12 Jan 2013

Perkembangan Pendidikan Islam Kontemporer



Oleh M. Feri Firmansyah[1]
Membahas tentang pendidikan Islam merupakan topik yang tidak akan lekang oleh zaman karena pendidikan akan selalu berkembang sesuai dengan zaman baik dari segi manajemen, metode pemebelajaran hingga paradigma tentang pendidikan Islam sehingga tak heran jika sekarang lahir paradigma pendidikan islam kontemporer.

Sebenar dalam pendidikan islam itu telah komplit atau lengkap yang telah dijelaskan dalam Al-Quran dan Al-Hadist, cuma bagaimana cara penganut, cendikiawan bahkan pakar pendidikan untuk mengembangkan pendidikan Islam dari berbagai aspek. Sadar atau tidak berkembangnya pendidikan modern saat ini tidak lepas dari pendidikan Islam itu sendiri, karena pendidikan islam itu selalu membahas dan mengkaji tentang topic-topik terhangat tentang pendidikan, berikut ini akan dikaji oleh penulis secara global.

1. Pendidikan Sebagai Noble Industri
Makna nobel industry sama dengan Organisasi dengan misi sosial, kemanusiaan, keagamaan atau kelestarian eko sistem dan bersifat non profit oriented tetapi dikelola secara profesional sehingga menghasilkan keuntungan atau nilai tambah. Keuntungan yang diperoleh di dikembalikan untuk meningkatkan kualitas organisasi dan kejayaan misi berkenaan.
Perbedaan Manajemen Pendidikan dengan manajemen bisnis
Pendidikan
Bisnis
>Didorong kekuatan internal
 >Berorientasi pada pengajaran
 >Terbuka/ timbul
 >Hubungan lebih bebas
 >Bersifat penyesuaian
 >Toleransi tinggi
 >Berbasis konsensus
 >Akuntabilitas rendah

>Didorong pasar
 >Berorientasi pada hasil
 >Terencana/metodik
 >Hubungan hierarkis
 >Bersifat memutuskan
>Toleransi rendah atas
>Berbasis otiritas
>Akuntabilitas tinggi

2.Masalah Mutu Pendidikan; Ini yang diperlu diperhatikan karena mutu pendidikan itu sangat mempengaruhi outout pendidikan.

3.Standarisasi Pendidikan
  Standar adalah ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan. Sedangkan standarisasi merupakan proses penentuan kriteria minimal yang harus dimiliki oleh suatu organisasi atau suatu lembaga tertentu.
Menurut Peraturan Pemerintah no 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yang dimaksud dengan Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria mimimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.

4.Sekolah bertaraf Internasional:
Pendidikan bertaraf internasional adalah pendidikan yang diselenggarakan setelah memenuhi Standar Nasional Pendidikan (8 standar) dan diperkaya dengan standar pendidikan negara maju. Acuan mutu pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing baik di tingkat regional maupun internasional.

5.Pendidikan Karakter;
Penanaman karakter anak didik dengan mengabaikan aspek afektif dan psikomotorik tidak akan berhasil menghasilkan generasi penerus yang memberikan dampak positif bagi bangsa.  Mungkin memang nilai di atas kertas raport dan IPK terlihat bagus dan memuaskan, akan tetapi ketika anak didik tidak mampu menerapkan ilmu yang mereka dapatkan.Otoritas pendidikan harus menerapkan aspek-aspek pendidikan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan PBB, UNESCO, yaitu belajar untuk tahu (learn to know), belajar untuk berbuat (learn to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learn to be her/himself), belajar untuk hidup bersama (learn to live together).
Istilah karakter secara harfiah berasal dari bahasa latin “charakter”, yang antara lain berarti: watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak. Sedangkan secara istilah, karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya dimana manusia mempunyai banyak sifat yang tergantung dari faktor kehidupannya sendiri.
Selain itu pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak.

6.Gender dalam Pendidikan;
Secara terminologis, makna jenis kelamin (sex) adalah perbedaan fisik yang didasarkan pada anatomi biologi manusia, terutama yang berhubungan dengan fungsi reproduksi. Berdasarkan perbedaan fisik dan biologis inilah dapat teridentifikasi dua jenis kelamin manusia, yaitu laki-laki dan perempuan. Dengan kata lain, perbedaan antara perempuan dan laki-laki murni didasarkan pada fungsi organ reproduksi yang kodrati dan bersifat alamiah (nature). Karena didasarkan pada perbedaan yang bersifat alamiah, perbedaan jenis kelamin berlaku secara universial bagi semua perempuan dan laki-laki di dunia.
Sedangkan gender adalah pembedaan peran, fungsi dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang dihasilkan dari konstruksi sosial budaya dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Secara etimologis gender berasal dari kata gender yang berarti jenis kelamin. Tetapi Gender merupakan perbedaan jenis kelamin yang bukan disebabkan oleh perbedaan biologis dan bukan kodrat Tuhan, melainkan diciptakan baik oleh laki-laki maupun perempuan melalui proses sosial budaya yang panjang. Perbedaan perilaku antara pria dan wanita, selain disebabkan oleh faktor biologis sebagian besar justru terbnetuk melalu proses sosial dan cultural.

7. Program Akselerasi;
Akselerasi adalah suatu proses percepatan (acceleration) pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik yang memiliki kemampuan luar biasa (unggul) dalam rangka mencapai target kurikulum Nasional dengan mempertahankan mutu pendidikan sehingga mencapai hasil yang optimal. Dengan kata lain peserta didik dapat menyesuaikan cara belajarnya lebih cepat dari siswa lainnya (siswa yang mengikuti program reguler).
Secara singkat akselerasi mengandung pengertian: Sebagai model pembelajaran yaitu lompat kelas, dimana peserta didik berbakat yang memiliki kemampuan unggul diberi kesempatan untuk mengikuti pelajaran pada kelas yang lebih tinggi. Kurikulum atau akselerasi program, menunjuk pada peringkasan program sehingga dapat dijalankan dalam waktu yang lebih cepat. Memperoleh konten materi dengan irama yang lebih dipercepat sesuai dengan kemampuan potensial siswa.

8. Pendidikan kejuruan
Kebutuhan untuk koordinasi program kejuruan yang bekerja sama dengan industri di masyarakat, berhubungan erat untuk menjalin dan mempertahankan pusat kerja bagi peserta didik menunjukkan suatu susunan unit permasalahan logistik.

9.Multiple Intelegence;
Multiple Intelligences adalah istilah atau teori dalam kajian tentang ilmu kecerdasan yang memiliki arti “kecerdasan ganda” atau “kecerdasan majemuk”. Teori ini ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner, seorang psikolog perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School Of Education, Harvad University, Amerika Serikat.
Di dalam teorinya Gardner menjelaskan bahwa setiap orang memilki bermacam-macam kecerdasan, tetapi dengan kadar pengembangan yang berbeda antara kecerdasan yang satu dengan kecerdasan lainnya. Pengertian inteligensi Gardner ini berbeda dengan pengertian yang dipahami sebelumnya. Sebelum Gardner, pengukuran IQ (Intelligence Question) seseorang didasarkan pada tes IQ saja, yang hanya menonjolkan kecerdasan matematis-logis dan linguistik. Sehingga kurang memperhatikan kecerdasan pada bidang yang lain. Penemuan Gardner tentang inteligensi seseorang telah mengubah konsep kecerdasan. Inteligensi seseorang dapat dikembangkan melalui pendidikan dan jumlahnya banyak.
Secara jelasnya Gardner mengungkapkan bahwa tidak ada anak bodoh atau pintar. Yang ada, anak yang menonjol dalam salah satu atau beberapa jenis kecerdasan tersebut. Dengan demikian, dalam menilai dan menstimulasi kecerdasan anak, orang tua dan guru selayaknya dengan jeli dan cermat merancang sebuah metode khusus. Dalam menstimulasi kecerdasan anak, dapat dikatakan, kecerdasan tertentu bisa jadi diasah agar lebih terampil.
Macam Multiple intelligence antara lain kecerdasan linguistik (linguistic intelligence), kecerdasan logika-matematika (logical-mathematical intelligence), kecerdasan visual-spasial (spatial-visual intelligence), kecerdasan gerak-tubuh (bodily-kinesthetic intelligence), kecerdasan musikal (musical intelligence), kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence), kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence),kecerdasan naturalis ( naturalist intelligence).

10.Pendidikan Berbasis Kearifan Lokal;
Salah satu desentralisasi pendidikan adalah desentralisasi kurikulum. Departemen Pendidikan Nasional hanya menentukan standar-standar minimal yang harus dipenuhi oleh satuan pendidikan di tingkat daerah. Standar minimal itu berupa standar kompetensi lulusan, standar isi, standar evaluasi, dan standar sarana dan prasarana. Pengembangan lebih jauh terhadap standar-standar tersebut diserahkan kepada daerah masing-masing. Dengan adanya desentralisasi kebijakan itu, maka daerah dapat mengembangkan potensi wilayahnya sesuai dengan situasi dan kondisi setempat. Salah satu kebijakan yang dapat dikembangkan adalah membuat kurikulum sekolah yang berbasis keunggulan lokal atau kearifan lokal.

11.Eksistensi Pendidikan Pesantren.
Transformasi Institusi pesantren adalah peralihan (perubahan) dan pengembangan format pesantren yang bermacam-macam, mulai dari langgar (surau), masjid sebagai pusat kegiatan belajar, kemudian asrama (pondok) sebagai tempat tinggal, madrasah sebagai tempat belajar-mengajar (pembaharuan), sekolah umum (sebagai pemantap pembaharuan), dan perguruan tinggi (sebagai penyempurna pembaharuan).     




[1] Mahasiswa Tarbiyah angkatan 2009, NIM 09110029

2 komentar:

Mari kita membaca dengan hati plus mata