9 Nov 2013

Surga, Upah atau Anegerah?


Apakah surga merupakan anugerah Allah atau 'upah' untuk amal kebaikan kita..?

Sebagian orang bertanya tentang adanya hadits Rasulullah yang menyatakan ‘Tak seorangpun diantara kalian dimasukkan oleh amalnya ke dalam surga dan tidak pula diselamatkan dari neraka begitu pula aku, kecuali dengan rahmat dari Allah’, padahal pada ayat-ayat Al-Qur’an banyak disebut kalau surga diperoleh dengan iman dan amal saleh. Selama ini tuduhan yang dialamatkan kepada umat Islam, mereka dicitrakan sebagai sekelompok orang yang sedang menghitung-hitung amal saleh yang dilakukan, apakah sudah memenuhi
syarat untuk masuk surga atau belum, ibaratnya sopir angkot yang sudah ditetapkan target oleh juragannya, lalu ketika target sudah tercapai maka si juragan ‘tidak punya pilihan lain’ untuk memberi hadiah atas prestasinya. Hadits ini mementahkan anggapan tersebut, baik berupa tuduhan dari pihak non-Muslim maupun bagi kalangan Muslim yang memang punya pemahaman demikian. Rasulullah jelas menyatakan ‘bukan amal saleh kita yang akan memasukkan kita ke dalam surga’.

Lalu bagaimana hubungan hadits tersebut dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang menyatakan surga itu diperuntukkan bagi hamba-Nya yang beriman dan beramal saleh. Kita tidak perlu membahas soal syarat keimanan karena pikiran logis sudah bisa menerimanya, tanpa iman tidak akan masuk surga..

Sekarang saya tanya, apabila diselenggarakan suatu pertandingan sepakbola, dan anda sebagai salah seorang ‘bobotoh’ atau ‘bonek’ yang ingin menikmati kegembiraan dalam stadion, menyaksikan secara langsung pertandingan tersebut, apakah anda bisa masuk stadion tanpa memiliki tiket..?? Tentu saja tidak bisa. Tiket merupakan suatu lambang yang mengandung ‘kekuasaan yang didelegasikan’ oleh pihak penyelenggara, bahwa dengan memilikinya artinya si penyelenggara memberikan kesempatan kepada anda untuk masuk stadion. Tanpa tiket, anda tidak bisa masuk stadion. Lalu untuk memperoleh tiket tersebut anda tentu saja harus punya uang, dan uang bisa anda peroleh kalau anda berusaha untuk mendapatkannya. Berikutnya anda harus antri membeli tiket tersebut, tanpa adanya usaha anda untuk mengantri maka logikanya anda tidak akan mendapatkan tiket. Maka dikatakan, tidak seorangpun bisa masuk stadion menonton sepakbola kalau tidak ada tiket, tidak peduli anda punya duit berapapun dan mengantri di tempat penjualannya mulai dari pagi.

Rahmat Allah adalah ‘tiket’ anda untuk masuk surga, sengaja diberikan Allah sebagai syarat untuk itu, tanpa rahmat Allah tersebut tidak seorangpun bakalan bisa masuk surga. Lalu sebagai hamba-Nya, silahkan anda berusaha untuk mendapatkan tiket tersebut, silahkan beramal saleh sebanyak-banyaknya supaya ‘tiket’ tersebut mampu anda beli, silahkan berikhtiar sekuat tenaga seperti halnya anda harus berkeringat untuk antri di loket menunggu berjam-jam agar tiket bisa diperoleh. Namun berbeda dengan tiket yang merupakan benda mati yang pasif, maka rahmat Allah merupakan Allah itu sendiri yang akan bereaksi sesuai usaha kita untuk mendapatkannya. Positif apa yang kita lakukan, positif pula reaksi Allah yang kita terima. Sebaliknya negatif perbuatan kita, maka negatif juga akibat yang kita terima..

"Aku sesuai dengan persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku dan Aku selalu bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, maka Aku pun akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam suatu jemaah manusia, maka Aku pun akan mengingatnya dalam suatu kumpulan makhluk yang lebih baik dari mereka. Apabila dia mendekati-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekatinya sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, maka Aku akan mendekatinya sedepa. Dan apabila dia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari".
44

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata