PAI
Sistem Modern
Apa? Isi 70%
(umum)
30%
(agama)
Instrusional``` Sistem Tradisional
70%
(agama)
30%
(umum)
ijasah Dikelola Pemerintah dikelola Swasta Ijazah
Negeri Swasta
(penuh)
PNS Madrasah Pesantren
tidak bisa PNS
Swasta
PT
Sistem Tradisional
Sistem Modern
A.
ASUMSI
DAN PERTANYAAN
1.
Asumsi :
Pendidikan
Islam sebagau proses alih nilai (transfer of value) yang dikembangkan dalam
rangka perubahan perilaku
Soal :
Model
pendekatan apa yang paling tepat digunakan secara efektif?
Catatan :
a.
Hakikat
PI: Merupakan upaya menjadikan manusia masa depan yang ideal, yakni manusia
sempurna dalam dimensi religiusnya.
b.
Makna
PI: merupakan suatu proses pengkondisian agar anak menjadi lebih mengetahui,
memahami, mengimani dan mengamalkan agamanya sebagai ajaran dan pandangan
hidup.
c.
Manusia
masa depan, berarti tidak saja komitmen terhadap ajaran agama, tapi juga mampu
mengoperasionalkan dalam kehidupan sosial (misi kekhalifahan).
2.
Asumsi :
PI merupakan
suatu proses penyiapan dan menghantarkan anak agar mampu mengantisipasi
permasalahan hidupnya. PI memiliki makna pemecahan masalah kehidupan secara
proposional.
Soal :
Apakah cukup relevan PI dengan tuntutan seperti itu?
Catatan:
a.
Bagaimana
persoalan substansi atau materi PI saat ini?
b.
Bagaimana
substansi/materi tersebut dirumuskan?
3.
Fokus
Masalah:
a.
Terminologi
proses pengkondisian
b.
Perubahan
yang menumbuhkan kesadaran intern
c.
Pemecahan
masalah kehidupan
B.
DIAGNOSIS
SISTEM PENDIDIKAN ISLAM
1.
Tradisi
kependidikan: Pesantren, Madrasah, sekolah Islam, PTI, Majlis Ta’lim, dst
2.
Pokok
Permasalahan
a.
Aspek
Pendekatan
1)
Agama
dipelajari secara rasional teoritik (lebih sebagai ilmu daripada tuntunan).
2)
Ilmu
agama mengalami stagnasi, baiks ecara kualitatif maupun kuantitatif.
3)
Islam
masih dipandang secara dikotomik/sekularistik
4)
Trategi
pengembangan PI kurang berorientasi pemecahan problem masa depan.
b.
Aspek
Perangkat Lunak:
1)
Tujuan
pendidikan; rumusannya lebih bersifat umum, kurang terinci sehingga sulit
dievaluasi
2)
Lembaga
pendidikan Islam; banyak mwngalami “krisis kepemimpinan”
c.
.
d.
Masalah
Dikhotomi
1)
Terminologi
masalah hubungan antara ilmu dan agama
2)
Kesenjangan
hasil interpretasi ayat-ayat Kauniyah dan Qauliyah
3)
Hasil
interpretasi
a.)
Ayat
Kauniyah: Fisika, Kimia, Astronomi, Biologi, Kedokteran, antropologi dsb.
b.)
Ayat
Qauliyah: Pemahaman agama secara aktual
4)
Kesadaran
akan keterbatasan interpretasi manusia
5)
Ilmu
bukan satu-satunya sumber kebenaran maupun jalan pemecahan bagi problem
kehidupan manusia.
MASALAH
PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM
A.
Kerangka
Dasar Masalah
1.
Karakteristik
dasar pemikiran Islam mengenai PI cenderung bersifat: organik, sistematik dan
fungsional dengan akar paradigma mengavu pada Al-Qur’an, Hadist dan Sejarah
Islam.
a.
Secara
organik PI tidak bisa dikembangkan dengan dasar acuan diluar tiga hal tersebut.
b.
Secara
sistematik pemahaman masalah PI tidak bisa parsial
c.
Secara
fungsional masalah PI dalam kerangka sistem kehidupan umat dan dakwah Islam.
B.
Masalah Dikotomi
1.
Dakwah
Islam yang tidak bisa menyajikan Islam secara kaffah menyebabkan sistem PI
dikotomik.
2.
PI
yang dikotomik akan melahirkan sistem pendidikan umat sekularistik,
rasionalistik-empiristik, intuitif dan materialistik
3.
Kronologis:
a.
Gagal
merumuskan konsep Tauhid dan ber-Tauhid.
C.
Merumuskan
hakikat dan tujuan PI
1.
Konsep
lama (di dunia Islam): Tarbiyah lebih menekankan segi fisik dan material serta
berwatak kuantitatif
2.
Naquib
a-Attas: tarbiya diubah menjadi Ta’dib karena mencakupi dimensi ilmu dan amal sekaligus
3.
Pendapat
lain
4.
Ali
Asyraf dan Hasan Bilgrami) : konsep ta’dib lebih bermakana penghormatan dan
respek kepada yang lebih senior ( perhatikan isi ta’lim muta’alim)
D.
Konfrensi
Pi ke-1 di jeddah (1977)
PI bertujuan
untuk menciptakan kepribadian manusia secara total dan memenuhi pertumbuhan
dalam segala aspek yang didambakan Islam (yakni insan betaqwa)
E.
Konsep
al-Attas dalam implementasinya sangat tergantung pada konsep dasar dan
taksonomi ilmu.
F.
Masalah:
bagaimana dari Tauhid dirimuskan hakikat dan tujuan PI?
G.
Konsep
al-Qur’an: Model pendidikan Luqman (Q.S. 31:1-4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata