22 Apr 2012

Hakikat Pendidikan; Indonesia Mengajar “Revolusi Pendidikan Indonesia Merentas Jalan Menuju Cita-cita Bangsa”

20 April 2012, Seminar Nasional

Di
Base Dome UMM (Universitas Muhammadiyah Malang)


oleh Anis Baswedan

Berbicara pendidikan itu sangat rumit, tapi yang terpenting di penerapan di kelas. Aktivitas pembelajaran yang masih mengandalkan pendekatan tekstual merupakan persoalan yang sangat klasik, ini yang mendesak praktisi pendidikan untuk melakukan penanganan serius. Dalam pendidikan, proses pembelajaran merupakan hal yang paling fundamental. Tapi menjadi suatu problem manakala pembelajaran tersebut berpusat pada guru sudah tentu ini akan membawa pendidikan yang stagnan, untuk itu seorang pendidik harus mempunyai hard skill (metode pembelajran secara umum) dan soft skill (keikhlasan dan kejujuran) dalam mengajar
.
Hard skill dan soft skill sangat membantu seorang pendidik dalam mengajar, terutama dalam mememcahkan permasalahan pendidikan Indonesia yang terlalu rumit. Sadar atau tidak permasalahan pendidikan Indonesia itu selalu berkutat pada empat hal; pertama, belum optimalnya kegiatan pembelajaran karena terkendala terbatasnya sarana dan prasarana terutama di lembaga pendidikan yang terletak di kota kecil dan pelosok. Kedua, keberadaan data nasional yang diperoleh dari hasil ujian nasional yang tidak sepenuhnya dengan kejujuran. Ketiga, sudah menjadi rahasia umum bahwa masih banyak birokrat di bidang pendidikan yang melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Keempat, Distribusi guru tidak merata, ini yanf tidak diperhatikan oleh pemerintah maupun menteri pendidikan Indonesia.
Pendidikan Indonesia saatnya dirubah, mulai dari sistemnya, kurikulumnya, pola pikir masyarakat tentang pendidikan hingga standar penilaiannya. Karena pendidikan saat ini terlalu stagnan atau terlalu konservatif dengan hanya berstandar pada nilai UAN saja sebagai prestasi terbaik peserta didik. Padahal mereka tidak memperhatikan bahwa aspek dari pendidikan menyangkut tiga hal yaitu afektif, psikomotorik dan kognitif. Hal ini yang tidak disadari oleh para birokrat yang terjun dalam pendidikan, kemungkinan mereka hanya memenuhi rutinitas ataupun asal-asalan membuat kurikulum ataupun system pendidikan yang ada. Sejatinya pendidikan itu seharusnya bertujuan untuk mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui spiritual, kecerdasan rasio, perasaan dan panca indra. Oleh karena itu, pendidikan itu seharusnya pelayanan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspek yang meliputi aspek, spiritual, intelektual, imanjinasi, fisik, ilmiah dan lain.
Kekayaan terbesar dalam pendidikan “Manusia”, ini yang terpenting karena dalam pendidikan melibatkan manusia itu sendiri sebagai agen of change. Negara Jepang maju karena memanfaatkan sumber daya manusia.

Makna Pendidikan
Menurut kamus Ensiklopedi Pendidikan (1982) dijelaskan pendidikan berarti semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya serta keterampilannya kepada generasi muda sebagai usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah.
Konsep pendidikan sering kali mengalami keragaman arti, namun yang terpenting dalam pendidikan yaitu bagaimana cara menjadikan peserta didik itu menjadi orang yang cerdas, bermoral dan seorang pendidik itu menjadi inspirasi (teladan bagi peserta didiknya). Prinsip dasar dari pendidikan adalah seorang anak tumbuh dewasa sesuai dengan bakat, kecerdasan dan agama dari orang tuannya. Dan di sinilah peran penting dari pendidik dalam memajukan pendidikan Indonesia.
Di sinilah tanggung jawab pendidikan anak dibebankan kepada pendidik, Firman Allah swt “Wahai orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, dijaga oleh malaikat yang keras dan kasar, tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan” (At-Tahrim: 6). Menurut Ali bin Abi Thalib, maksud firman Allah, “jagalah dirimu dan keluarga dari api Neraka “ bermakna ajarkan kebaikan kepada dirimu dan keluargamu.

Prinsip seorang pendidik ketika  mengajar
·    Hadir menjadi insipirasi
·    Jadi rool model
·    Jadi mimpi bagi setiap anak
·    Visualisasi bagi mereka


Pendidikan itu menurut al-Ghazali adalah menghilangkan ahlak yang buruk dan menanamkan akhlak yang baik. Dengan demikian pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis untuk melahirkan perubahan-perubahan yang progressive pada tingkah laku manusia mencakup tiga aspek, yakni afektif, psikomotorik dan kognitif.
Jadi kesimpulannya, pendidikan itu merupakan proses menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada diri peserta didik, baik secara fisik, psikis, sosial maupun spiritual. Maka untuk itulah Pendidikan adalah gerakan bukan program. Cita-cita pendidikan adalah gerakan. Secara moral mendidik adalah tanggung jawab yang terdidik.


Motivasi
Jangan takut dengan tantangan, hadapi semangat karena tantangan itu akan membentuk karakter yang tangguh contoh batu bara dengan intan pada dasarnya mempunyai molekul yang sama, tapi apa yang membedakannya tekanan suhu udara dari keduanya sehingga menghasilkan bentuk yang berbeda.
Kepuasaan yang kita peroleh ketika menjadi pendidik,
·    Kepemimpinan
·    Inspiratif
·    Sanggup bekerja sama dengan sumber daya yang terbatas
·    Sanggup bekerja Mandiri
·    Grass-Root Knowladge

Kita sering kalah, karena kita tidak mampu mengatasi perubahan
Pendidikan bukan alat mencerdaskan. Tapi pendidikan escalator ekonomi yang mensejahterakan. Pendidikan bukan tanggung jawab pemerintah tapi tanggung jawab bersama.

Cara membuat program, kita
·    berbicaralah dengan orang banyak di awal mungkin
·    jelaskan programnya lebih jauh

Indonesia mengajar bertujuan mengembalikan paradigma tentang guru bahwa Menjadi guru adalah kehormatan
Mimpi anak bisa terhalang oleh system pendidikan yang tidak jelas standarnya,, artinya hanya berstandar pada UAN (Ujian Anak Nakal)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata