15 Jun 2012

Kembangkan Potensi Anak dengan Permainan Tradisional

Pendahuluan   
Perkembangan zaman menuntut segalanya berubah, entah dari kebutuhan hingga sektor pendidikan. Tidak dapat dipungkiri lagi jika permainan tradisional semakin tersisih dengan perkembangan zaman.  Para siswa tampaknya semakin senang duduk di depan komputer untuk menikmati permainan modern dengan mengabaikan kreativitas dan keaktifan mereka.
Permainan modern itu secara tidak langsung mengajarkan kepada anak untuk malas bergerak dan cenderung untuk selalu pasif. Selain itu games modern menghilangkan sifat kemanusian seorang anak seperti musyawarah aktif dan selalu bergerak kemanapun dan skill dan keberanian. Antitesis dari permainan modern adalah permainan tradisional.
Kalau dikaji secara mendalam, permainan tradisional itu sangat bermanfaat bagi siswa yakni melatih anak untuk mengarungi hidup secara tidak langsung. Dahulu anak-anak (siswa) senang sekali dengan permainan tradisional yang mana permainan itu sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya psikomotoriknya. Tidak hanya itu, di sekolah-sekolah jarang diperkenalkan permainan tradisional.
Permainan tradisional menurut James Danandjaja (1987) adalah salah satu bentuk yang berupa permainan anak-anak, yang beredar secara lisan di antara anggota kolektif tertentu, berbentuk tradisional dan diwarisi turun temurun serta banyak mempunyai variasi. Sifat atau cirri dari permainan tradisional anak sudah tua usianya, tidak diketahui asal-usulnya, siapa penciptanya dan darimana asalnya. Biasanya disebarkan dari mulut ke mulut dan adang-kadang mengalami perubahan nama atau bentuk meskipun dasarnya sama. Jika dilihat dariakar katanya, permainan tradisional tidak lain adalah kegiatan yang diatur oleh suatu peraturan permainan yang merupakan pewarisan dari generasi terdahulu yang dilakukan manusia (anak-anak) dengan tujuan mendapat kegembiraan.
Menurut Atik Soepandi, Skar dkk. (1985-1986), permainan adalah perbuatan untuk  menghibur dengan menggunakan alat ataupun tidak. Sedangkan yang dimaksud tradisional adalah segala sesuatu yang dituturkan atau diwariskan secara turun temurun dari orang  tua atau nenek moyang. Jadi permainan tradisional adalah segala perbuatan baik mempergunakan alat atau tidak, yang diwariska secara turun temurun dari nenek moyang, sebagai sarana hiburan atau untuk menyenangkan hati.
Permainan tradisional ini bisa dikategorikan dalam tiga golongan, yaitu : permainan untuk bermain (rekreatif), permainan untuk bertanding (kompetitif) dan permainan yang bersifat edukatif.
Permainan tradisional yang bersifat rekreatif pada umumnya dilakukan untuk mengisi waktu luang.
Permainan tradisional yang bersifat kompetitif, memiliki ciri-ciri : terorganisir, bersifat kompetitif, diainkan oleh paling sedikit 2 orang, mempunyai criteria yang menentukan siapa yang menang dan yang kalah, serta mempunyai peraturan yang diterima bersama oleh pesertanya.
Sedangkan permainan tradisional yag bersifat edukatif, terdapat unsur-unsur pendidikan di dalamnya. Melalui permainan seperti ini anak-anak diperkenalkan dengan berbagai macam ketrampilan dan kecakapan yang nantinya akan mereka perlukan dalam menghadapi kehidupan sebagai anggota masyarakat. Berbagai jenis dan bentuk permainan pasti terkandung unsur pendidikannya. Inilah salah satu bentuk pendidikan yang bersifat non-formal di dalam masyarakat. Permainan jenis ini menjadi alat sosialisasi untuk anak-anak agar mereka dapat menyesuaikan diri sebagai anggota kelompok sosialnya.

Pengaruh perkembangan tekhologi terhadap permainan tradisional
Tidak dapat disangkal lagi jika perkembangan dunia modern ini banyak berpengaruh pada psikis seorang anak. Sebagai perbandingannya kalau masa dahulu anak SD belum mengerti tentang dunia pacaran tapi sekarang mereka sudah mengerti. Bahkan lebih mengerikan lagi banyak para remaja ataupun anak-anak yang terkontaminasi dengan informasi-informasi dari perkembangan tekhnologi salah satu yang paling popular adalah television.
Selain itu, pengaruh perkembangan dunia modern juga berimbas pada psikomotorik seorang anak atau yang penulis istilahkan dengan keaktifan mereka dalam bergerak. Ini tidak lepas dari banyaknya permainan modern yang lebih mengandalkan aspek kognitif saja dengan tidak bergerak, salah satu contohnya permainan yang ada di game computer, playstation dan lain-lain. Permainan semacam ini secara kasat mata pelakunya lebih banyak diam tidak bergerak.
Maka menurut penulis, salah satu permainan yang meningkatkan mobilitas peserta didik adalah permainan tradisional. Secara gambling karakter permainan tradisional memang sangat sederhana namun manfaatnya sangat besar untuk peserta didik. Selain untuk meningkatkan mobilitas permainan tradisional juga bertujuan untuk menghibur anak agar senantiasa bahagia. Masing-masing karakter permainan tradisional mempunyai fungsi yang berbeda untuk memuaskan pelakunya dalam memainkan jika ditinjau dari berbagai aspek, seperti; kreativitas, edukatif, kompetitif dan kemauan untuk menang.

Bagaimana cara mengembangkannya,
Dunia anak tidak akan pernah terlepas dari permainan. Dan bisa dipastikan bahwa pribadi anak akan selalu senang atau suka terhadap segala macam permainan yang ada dalam kehidupannya. Namun yang selanjutnya menjadi pertanyaan ialah permainan jenis apa yang seharusnya dimainkan oleh anak sehingga ia tidak hanya bermain, melainkan juga permainan itu bersifat edukatif.
Menurut penulis, permainan yang sangat mengasah kreativitas peserta didik atau anak adalah permainan tradisional. Cuma permasalahannya sekarang permainan tradisional semakin lama semakin hilang ditelan oleh zaman karena kalah saing dengan permainan modern. Permasalahan seperti ini seharusnya menjadi perhatian bagi pemerintah terutama Menteri Pendidikan Nasional jika permainan tradisional itu sangat urgen terhadap tumbuh kembang peserta didik.
Dalam permainan tradisional sangat mungkin terdapat gejala kognitif seperti pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi dan berfikir. Jika melihat pentingnya fungsi permainan tradisional maka untuk itu sudah saatnya permainan tradisional dikembangkan dilembaga pendidikan, metodenya;
·    Seorang pendidik harus mempelajari permainan tradisional dan mempraktiknya dalam pembelajaran
·    Permainan tradisional seharusnya dimasukkan dalam kurikulum pendidikan, supaya permainan tradisional tidak hilang ditelan oleh masa.

Manfaat permainan tradisional
Permainan Tradisional Bermanfaat untuk Anak Permainan-permainan tradisional memiliki nilai positif, misalnya anak menjadi banyak bergerak sehingga terhindar dari masalah obesitas anak. Sosialisasi mereka dengan orang lain akan semakin baik karena dalam permainan dimainkan oleh minimal 2 anak. Selain itu, dalam permainan berkelompok mereka juga harus menentukan strategi, berkomunikasi dan bekerja sama dengan anggota tim.
Kendalanya adalah terbatasnya lapangan di kota-kota besar, sementara banyak permainan yang memerlukan arena yang luas. Kendala besar lainnya adalah karena larangan dari orang tua. Mereka takut anak-anak mereka terluka, kotor atau kulit anak menjadi terbakar karena bermain di lapangan terbuka. Hasilnya, banyak orang tua yang memberikan mainan elektronik yang disukai anak. Padahal permainan ini cenderung membuat anak sulit bersosialisasi sehingga anak menjadi pemalu, penyendiri dan individualistis. Juga makin banyak anak menjadi obesitas karena kurang bergerak.
Memberi kebebasan secara seimbang untuk anak bermain bersama teman-temannya dapat memberikan nilai positif. Bermain dapat menjadi sarana belajar dan mengembangkan nilai EQ pada anak. Tetapi, tentu saja harus dalam pengawasan dan memberi batasan waktu yang jelas agar tidak semua waktu digunakan untuk bermain.
Jika Anda belum pernah mengenal permainan tradisional tersebut, coba tanyakan kepada orang tua Anda berbagai jenis permainan yang seru dan bernilai positif tersebut. Jika Anda sering bermain permainan tersebut di masa kecil, ajarkan permainan yang mungkin belum diketahui anak sembari Anda bernostalgia saat memainkan permainan tersebut saat masih kecil. Sesekali Anda juga dapat ikut bermain sehingga hubungan Anda dan anak akan semakin dekat.
Ini manfaatnya menurut penulis;
1.    Melatih kreativitas peserta didik
2.    Meningkatkan mobilitas pelakunya
3.    Menguranig obesitas pelakunya karena dalam permainan tradisional itu menuntut untuk bergerak
4.    Dekat dengan alam, karena rata-rata permainan tradisional berasal dari alam
5.    Mengajarkan peserta didik untuk bermusyawarah, karena peraturannya berdasarkan kesepakatan bersama
6.    Melatih jiwa kepemimpinan mereka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata