Dari Statusnya Pak Agus Purwadi
Ketika penduduk Baghdad terlena dengan kesenangan dunia, di masa Khalifah al-Amin, para ahli hadits yang tidak menemukan cara untuk memperbaiki kondisi, menyusun statement-statement yang dikemas seolah-olah hadits dari Nabi saw. Tujuannya adalah mengubah moralitas masyarakat. Seorang yang bernama Ahmad bin Muhammad, yang terkenal dengan julukan Ghulam al-Khalil, ketika ditanya tentang hadist-hadits palsu buatannya, dia menjawab, "Aku membuatnya untuk melembutkan hati manusia."
Hadits-hadits palsu tersebut di antaranya:
"Orang yang duduk untuk mendengarkan gitar, akan dituangkan timah panas ke dalam kupingnya pada hari kiamat"
"Janganlah kamu menshalati orang yang mati dalam keadaan memiliki budak penyanyi"
"Jika seseorang menarik kerongkongannya untuk bernyanyi, maka dua setan akan mengiringinya dengan cara menepuk-nepuk dada dan pundaknya sampai ia diam."
"Orang yang bermain catur dan dadu, lalu shalat, sama dengan orang yang berwudlu dengan muntah dan darah babi. Mungkinkah shalatnya diterima?"
"Catur itu terkutuk. Begitu juga orang yang memainkannya. Orang yang melihat permainan itu sama dengan orang yang memakan daging babi."
"Lebih baik aku menyembah berhala daripada bermain catur."
Demikian, masih banyak hadits palsu yang lain, sebagaimana disebutkan oleh al-Qadhi Abu Bakar al-'Arabi dalam bukunya Ahkam al-Qur'an.
(Dikutip dari Fahmi Huwaidi, "Azmah al-Wa'yi ad-Dini", Dar al-Hikmah al-Yamaniyah, Shan'a, Yaman, 1988, p. 190)
Ketika penduduk Baghdad terlena dengan kesenangan dunia, di masa Khalifah al-Amin, para ahli hadits yang tidak menemukan cara untuk memperbaiki kondisi, menyusun statement-statement yang dikemas seolah-olah hadits dari Nabi saw. Tujuannya adalah mengubah moralitas masyarakat. Seorang yang bernama Ahmad bin Muhammad, yang terkenal dengan julukan Ghulam al-Khalil, ketika ditanya tentang hadist-hadits palsu buatannya, dia menjawab, "Aku membuatnya untuk melembutkan hati manusia."
Hadits-hadits palsu tersebut di antaranya:
"Orang yang duduk untuk mendengarkan gitar, akan dituangkan timah panas ke dalam kupingnya pada hari kiamat"
"Janganlah kamu menshalati orang yang mati dalam keadaan memiliki budak penyanyi"
"Jika seseorang menarik kerongkongannya untuk bernyanyi, maka dua setan akan mengiringinya dengan cara menepuk-nepuk dada dan pundaknya sampai ia diam."
"Orang yang bermain catur dan dadu, lalu shalat, sama dengan orang yang berwudlu dengan muntah dan darah babi. Mungkinkah shalatnya diterima?"
"Catur itu terkutuk. Begitu juga orang yang memainkannya. Orang yang melihat permainan itu sama dengan orang yang memakan daging babi."
"Lebih baik aku menyembah berhala daripada bermain catur."
Demikian, masih banyak hadits palsu yang lain, sebagaimana disebutkan oleh al-Qadhi Abu Bakar al-'Arabi dalam bukunya Ahkam al-Qur'an.
(Dikutip dari Fahmi Huwaidi, "Azmah al-Wa'yi ad-Dini", Dar al-Hikmah al-Yamaniyah, Shan'a, Yaman, 1988, p. 190)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata