10 Jan 2012

Ananlisis Materi PAI-III Buku Ajar Fiqih Madrasah Tsanawiyah




Oleh
M. Feri Firmansyah 09110029
Tarbiyah
Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Malang






Progam Pengajaran

a. Kompetensi yang tertulis
Kompetensi yang tertulis dari kelas VII hingga IX lebih menekankan pada aspek pemahaman(nalar)  secara komperehensif. Padahal pemahaman mendalam tentang materi itu belum cocok pada siswa MTS atau sekolah menengah pertama. Ini yang perlu diperhatikan yakni tidak sinergisnya antara standar kompetensi dengan kompetensi dasarnya contohnya pada kelas VII standar kompetensi; Melaksanakan Ketentuan Thaharah, Kompetensi dasarnya; menjelaskan macam-macam najis
(seharusnya ini kata operasional yang tepat yakni menyebutkan).

b. Kata operasional yang digunakan
Kata operasional yang digunakan dalam buku pengajar Fiqih kelas VII-IX Madrasah Tsanawiyah banyak masih belum dirumuskan secara jelas baik dalam Standar Kompetensi maupun Kompetensi Dasar. Bahkan tidak jelas lagi, ada pemateri yang belum mampu menjelaskan kata operasional dari Standar Kompetensi menjadi Kompetensi Dasar. Sebagaimana yang terjadi pada pemateri analisis untuk kelas VII, dalam analisis materi yang mereka jelaskan, dan  menggunakan kata mengenal dalam Standar Kompetensi, sedangkan kata memahami dalam Kompetensi Dasar. Selain itu, program pengajaran tidak sinergis dengan daftar isinya.

c. Indikator pencapaian dan alokasi waktu
Untuk indikator  pencapaian dari kelas VII-IX tidak dicantumkan oleh penulis. Alokasi waktu  didalam buku Fiqih kelas VII-IX banyak yang mengacu pada konsep KTSP. Waktu yang disajikan dalam analisis materi PAI III  ini bisa di katakan masih kurang sempurna  bahkan lebih kacau lagi, karena banyak alokasi waktu yang belum memadai. Banyak kejadian ketika membahas tentang alokasi waktu, yaitu ada yang mengabungkan lokasi waktu selama satu semester, ini tentu saja mempersulit proses analisis. Seperti dalam makalah yag disajikan untuk kelas IX.

d. Kontinuitas program
Program pengajaran dari kelas VII hingga IX belum bisa ditemukan kontinuitas program pengajaran yang benar-benar mempunyai korelasi dengan baik. Hal ini dikarenakan buku rujukan yang digunakan oleh setiap pemateri berbeda-beda penerbitnya. Namun pada kelas IX untuk daftar isi penulis tidak mendetailkannya sebagai gambaran materi yang akan dijelas. Ini tentu bisa saja menyebabkan tidak adanya kesinambungan antara materi dalam masing-masing tingkatan, sehingga kontinuitas program susah untuk dipahami.


Materi pengajaran
a. Pokok bahasan
Pada masing-masing kelas pokok bahasan bersifat berkesinmbungan untuk kelas VII dan Kelas IX, yakni antara materi selanjutnya memiliki keterkaitan dengan materi sebelumnya. Namun perlu cacat pada kelas VI sujud tilawah dibahas pada kelas VII supaya tidak terjadi pemecahan materi.
b. Sistematik pembahasan
Untuk sistematika pembahasan, terdapat perbedaan yang mencolok pana masing-masing buku yang berbeda penerbit. Sistematika pembahasan dari Ibadah-Muamalah, pada kelas IX dikemukan tentang aqidah pada semester 1 kemudian pada materi selanjutnya mengenai tetang ibadah dan muamalah juga. Hal ini di satu sisi memang baik karena memudahkan proses mengajar, namun di sisi lain hal ini menyulitkan peserta didik untuk memahami isi/substansi materi.




c. Dalil yang digunakan
Terkait dalil yang digunakan, hal ini tidak bisa terlepas dari derajat kesahihan hadits maupun kesesuaian antara dalil yang dikemukakan dengan materi yang diajarkan. Dalil yang shahih dalam pengambilan dasar merupakan pondasi yang penting, secara keseluruhan pada tiap-tiap materi fiqh kelas VII-IX sudah menggunakan dalil-dalil yang shahih.

d. Evaluasi yang dilakukan
Banyak penyaji yang mampu mengevaliasi buku ajar dengan cukup baik. Beberapa diantaranya bahkan mampu membuat analisis program pengajaran tersusun dengan dengan baik seperti yang dilakukan oleh penyaji buku ajar kelas VII-IX. Mayoritas evaluasi yang dilakukan banyak memadai program pengajaran dan bisa dipahami oleh peserta didik. Namun banyak pula yang mampu menyentuh pada tahap substansi materi. Secara langsung semua penyaji pasti menyajikan kelebihan dan kekurangan buku.

e. Relevansi Materi Pengajaran dengan Program Pengajaran
Antara materi pengajaran dengan program pengajaran sudah relevan, kenapa demikian? Karena pada materi pengajaran sudah disebutkan apa yang tercantum pada program pengajaran. Cuma yang menjadi catatan penting yakni terjadi salah tafsir arti kata pada kelas IX mengenai kepengurusan jenazah dan perawatan jenaza. Ini hanya untuk membiasakan pemahaman benar pada peserta didik saja.
Untuk itu, analisis materi PAI yang dipaparkan oleh para pengaji dari kelas VII-IX,  sudah cukup relevan antara materi pegajaran dengan program pengajaran dan disimpulkan bahwa para penyaji sudah melaksanakan analisis dengan baik.






3 komentar:

Mari kita membaca dengan hati plus mata