Oleh M. Feri Firmansyah[1]
Membahas
tentang pendidikan Islam merupakan topik yang tidak akan lekang oleh zaman
karena pendidikan akan selalu berkembang sesuai dengan zaman baik dari segi
manajemen, metode pemebelajaran hingga paradigma tentang pendidikan Islam
sehingga tak heran jika sekarang lahir paradigma pendidikan islam kontemporer.
Sebenar
dalam pendidikan islam itu telah komplit atau lengkap yang telah dijelaskan
dalam Al-Quran dan Al-Hadist, cuma bagaimana cara penganut, cendikiawan bahkan
pakar pendidikan untuk mengembangkan pendidikan Islam dari berbagai aspek.
Sadar atau tidak berkembangnya pendidikan modern saat ini tidak lepas dari
pendidikan Islam itu sendiri, karena pendidikan islam itu selalu membahas dan
mengkaji tentang topic-topik terhangat tentang pendidikan, berikut ini akan
dikaji oleh penulis secara global.
1.
Pendidikan Sebagai Noble Industri
Makna
nobel industry sama dengan Organisasi dengan misi sosial, kemanusiaan,
keagamaan atau kelestarian eko sistem dan bersifat non profit oriented tetapi dikelola secara profesional sehingga
menghasilkan keuntungan atau nilai tambah. Keuntungan yang diperoleh di
dikembalikan untuk meningkatkan kualitas organisasi dan kejayaan misi
berkenaan.
Perbedaan
Manajemen Pendidikan dengan manajemen bisnis
Pendidikan
|
Bisnis
|
>Didorong kekuatan
internal
>Berorientasi pada pengajaran
>Terbuka/ timbul
>Hubungan lebih bebas
>Bersifat penyesuaian
>Toleransi tinggi
>Berbasis konsensus
>Akuntabilitas rendah
|
>Didorong pasar
>Berorientasi pada hasil
>Terencana/metodik
>Hubungan hierarkis
>Bersifat memutuskan
>Toleransi rendah
atas
>Berbasis otiritas
>Akuntabilitas
tinggi
|
2.Masalah
Mutu Pendidikan; Ini yang diperlu diperhatikan karena mutu pendidikan itu
sangat mempengaruhi outout pendidikan.
3.Standarisasi
Pendidikan
Standar adalah ukuran tertentu yang dipakai
sebagai patokan. Sedangkan standarisasi merupakan proses penentuan kriteria
minimal yang harus dimiliki oleh suatu organisasi atau suatu lembaga tertentu.
Menurut
Peraturan Pemerintah no 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang
dimaksud dengan Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria mimimal tentang
sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.
4.Sekolah
bertaraf Internasional:
Pendidikan
bertaraf internasional adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi
Standar Nasional Pendidikan (8 standar) dan diperkaya dengan standar pendidikan
negara maju. Acuan mutu pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing
baik di tingkat regional maupun internasional.
5.Pendidikan
Karakter;
Penanaman karakter anak didik dengan
mengabaikan aspek afektif dan psikomotorik tidak akan berhasil menghasilkan
generasi penerus yang memberikan dampak positif bagi bangsa. Mungkin memang nilai di atas kertas raport dan IPK
terlihat bagus dan memuaskan, akan tetapi ketika anak didik tidak mampu
menerapkan ilmu yang mereka dapatkan.Otoritas pendidikan harus menerapkan
aspek-aspek pendidikan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan PBB, UNESCO,
yaitu belajar untuk tahu (learn to know),
belajar untuk berbuat (learn to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learn
to be her/himself), belajar untuk hidup bersama (learn to live together).
Istilah karakter secara harfiah berasal
dari bahasa latin “charakter”, yang
antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti,
kepribadian atau akhlak. Sedangkan secara istilah, karakter diartikan sebagai
sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang
tergantung dari faktor kehidupannya sendiri.
Selain itu pengertian karakter menurut
Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti,
perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak.
6.Gender
dalam Pendidikan;
Secara
terminologis, makna jenis kelamin (sex)
adalah perbedaan fisik yang didasarkan pada anatomi biologi manusia, terutama
yang berhubungan dengan fungsi reproduksi. Berdasarkan perbedaan fisik dan
biologis inilah dapat teridentifikasi dua jenis kelamin manusia, yaitu
laki-laki dan perempuan. Dengan kata lain, perbedaan antara perempuan dan laki-laki
murni didasarkan pada fungsi organ reproduksi yang kodrati dan bersifat alamiah
(nature). Karena didasarkan pada
perbedaan yang bersifat alamiah, perbedaan jenis kelamin berlaku secara
universial bagi semua perempuan dan laki-laki di dunia.
Sedangkan
gender adalah pembedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara perempuan dan
laki-laki yang dihasilkan dari konstruksi sosial budaya dan dapat berubah
sesuai dengan perkembangan zaman. Secara etimologis gender berasal dari kata gender
yang berarti jenis kelamin. Tetapi Gender merupakan perbedaan jenis
kelamin yang bukan disebabkan oleh perbedaan biologis dan bukan kodrat Tuhan,
melainkan diciptakan baik oleh laki-laki maupun perempuan melalui proses sosial
budaya yang panjang. Perbedaan perilaku antara pria dan wanita, selain
disebabkan oleh faktor biologis sebagian besar justru terbnetuk melalu proses
sosial dan cultural.
7.
Program Akselerasi;
Akselerasi
adalah suatu proses percepatan (acceleration) pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik yang memiliki kemampuan luar biasa (unggul) dalam rangka mencapai
target kurikulum Nasional dengan mempertahankan mutu pendidikan sehingga
mencapai hasil yang optimal. Dengan kata lain peserta didik dapat menyesuaikan
cara belajarnya lebih cepat dari siswa lainnya (siswa yang mengikuti program
reguler).
Secara singkat
akselerasi mengandung pengertian: Sebagai model pembelajaran yaitu lompat
kelas, dimana peserta didik berbakat yang memiliki kemampuan unggul diberi
kesempatan untuk mengikuti pelajaran pada kelas yang lebih tinggi. Kurikulum
atau akselerasi program, menunjuk pada peringkasan program sehingga dapat
dijalankan dalam waktu yang lebih cepat. Memperoleh konten materi dengan irama
yang lebih dipercepat sesuai dengan kemampuan potensial siswa.
8.
Pendidikan kejuruan
Kebutuhan
untuk koordinasi program kejuruan yang bekerja sama dengan industri di
masyarakat, berhubungan erat untuk menjalin dan mempertahankan pusat kerja bagi
peserta didik menunjukkan suatu susunan unit permasalahan logistik.
9.Multiple
Intelegence;
Multiple
Intelligences adalah istilah atau teori dalam kajian tentang ilmu kecerdasan
yang memiliki arti “kecerdasan ganda” atau “kecerdasan majemuk”. Teori ini
ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan
dan profesor pendidikan dari Graduate School Of Education, Harvad University,
Amerika Serikat.
Di
dalam teorinya Gardner menjelaskan bahwa setiap orang memilki bermacam-macam
kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda antara kecerdasan
yang satu dengan kecerdasan lainnya. Pengertian inteligensi Gardner ini berbeda
dengan pengertian yang dipahami sebelumnya. Sebelum Gardner, pengukuran IQ
(Intelligence Question) seseorang didasarkan pada tes IQ saja, yang hanya
menonjolkan kecerdasan matematis-logis dan linguistik. Sehingga kurang
memperhatikan kecerdasan pada bidang yang lain. Penemuan Gardner tentang
inteligensi seseorang telah mengubah konsep kecerdasan. Inteligensi seseorang
dapat dikembangkan melalui pendidikan dan jumlahnya banyak.
Secara
jelasnya Gardner mengungkapkan bahwa tidak ada anak bodoh atau pintar. Yang
ada, anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan
tersebut. Dengan demikian, dalam menilai dan menstimulasi kecerdasan anak,
orang tua dan guru selayaknya dengan jeli dan cermat merancang sebuah metode
khusus. Dalam menstimulasi kecerdasan anak, dapat dikatakan, kecerdasan
tertentu bisa jadi diasah agar lebih terampil.
Macam
Multiple intelligence antara lain kecerdasan
linguistik (linguistic intelligence), kecerdasan logika-matematika
(logical-mathematical intelligence), kecerdasan visual-spasial (spatial-visual
intelligence), kecerdasan gerak-tubuh (bodily-kinesthetic intelligence),
kecerdasan musikal (musical intelligence), kecerdasan interpersonal
(interpersonal intelligence), kecerdasan intrapersonal (intrapersonal
intelligence),kecerdasan naturalis ( naturalist intelligence).
10.Pendidikan
Berbasis Kearifan Lokal;
Salah
satu desentralisasi pendidikan adalah desentralisasi kurikulum. Departemen
Pendidikan Nasional hanya menentukan standar-standar minimal yang harus
dipenuhi oleh satuan pendidikan di tingkat daerah. Standar minimal itu berupa
standar kompetensi lulusan, standar isi, standar evaluasi, dan standar sarana
dan prasarana. Pengembangan lebih jauh terhadap standar-standar tersebut
diserahkan kepada daerah masing-masing. Dengan adanya desentralisasi kebijakan
itu, maka daerah dapat mengembangkan potensi wilayahnya sesuai dengan situasi
dan kondisi setempat. Salah satu kebijakan yang dapat dikembangkan adalah
membuat kurikulum sekolah yang berbasis keunggulan lokal atau kearifan lokal.
11.Eksistensi
Pendidikan Pesantren.
Transformasi Institusi
pesantren adalah peralihan (perubahan) dan pengembangan format pesantren yang
bermacam-macam, mulai dari langgar (surau), masjid sebagai pusat kegiatan
belajar, kemudian asrama (pondok) sebagai tempat tinggal, madrasah sebagai
tempat belajar-mengajar (pembaharuan), sekolah umum (sebagai pemantap pembaharuan),
dan perguruan tinggi (sebagai penyempurna pembaharuan).
Generasi maju karena mau berbagi ilmu pengetahuan
BalasHapusTerima kasih atas komentar dan kunjungan anda
BalasHapus