23 Jan 2012

BELAJAR DARI NAFAS

Oleh Fajar Kusuma


Allah telah memberikan kita paru-paru untuk bernafas, tanpa nafas manusia pasti mati. Tugas paru-paru adalah memompa nafas. Tetapi sadarkah kita bahwa paru-paru mengembang dan mengempis
tanpa perintah dan kesadaran dari kita?!

HAL ITU KARENA PARU-PARU BERDZIKIR KEPADA ALLAH !!!

Apa hubungannya paru-paru dengan dzikir?

Apakah anda lupa bahwa paru-paru adalah makhluk (ciptaan) dan Allah adalah Sang Kholiq (Pencipta)? bukankah sudah kewajiban makhluk untuk tuduk patuh kepada Penciptanya? bukankah sudah seharusnya bagi makhluk untuk beribadah dan berdzikir kepada Tuannya?

“Tidaklah kamu tahu bahwasanya Allah: kepada-Nya bertasbih apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan mengembangkan sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) sembahyang dan tasbihnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereja kerjakan”. (An Nuur :41)

Subhanallah!!
Ayat ini menunjukkan bahwa semua makhluk yang ada di langit dan di bumi berdzikir dan memiliki cara sembahyang masing-masing. Burung dengan kepakan sayapnya dan paru-paru kita dengan kembang kempisnya. Maka apa yang terjadi bila paru-paru kita lalai dari dzikir kepada Allah? Niscaya kematian yang akan kita dapatkan.

Bagaimana pula apabila kita lalai dari mengingat Allah.....? Renungkan wahai manusia

Jangan sampai kematian ekonomi, keharmonisan rumah tangga, keamanan hidup, hancurnya kehidupan sosial kita dll disebabkan karenaita LALAI dari mengingatnya

Jangan sampai pula kematian hati sehingga kita tidakmerasakan kekhusyukan dalam ibadah, hilangnya kelezatan bermunajat kepadaNya, hati yang jumud! yang beku! yang tidak bergetar tatkala namaNya membahana di udara, atau tangisan dari mata yangmengalir tatkala dibisikkan pelan namaNya ke telinga kita

Jangan sampai pula kematian cahaya iman menghampiri kita..........
Jangan sampai kemunafikan bercokol di hati kita

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (An nisaa’:142)

SABAR DAN SYUKUR

Perhatikan kembang kempisnya nafas kita, rasakan prosesnya
Apakah kita tidak bertanya bilamana nafas ini menyedot terus tanpa henti, lalu apa pula yang terjadi bila nafas ini terus mendorong tanpa henti??? Betul tiada lain tiada bukan kecuali kematian.

Janganlah kita mengambil terlalu banyakdari dunia ini dan jangan pula membuang terlampau banyak, bersikaplah pertengahan

Kita sadar kita gampang mengambil nafas harus gampang pula melepasnya, tatkala ada yang datang kepada kita dengan gampang kita menerimanya dan dengan mudah kita melepasnya

Tatkala datang harta duniawi janganlah lupa untuk mengeluarkannya di jalan Allah

Datangnya kebahagiaan dan kesusahan dan yang selain keduanya harusnya kita mudah menerimanya. Apabila bahagia datang kita terima dengan kebahagiaan dan rasa syukur, sambil kita ingat bahwa suatu saat ia akan berganti dengan kesusahan maka kita telah siap melepas kebahagiaan dan menerima kesusahan dengan sabar. Lalu kita memohon kepada Allah akan datangnya kebahagiaan yang lebih baik setelah kesusahan

Sungguh sabar dan syukur adalah dua sayap yang akan menghantarkan kita menuju cintaNya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata