6 Jul 2013

Pesan Taufik Ismail

Budayawan Taufik Ismail pernah menyampaikan pertanyaan kepada pemred majalah porno di Indonesia dan para sineas muda yang menuntut lembaga sensor film dibubarkan saat Beliau menjadi saksi Ahli di sidang gugatan mereka di Mahkamah Konstitusi. kutipan selengkapnya begini:


‘Saya pernah menantang pemred sebuah majalah porno luar negeri yang majalahnya itu juga terbit di Indonesia. Bagaimana seandainya model dalam majalah yang dibuatnya itu adalah ibu kandungnya, saudara perempuannya atau istrinya. Apakah mereka malu atau tidak. Sampai saat ini tidak ada jawaban dari pemred majalah tadi,” paparnya.

Ia pun melanjutkan, ”Sekarang saya tantang para pembuat film ini. Bagaimana kalau adegan-adegan mesum yang kalian buat itu dilakukan oleh ibu kalian, kakak perempuan kalian, atau istri kalian. Malukah kalian?”

Masih dengan nada keprihatinan, Beliau membaca puisi yang bagus sekali tentang pornografi, ini dia puisinya :

Di desa kami ada Tebing yang Curam dan ada Jurang yang dalam. Di antaranya, ada sepetak tanah datar tempat anak-anak bermain. Tebing dan jurang tersebut dikelilingi oleh pagar’. Tiba-tiba anak-anak muda ABG yang sedang bermain, berdemo. Kami menuntut pagar dibongkar, kami menuntut kebebasan. Kami tolak pembatasan dalam bentuk apa pun.

Apa itu pagar, apa itu pembatasan. Kami mau bebas sebebas-bebasnya. Demo berlangsung dengan hiruk pikuk. Namun, sekelompok anak muda lainnya yang tidak ikut berdemo hanya mengatakan bahwa mereka yang berdemo itu adalah buta semua matanya. Karena mereka tidak bisa melihat tebing yang tinggi dan jurang yang dalam. Yang kalau masuk ke dalamnya bisa patah tulang-tulang bahkan mati.

[Taufik Ismail]

Kebenaran adalah kebenaran yang akan sampai kepada telinga-telinga yang masih terbuka. Mereka yang memiliki fitrah suci itu tidak akan pernah mati. Dan akan selalu terlahir dari rahim-rahim bangsa ini, putra-putri peradaban yang memberikan warna entertaimen kita. Sungguh ALLAH akan tidak akan membiarkan potensi kepahlawanan dari tiap hambanya itu diam, tanpa diledakkan!!

Parlan.

*ikut prihatin juga mendengar para sineas muda yang berkeinginan membubarkan lembaga sensor film. Semoga mereka dikaruniai hidayah untuk berbicara lagi dengan hati nuraninya yang paling dalam….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata