30 Nov 2010

Patologi Bencana

Oleh M. Feri Firmansyah
Bencana lagi, bencana lagi, kapan selesai dan kapan Indonesia bisa tenang. Inilah yang kta yang cocok untuk Indonesia yang tidak pernah lepas dari bencana. Hampir setiap tahun Indonesia selalu diterpa oleh bencana, entah itu banjir bandang
, gunung meletus, kebakaran hutan dan yang paling mengerikan adalah Tsunami.
Ibarat seperti bunga, bunga itu akan mati apabila kekurangan air. Begitu juga dengan bencana. Bencana itu akan terjadi pasti penyebabnya melalui tulisan ini penulis akan mengupas kenapa bencana itu ada, dilihat dari beberapa aspek antara lain agama dan sosial. Apabila dilihat dari perspektif agama kerusakan dimuka bumi karena ulah perbuatan manusia itu sendiri, hal ini telah difirmankan oleh Allah swt dalam surat Al Fajr ayat 12 “lalu mereka banyak berbuat kerusakan di negeri itu” dan perbuatan -perbuatan yang mereka lakukan yakni dengan berbuat kerusakan di muka bumi seperti menebang pohon secara liar, pengeboman laut oleh para nelayan serta pembuangan sampah di sungai.
Hampir semua bencana terjadi karena ulah manusia cenderung materialistik, tamak dan lebih mementingkan egonya untuk meraih harta sebanyak – banyaknya. Sehingga keseimbangan alam  dirusak  hanya untuk kepentingan sesaat. gunung yang indah dibabat oleh manusia sampai habis. Implikasi dari perbuatannya itu, Allah swt sengaja menurunkan bencana baik berupa seperti Banjir maupun tanah longsor. Seperti Firman Allah swt “Dan apabila dikatakan kepada mereka, janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi. Mereka menjawab, sesungguhnya kami adalah orang yang mengadakan perbaikan” (Q.S. 2: 11).
Dari ayat di atas telah dijelaskan jika penyebab kerusakan alam ini adalah karena keserakahan Manusia untuk mengisi perutnya, nafsu yang besar. Sehingga tidak heran jika keseimbangan ala mini rusak karena keserakahan manusia. Tidak salah jika Allah swt berfirman “dan orang yang berbuat kerusakan di bumi. Mereka itulah orang – orang yang merugi” (Q.S. Al – Baqarah: 27).
Dan akibat kerugian dari perbuatan mereka yaitu terjadinya banjir bandang, Tsunami, tanah longsor dan lain – lain kesemuanya itu akibat perbuatan manusia, ibarat kata pepatah “air susu dibalas dengan air tubah” inilah kata yang cocok untuk menggambarkan keserakahan manusia yang lebih mementingkan kepentingan yang bersifat pragmatis. Akibat keserakan itu, ratusan bahkan ribuan orang yang tidak berdosa harus menanggung getahnya pula. Seperti Tsunami yang setinggi 1,5 meter menyapu bersih wilayah pulau Pagai Selatan dan Pagai Utara kabupaten kepulauan mentawi, Sumatra Barat. Biasanya Tsunami muncul setelah gempa yang berkekuatan besar.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dani Hilman dan Kerry Sieh dari California Institute of Technologi America, bencana atau banjir terjadi akibat naik turunnya dasar pesisir pantai ini akibat dari aktivitas teknotik yaitu penunjaman lempeng Indonesia Australia terhadap lempeng Eurasia.
Pelepasan energi ini menimbulkan gempa besar yang dikiuti proses penghimpunan kembali energi dtepi lempeng itu. Tekanan antar lempeng terus menerus berlangsung. Maka gempa, akan terjadi sampai bantuan di daerah itu tidak terjadi lagi.
Setelah terjadi kenaikan permukaan, dalam hitungan ratusan tahun, bagian yang terangkat itu berangsur – angsur turun lagi sebagai akibat dari penekanan tadi. Jika permukaan laut turun hingga meredam seluruh koral itu tumbuh lagi. Turunnya permukaan ini mengakibatkan bentuk mikroatol ini bagai topi Khas Meksiko, Sambero.
Dari deskripsi penelitian yang dilakukan oleh Danny Hilman dan Kerry Sieh, bahwa banjir itu terjadi  akibat kerusakan terumbuh karang di laut, fungsi terumbuh karang sebagai penjagai keseimbangan laut. Selain itu, tumbuhan bakau juga habis dibabat, padahal tumbuhan ini berfungsi sebagai penahan air karena meresap air.
Dengan hilangnya terumbuh karang dan tumbuhan secara otomatis permukaan laut akan naik dan mengakibatkan banjir. Inilah yang tidak disadari oleh para nelayan yang suka mengebom ikan dan sebagai implikasi dari perbuatannya itu Allah swt senganja menurunkan bencana agar manusia mau berfikir.
Tidak hanya itu, coba kita lihat Jakarta yang selalu langganan banjir, ini juga diakibatkan perbuatan manusia yang suka membuang sampah di sungai. Dan akibat dari banjir itu pula muncul berbagai macam penyakit seperti korengan, deman dan lain – lain. Menurut penelitian sungai yang paling kotor di asia adalah air yang ada di Jakarta.
Adanya bencana yang beruntun membuat Indonesia selalu berduka karena belum habis bencana yang satu sudah ada bencana yang lain. Namun dibalik bencana itu ada hikmah yang begitu besar untuk dikaji secara komperehensif yang apabila kita mau mau merenung.
Diantara hikmah bencana di Indonesia antara lain. Pertama, dengan adanya bencana itu manusia akan lebih sadar jika bencana itu akibat perbuatannya sendiri. Bukankah Allah swt menyururh hambanya untuk berfikir kenapa segala sesuatu itu ada “ tidakkah kamu berfikir” itulah pernyataan Allah swt kepada hambanya agar mau merenungi setiap cobaan yang menimpanya. Kedua, dengan adanya bencana membangkitkan jiwa para dermawan untuk mau peduli terhadap sesama. Ketiga, sebagai pelajaran kepada manusia agar lebih sadar lagi dan tidak merusak alam ini. Kempat, agar manusia bersabar dengan setiap musibah yang menimpanya.

M. Feri Firmansyah
Mahasiswa Tarbiyah UMM 2009
Pengajar di Taman Pendidikan Al Quran AR Ruhama, masjid Ruhama, Malang.
feri@webmail.umm.ac.id
087 863 995 848

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata