Oleh M. Feri Firmansyah
Pengembangan Pendidikan adalah kewajaran proses dan sistem. Dalam tata kehidupan yang semakin rumit dan kompleks telah membuat proses dan sistem pendidikan sukar berjalan mulus karena terkantuk berbagai persoalan seperti kejadian lokal, regional, nasional dan internasional.
Kejadian itu tidak cukup direspon dengan keprihatinan, tapi menanggapinya dalam kewajaran tertentu karena upaya pendidikan mempunyai batasan tertentu.
Kualitas Manusia: Eksistensi-Konsekuensi
STRATEGI PENGEMBANGAN PAI
MELALUI RISET DAN EVALUASI
A. PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
Suatu Kewajaran Proses dan Sistem
Dalam tata kehidupan yang semakin rumit dan kompleks telah membuat proses dan sistem pendidikan sukar berjalan mulus karena terkantuk berbagai persoalan seperti: kejadian lokal, regional, nasional dan internasional. Kenyataan itu tidak cukup direspon dengan keprihatinan, tapi menanggapinya dalam kewajarab tertentu karena upaya pendidikan mempunyai batasan tertentu.
Hikmah yang diharapkan; tumbuhnya upaya kreatif secara terus menerus dalam mengembangkan pendidikan tanpa beban “kenestapaan”.
B. KWALITAS MANUSIA (Eksistensi-Konsekwensi)
1. Fi ahsani taqwim (sebaik-baik bentuk kejadian) (QS. At-Tiin: 4)
2. Memiliki potensi (QS. An-Nahl: 78)
Dengan pendengaran, penglihatan, hati:
C. RISET DAN EVALUASI
Suatu kebutuhan yang urgen menurut Borg dan Gall dalam Educational Research dan W. Tayler dalam Prospects for Research and Development and School Change:
Riset dan Evaluasi pendidikan merupakan dua jurus empirical inquiry disamping pengukuhan dalil-dalil naqliyah yang sanggup menjadi landasan pengembangan pendidikan yang bijak. Hal itu karena misi dan tanggungjawab PAI lebih berat dan kompleks daripaada jenis pendidikan lainnya, yakni; tugas pengajaean dan dakwah.
D. STRATEGI “Meminjam Model”
Banyak model riset pengembangan pendidikan. Masing-masing mempunyai pentahapan dan langkah-langkah yang kadang berbeda. Seperti pada aspek-aspek:
1. Strategi Perencanaan Program
2. Strategi Pengembangan Produk
3. Strategi Penyebarluaskan Produk
E. MODAL YANG HARUS DIMILIKI
1. Modal kelembagaan: Memiliki Badan Riset
2. Modal SDM: Tenaga penelitian yang handal
PEMBAHARUAN PAI
DALAM KONTEKS KONSEP ILMU
A. PENDAHULUAN
DR. Soedjatmoko dalam seminar internasional tentang “The Future of Mankind and Cooperation Among Religion” (1987), mengutip prediksi filsuf Perancis Andra Malraux yang mengatakan: bahawa abad XXI adalah abad agama atau umat manusia tidak akan lama menikmati abad tersebut, mengapa? Sebab abad XX telah melahirkan Perang Dunia 2x, dan kini manusia telah kehilangan Tuhan atau telah mengusirNya dari wilayah pertimbangan politik. Kekuasaan telah terpisah dari moral.
Gambaran diatas merupakan kelanjutan semata dari ferakan renaisans di Eropa yang memberikan otonomi tanpa batas kepada manusia, termaksud dalam masalah moral dan etika.
Arus pemikiran renaisans dengan humanisme sekulernya telah berkembang sedemikian rupa. Sistem etik yang bercorak antropomorfis telah menempatkan manusia sebagai pusat segala-galanya. Akibatnya semakin mendorong lahirnya peradaban yang serba sekuler.
Apa dampaknya bagi PI?
Kejadian itu tidak cukup direspon dengan keprihatinan, tapi menanggapinya dalam kewajaran tertentu karena upaya pendidikan mempunyai batasan tertentu.
Kualitas Manusia: Eksistensi-Konsekuensi
- Fi ahsani taqwim (Qs. At-tiin: 4)
- Memiliki potensi
STRATEGI PENGEMBANGAN PAI
MELALUI RISET DAN EVALUASI
A. PENGEMBANGAN PENDIDIKAN
Suatu Kewajaran Proses dan Sistem
Dalam tata kehidupan yang semakin rumit dan kompleks telah membuat proses dan sistem pendidikan sukar berjalan mulus karena terkantuk berbagai persoalan seperti: kejadian lokal, regional, nasional dan internasional. Kenyataan itu tidak cukup direspon dengan keprihatinan, tapi menanggapinya dalam kewajarab tertentu karena upaya pendidikan mempunyai batasan tertentu.
Hikmah yang diharapkan; tumbuhnya upaya kreatif secara terus menerus dalam mengembangkan pendidikan tanpa beban “kenestapaan”.
B. KWALITAS MANUSIA (Eksistensi-Konsekwensi)
1. Fi ahsani taqwim (sebaik-baik bentuk kejadian) (QS. At-Tiin: 4)
2. Memiliki potensi (QS. An-Nahl: 78)
Dengan pendengaran, penglihatan, hati:
C. RISET DAN EVALUASI
Suatu kebutuhan yang urgen menurut Borg dan Gall dalam Educational Research dan W. Tayler dalam Prospects for Research and Development and School Change:
Riset dan Evaluasi pendidikan merupakan dua jurus empirical inquiry disamping pengukuhan dalil-dalil naqliyah yang sanggup menjadi landasan pengembangan pendidikan yang bijak. Hal itu karena misi dan tanggungjawab PAI lebih berat dan kompleks daripaada jenis pendidikan lainnya, yakni; tugas pengajaean dan dakwah.
D. STRATEGI “Meminjam Model”
Banyak model riset pengembangan pendidikan. Masing-masing mempunyai pentahapan dan langkah-langkah yang kadang berbeda. Seperti pada aspek-aspek:
1. Strategi Perencanaan Program
2. Strategi Pengembangan Produk
3. Strategi Penyebarluaskan Produk
E. MODAL YANG HARUS DIMILIKI
1. Modal kelembagaan: Memiliki Badan Riset
2. Modal SDM: Tenaga penelitian yang handal
PEMBAHARUAN PAI
DALAM KONTEKS KONSEP ILMU
A. PENDAHULUAN
DR. Soedjatmoko dalam seminar internasional tentang “The Future of Mankind and Cooperation Among Religion” (1987), mengutip prediksi filsuf Perancis Andra Malraux yang mengatakan: bahawa abad XXI adalah abad agama atau umat manusia tidak akan lama menikmati abad tersebut, mengapa? Sebab abad XX telah melahirkan Perang Dunia 2x, dan kini manusia telah kehilangan Tuhan atau telah mengusirNya dari wilayah pertimbangan politik. Kekuasaan telah terpisah dari moral.
Gambaran diatas merupakan kelanjutan semata dari ferakan renaisans di Eropa yang memberikan otonomi tanpa batas kepada manusia, termaksud dalam masalah moral dan etika.
Arus pemikiran renaisans dengan humanisme sekulernya telah berkembang sedemikian rupa. Sistem etik yang bercorak antropomorfis telah menempatkan manusia sebagai pusat segala-galanya. Akibatnya semakin mendorong lahirnya peradaban yang serba sekuler.
Apa dampaknya bagi PI?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata