20 Nov 2011

Bentuk Curhat Buya Hamka

Oleh M. Feri al-Bageloka

Sudah lima puluh tahun saya tidak mempunyai cucu, jangankan cucu menantu pun saya belum punya. Karena anak belum ada yang ingin berumah tangga. Saya merasa bahagia ketika melihat teman – teman sebaya saya menggedong cucu. Pernah suatu waktu saya diundang dalam
acara perkawinan teman saya, dan saya menghadirinya dengan Zaki .
Di resepsi itu saya melihat teman – teman sebaya saya pada menggendong cucu dan saya langsung berbisik di telinganya Zaki,
    “kawinlah cepat – cepat, ayah ingin punya cucu”
Zaki hanya tersenyum mendengar jawaban saya, dan berujar
    “ah ayah, santai dulu”
Saya tersenyum mendengar jawaban dari anak sulung saya ini, lalu saya dipersilahkan untuk memberikan sepatah dua patah kata tentang hikmah dan menejemen dalam berumah tangga, ini pidato saya,
    “memahami pengelolaan konflik di dalam Al – Quran dan Hadis penting bagi suami istri, sebab jika sewaktu – waktu ada konflik di antara mereka, maka dapat menyelesaikannya sesuai dengan petunjuk Al – Quran dan Hadist”
    “memang idelanya dalam kehidupan berumah tangga tidak terjadi konflik, tapi yang namanya konflik sulit untuk dihindari baik dalam sekala kecil maupun skala besar, jika tidak ada konflik dalam rumah tangga maka apalah arti Allah member petunjuk tentang cara pengelolaan konflik tersebut”
    “konflik adalah sesuatu  yang tidak dapat dihindari sebagai konsekuensi logis dari interaksi manusia, permasalahannya bukan bagaimana menghilangkan konflik, tetapi bagaimana cara menangani konflik agar tidak merusak hubungan pribadi dengan isterimu”
    “lalu bagaimana cara menanganinya?” Tanya saya pada para undangan
    “cara menanginya antara lain yakni dengan nasehat, pisah ranjang dan pukulan” kata saya, lalu saya menerangkan metode itu satu persatu. Selesai acara kemudian saya pulang

Subuh hari….
Selesai shalat Subuh, saya menikmati sajian mukjizat Al – Qur’an. Tiba – tiba dari rumah tetangga saya terdengar suara bayi, cucu pertamanya Tuan Ong. Saya bahagia mendengar suara itu,
    “ummi, coba dengar” kata saya lalu menuju jendela
Isteri tercinta ikut saya,
    “ya Angku Haji, kapan kita punya cucu?” Tanya Isteri tercinta
    “semoga saja Allah memberi kita rizki” jawab saya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata