Oleh Ustadz Yusuf Mansur
BUDAYA PACARAN, BUDAYA SYURGA DUNIA TAPI HAKIKATNYA NERAKA - Budaya pacaran ialah pemborosan melalui kencan, traktiran, tontonan, kini jalan zina itu menjadi kebanggaan.
Bahkan ada yang minder tidak berpacaran. Malu gak maksiat, Naudzubillah. Ini terulang dimasa Jahiliyah dimana hukum Allah tidak menaungi peradaban, ingat pada zaman jahiliyah dulu para suami malu bila mendapatkan anak perempuan, lalu dikuburkan hidup-hidup. Sekarangpun sama, pada pacaran seakan moral anak terkubur - masa depan rawan terkubur bersamaan dengan dampak buruknya di pergaulan bebas.
Pacaran, bertentangan dengan Islam Agama yang mulia dan aturan Allah yang tinggi pada kehidupan ini.
Pacaran tidaklah lepas dari bersentuhan, entah dengan cara berjabat tangan, berboncengan di atas kendaraan, atau berpegangan, berpelukan, berciuman dan lainnya. Memegang dan menyentuh wanita yang bukan mahram adalah perbuatan yang diharamkan dalam agama kita.
Rasulullah -Shollallahu alaihi wasallam- bersabda :
1) Andaikan kepala
seseorang di tusuk dengan jarum besi, itu lebih baik (ringan) baginya
dibandingkan menyentuh kulit seorang wanita yang tak halal baginya.
[HR. Ar-Ruyaniy dalam Al-Musnad (227/2), dan Ath-Thobroniy dalam
Al-Kabir (486, & 487)]
2) Janganlah seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang
wanita kecuali bersama mahromnya�[HR Bukhori: 3006,523, Muslim 1341,
Lihat Mausu'ah Al Manahi Asy Syari'ah 2/102]
3) Tidaklah seorang lelaki bersepi-sepian (berduaan) dengan seorang
perempuan melainkan setan yang ketiganya (HSR.Tirmidzi)
4) Allah SWT Berfirman : Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek (Al Qur�an Surat Al
Isra 32)
5) Kedua tangan berzina dan zinanya adalah meraba, kedua kaki berzina
dan zinanya adalah melangkah, dan mulut berzina dan zinanya adalah
bicara.� (H.R. Muslim dan Abu Dawud)
Orang tua tidak peduli lagi dengan anak gadisnya ketika keluar rumah
bersama laki-laki yg bukan mahramnya. Keluar dengan berpakaian serba
ketat, kemudian dibonceng,. Tidak tahu kemana anak gadisnya dibawa
pergi. Lalu terjadilah apa yang terjadi. Si gadis terkadang pulang
larut malam, namun orang tua hanya membiarkan kemungkaran terjadi di
dalam rumah tangga, dan keluarganya. Inilah Dayyuts yang diharamkan
baginya jannah (surga).
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda : Ada tiga golongan yang
sungguh Allah haramkan baginya surga: pecandu khomer, orang yang
durhaka (kepada orang tuanya), dan dayyuts yang membiarkan kemungkaran dalam lingkungannya. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/69/no. 5372). Hadits ini di-shohih-kan Kitab Shohih Al-Jami (3047)]
Propaganda pacaran melalui TV kelak semua yang terlibat akan diminta pertanggungjawaban dan dosa semua yang melakukan.
Dakwah yang ada kelak juga akan diminta pertanggungjawaban akan kondisi masyarakat yang memprihatinkan tanpa adanya peringatan, semua saling berbagi tugas, saling membina dan tidak lupa doa yang tidak terputus agar Allah tidak menurunkan azabnya kepada mereka yang shalih dan melakukan perbaikan.
BUDAYA PACARAN, BUDAYA SYURGA DUNIA TAPI HAKIKATNYA NERAKA - Budaya pacaran ialah pemborosan melalui kencan, traktiran, tontonan, kini jalan zina itu menjadi kebanggaan.
Bahkan ada yang minder tidak berpacaran. Malu gak maksiat, Naudzubillah. Ini terulang dimasa Jahiliyah dimana hukum Allah tidak menaungi peradaban, ingat pada zaman jahiliyah dulu para suami malu bila mendapatkan anak perempuan, lalu dikuburkan hidup-hidup. Sekarangpun sama, pada pacaran seakan moral anak terkubur - masa depan rawan terkubur bersamaan dengan dampak buruknya di pergaulan bebas.
Pacaran, bertentangan dengan Islam Agama yang mulia dan aturan Allah yang tinggi pada kehidupan ini.
Pacaran tidaklah lepas dari bersentuhan, entah dengan cara berjabat tangan, berboncengan di atas kendaraan, atau berpegangan, berpelukan, berciuman dan lainnya. Memegang dan menyentuh wanita yang bukan mahram adalah perbuatan yang diharamkan dalam agama kita.
Rasulullah -Shollallahu alaihi wasallam- bersabda :
1) Andaikan kepala
seseorang di tusuk dengan jarum besi, itu lebih baik (ringan) baginya
dibandingkan menyentuh kulit seorang wanita yang tak halal baginya.
[HR. Ar-Ruyaniy dalam Al-Musnad (227/2), dan Ath-Thobroniy dalam
Al-Kabir (486, & 487)]
2) Janganlah seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang
wanita kecuali bersama mahromnya�[HR Bukhori: 3006,523, Muslim 1341,
Lihat Mausu'ah Al Manahi Asy Syari'ah 2/102]
3) Tidaklah seorang lelaki bersepi-sepian (berduaan) dengan seorang
perempuan melainkan setan yang ketiganya (HSR.Tirmidzi)
4) Allah SWT Berfirman : Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang jelek (Al Qur�an Surat Al
Isra 32)
5) Kedua tangan berzina dan zinanya adalah meraba, kedua kaki berzina
dan zinanya adalah melangkah, dan mulut berzina dan zinanya adalah
bicara.� (H.R. Muslim dan Abu Dawud)
Orang tua tidak peduli lagi dengan anak gadisnya ketika keluar rumah
bersama laki-laki yg bukan mahramnya. Keluar dengan berpakaian serba
ketat, kemudian dibonceng,. Tidak tahu kemana anak gadisnya dibawa
pergi. Lalu terjadilah apa yang terjadi. Si gadis terkadang pulang
larut malam, namun orang tua hanya membiarkan kemungkaran terjadi di
dalam rumah tangga, dan keluarganya. Inilah Dayyuts yang diharamkan
baginya jannah (surga).
Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda : Ada tiga golongan yang
sungguh Allah haramkan baginya surga: pecandu khomer, orang yang
durhaka (kepada orang tuanya), dan dayyuts yang membiarkan kemungkaran dalam lingkungannya. [HR. Ahmad dalam Al-Musnad (2/69/no. 5372). Hadits ini di-shohih-kan Kitab Shohih Al-Jami (3047)]
Propaganda pacaran melalui TV kelak semua yang terlibat akan diminta pertanggungjawaban dan dosa semua yang melakukan.
Dakwah yang ada kelak juga akan diminta pertanggungjawaban akan kondisi masyarakat yang memprihatinkan tanpa adanya peringatan, semua saling berbagi tugas, saling membina dan tidak lupa doa yang tidak terputus agar Allah tidak menurunkan azabnya kepada mereka yang shalih dan melakukan perbaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata