7 Jan 2013

Man Shabara Zhafira




Judul    : Ranah Tiga Warna
Penulis  : Ahmad Fuadi
Penerbit : PT. Gramdedia Pustaka Utama
Terbit     : 2011
Tebal       : 467 Halaman
Presensi  : M. Feri Firmansyah

Siapa yang bersabar maka dia akan dapat. Itulah prinsip yang selalu dipegang oleh Alif setelah lulus dari pondok Pesantren Gontor ketika ingin melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi negeri yang menjadi impiannya yakni  ITB (Institut Tekhnologi Bandung). Namun Randai meragukan Alif bisa lulus UMPTN, karena Alif sendiri tidak mempunyai ijazah SMA.

Alif tidak peduli akan hal itu, terinspirasi dari tim Dinamit Denmark, dia mendobrak segala rintangan yang ada di depannya. Hampir saja Alif menyerah walaupun dia punya “mantra” man jadda wajadda. Itupun tidak cukup sakti dalam memenangkan hidup, namun dia teringat mantra yang kedua man shabara zhafira, berbekal mantra yang satu ini Alif bisa memenangkan semua impiannya.
Novel ini merupakan sebuah novel yang menyuguhkan perjuangan, persahabatan dan cinta. Dalam novel ini secara jelas menceritakan bagaimana kuatnya tekad Alif untuk meraih mimpi-mimpinya. Mimpi pertama dia ingin tulisannya dimuat oleh media cetak nasional. Maka dia kuatkan tekadnya untuk belajar dengan Bang Togar yang terkenal keras dalam mengajar dan semua orang belajar dengannya pasti tidak tahan atau dengan kata lain putus di tengah jalan.
Dengan segala tekad dan kesabaran yang dia miliki akhirnya tulisannya dimuat di media cetak nasional, tapi saat itu juga dia berselisih paham dengan sahabatnya, Randai. Karena masalah komputer yang dia pinjam rusak saat dipakai mengetik tulisannya.
Mimpi yang kedua, dia ingin belajar ke luar negeri. Dan itupun Alif capai dengan persaingan yang cukup ketat. Dia pun bisa juga ke luar negeri yakni ke Yordania. Di sana Alif banyak belajar tentang hidup dari sahabat-sahabatnya di PM dulu.
Di Yordania  begitu banyak pelajaran yang  berharga buat Alif, di sana dia banyak mendapatkan kasih sayang dari orang tua angkatnya dan disana pula persoalan cintanya mulai menyeruak pada Raisa. Dia ingin menyatakan cintanya tapi selalu tertunda karena tidak berani untuk mengungkapkannya. Setelah lulus dia ingin melamar Raisa dan itupun sudah terlambat karena Randai sudah lebih dahulu melamar Raisa.
Dalam novel ini terdapat suguhan kejadian-kejadian menarik yang dituliskan oleh Ahmad Fuadi yang terinspirasi dari hidupnya sendiri. Novel ini sangat penting untuk dibaca oleh para pelajar karena novel ini banyak motivasi pada kita agar tidak mudah putus asa untuk meraih mimpi-mimpi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata