnya, yang penuh kasih dan hormat kepada
orang tua dan guru, yang menjauhkan dirinya dari hal dan kebiasaan
yang merusak kesehatan dan nama baiknya, dan yang menyiapkan dirinya
bagi sebaik-baik peran di masyarakat, di bisnis, dan di pemerintahan.
Bagi engkau yang baru memulai karir atau yang sudah mulai mapan di
dalam pekerjaanmu, bersabarlah dan kuatkanlah dirimu terhadap undangan
untuk berlaku tidak jujur.
Uang yang mudah didapat akan juga mudah dikeluarkan.
Perhatikanlah kakak-kakakmu yang sudah senior tapi yang mencuri dalam
jabatannya itu. Mereka mungkin berharta banyak, tapi direndahkan dalam
cemooh, dipantaskan bagi kerak neraka oleh kepedihan hati orang miskin
yang dicuri haknya, diperlakukan tidak hormat, dan dibuat mengawali
hukuman akhirat dengan hukuman badan dan jiwa di dunia.
Hmm … tidak ada kebaikan di luar kebaikan.
Maka jadikanlah dirimu orang muda yang sabar dan tekun.
Bahagiakanlah orang tuamu.
Mereka telah mendoakan bagi keselamatan kelahiranmu, bagi kesehatan
dan kegembiraanmu sebagai anak kecil yang lucu, yang mendoakan bagi
kegagahan atau gemulaimu sebagai remaja kebanggaan mereka, yang
mendoakan bagi belahan jiwa yang mencintaimu dan setia memelihara
kebaikan hatimu sampai engkau bercucu-buyut, yang mendoakan bagi
rezeki baikmu dalam pekerjaan yang jujur dan amanah, dan yang
mendoakan bagi peranmu yang besar bagi kebaikan sesamamu dan alam.
...........
Adik kecintaan hatiku,
Jika bukan untuk kebaikan, untuk apakah engkau hidup?
Maka sabarkanlah hatimu dan uletkanlah upayamu.
Karena,
"Kesabaran dan keuletan adalah dua mutiara karakter yang akan
mengeluarkan siapa pun dari kesulitan yang seperti apa pun."
Tetaplah menjadi jiwa baik yang dicintai oleh Tuhan.
Semoga engkau tumbuh dan berkembang dalam keberhasilan jiwa dan peran
bagi kebaikan sesama.
Aamiin
Salam sayang dari Ibu Linna dan saya,
DUA MUTIARA KARAKTER YANG MENEROBOSKAN
...........
Adik-adikku yang
baik hatinya,
yang sedang belajar memampukan dirinya,
dan yang sedang memulai karir sebagai profesional,
"Kesabaran dan keuletan adalah dua mutiara karakter yang akan
mengeluarkan siapa pun dari kesulitan yang seperti apa pun."
Kakakmu ini tahu pasti bahwa kekurangan dan kelemahan hidup membuatmu
merasa lebih mudah mengeluh dan berkecil hati, daripada bersemangat
dan bersegera bekerja.
Itu yang dulu kurasakan pada diriku, dan yang sekarang
memprihatinkanku karena masih kulihat menyuramkan harapan hidup dari
banyak saudara dan sahabatmu.
Tapi, jika engkau mengerti - keluhan, kegelisahan, dan bahkan
kemarahanmu itu adalah cara Tuhanmu dalam memperlakukan jiwa-jiwa yang
memang disimpannya untuk menjadi pembesar dan pemimpin kehidupan yang
baik di masa depan.
Tuhan tidak menyiapkanmu untuk menjadi pemimpin semua umat dengan
memanjakan dan melemahkanmu dalam gelimang harta, kenikmatan, dan
kemudahan.
Karena, itu hanya akan menumpulkan kepekaanmu terhadap derita
sesamamu, dan membuatmu lebih mudah menistakan nikmat Tuhan daripada
menghargainya sebagai sarana untuk membahagiakan sesama.
Tuhan ingin engkau merasakan dengan persis keadaan dan perasaan
sesamamu yang sedang kekurangan itu, agar engkau kelak menjadi
pemimpin yang penyayang dan yang tidak lalai sedikit pun dari
tanggung-jawab untuk mengentaskan dan menyejahterakan saudaramu yang
miskin dan teraniaya.
Latihan terbaik untuk menjadi pemimpin bagi yang miskin, adalah
kemiskinanmu sendiri.
Pelajaran terbaik untuk menjadikanmu pemimpin yang menyabarkan
sesamamu, adalah kemarahanmu sendiri.
Sehingga persiapan terbaik untuk menjadikanmu pemimpin yang tegas dan
berani, adalah kemarahanmu terhadap penistaan pemimpin yang penuh
dusta terhadap hakmu untuk hidup dengan damai dan sejahtera,
Maka, adik-adikku yang hatinya rawan bagi kemarahan dan yang juga
ranum bagi kebijakan,
Pilihlah kebijakan.
Bijakkanlah dirimu dalam kesabaran dan keuletan.
Tuhan yang akan mengurus pemimpin dan pembesar yang penuh dusta, tidak
jujur, dan merasa ahli menyandiwarakan kepalsuan; maka cukupkanlah
kemarahanmu tentangnya.
Sekarang, berfokuslah menjadikan dirimu siswa dan mahasiswa yang baik
perilaku dan disiplin belajarnya, yang penuh kasih dan hormat kepada
orang tua dan guru, yang menjauhkan dirinya dari hal dan kebiasaan
yang merusak kesehatan dan nama baiknya, dan yang menyiapkan dirinya
bagi sebaik-baik peran di masyarakat, di bisnis, dan di pemerintahan.
Bagi engkau yang baru memulai karir atau yang sudah mulai mapan di
dalam pekerjaanmu, bersabarlah dan kuatkanlah dirimu terhadap undangan
untuk berlaku tidak jujur.
Uang yang mudah didapat akan juga mudah dikeluarkan.
Perhatikanlah kakak-kakakmu yang sudah senior tapi yang mencuri dalam
jabatannya itu. Mereka mungkin berharta banyak, tapi direndahkan dalam
cemooh, dipantaskan bagi kerak neraka oleh kepedihan hati orang miskin
yang dicuri haknya, diperlakukan tidak hormat, dan dibuat mengawali
hukuman akhirat dengan hukuman badan dan jiwa di dunia.
Hmm … tidak ada kebaikan di luar kebaikan.
Maka jadikanlah dirimu orang muda yang sabar dan tekun.
Bahagiakanlah orang tuamu.
Mereka telah mendoakan bagi keselamatan kelahiranmu, bagi kesehatan
dan kegembiraanmu sebagai anak kecil yang lucu, yang mendoakan bagi
kegagahan atau gemulaimu sebagai remaja kebanggaan mereka, yang
mendoakan bagi belahan jiwa yang mencintaimu dan setia memelihara
kebaikan hatimu sampai engkau bercucu-buyut, yang mendoakan bagi
rezeki baikmu dalam pekerjaan yang jujur dan amanah, dan yang
mendoakan bagi peranmu yang besar bagi kebaikan sesamamu dan alam.
...........
Adik kecintaan hatiku,
Jika bukan untuk kebaikan, untuk apakah engkau hidup?
Maka sabarkanlah hatimu dan uletkanlah upayamu.
Karena,
"Kesabaran dan keuletan adalah dua mutiara karakter yang akan
mengeluarkan siapa pun dari kesulitan yang seperti apa pun."
Tetaplah menjadi jiwa baik yang dicintai oleh Tuhan.
Semoga engkau tumbuh dan berkembang dalam keberhasilan jiwa dan peran
bagi kebaikan sesama.
Aamiin
Salam sayang dari Ibu Linna dan saya,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata