17 Agu 2013

Pengajian Sepekan Edisi Kelima; Refleksi Seputar Ajaran Islam

Oleh MuFe El-Bageloka

Chapter 16; Ilmu Agama Allah SWT
Orang yang tidak mau mempelajari agama merupakan orang yang tidak mendapatkan kebaikaan dari Allah SWT. Seberapa luas pemahaman maka sebesar itulah Allah SWT memberikan kebaikan. Apabila kita tidak tahu tentang  ilmu agama Allah SWT memberikan kebaikan. Apabila kita tidak tahu tentang ilmu agama maka sebesar itulah Allah SWT memberikan kepada kita kebaikan /menginginkan kebaikan dari kita.
Lanjutan Bantahan terhadap Azab kubur;

a)    Alam barzah merupakan alam gaib maka kita tidak bisa melihat karena pengetahuan manusia itu terbatas.
b)    Panca indra manusia itu terbatas
c)    Kalau seandainya azab kubur dan nikmat kubur diperlihatkan maka dikhawatirkan iman seorang mukmin itu akan menurun.
Seorang mukmin akan melihat Allah di alam akhirat dalam surat Al-Qiyamah 22-23. Rasulullah SAW bersabda, sanad Zuhaib “Allah menyanyakan kepada kalian, apakah kalian menginginkan segala sesuatu yang di dalam surga tidak pernah dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, terbetik oleh hati, maukah kutambahkan nikmat ini” Jawab para hamba Allah “Bukankah Engkau memutihkan wajah kita, bukan Engkau yang menyelamatkan kami dari neraka. Kemudian Allah SWT membuka hijab yang menghalangi untuk melihat wajahnya maka ini yang paling dicintai oleh penduduk surga”. Ini merupakan nikmat yang paling besar dalam surga.

Chapter 17; Tentang Niat
INNAMAL A’MALU BIN NIAT,,…
Sepertiga dari agama Islam; masalah-masalah yang timbul dalam Islam diambil pada hadist ini. Amalan itu akan sempurna jika; ada ilmu, keinginan dan amalan.
Yang dimurkai menurut para mufassir adalah Yahudi, karena ada ilmu tapi tidak mengamalkan. Yang disesatkan adalah Nasrani, karena mereka hanya taklid buka. Ketaatan harus mengharapkan wajah Allah SWT tergantung pada niat ini untuk amalan wajib. Amalan ketaatan tidak akan bernilai apa-apa di sisi Allah SWT, apabila dianggap sebagai kebiasaan. Amalan mubah bisa mendapatkan pahala apabila diniatkan untuk kebaikan.
Tingkatan niat;
a.    Tingkatan yang membahayakan; ketika seseorang meniatkan sesuatu yang maksiat di dalam hatinya, maka kalau seseorang larut dalam ini maka akan merusak amalannya. Riwayat Imam Muslim “Sesungguhnya Allah SWT mematikan ketika hatinya mengatakan kepada hatinya agar tidak menampakkan selama dia tidak menuruti perkataan hatinya untuk diamal.” Kesimpulannya Allah SWT akan menghapuskan dosanya selama ia tidak larut di dalamnya.
Chapter 18; Cara Bersyukur
a)    Yakini semua itu datang dari Allah SWT
b)    Diungkapkan dengan lisan
c)    Digunakan untuk ketaatan kepada Allah SWT; cara kita bisa khusu’ adalah mengetahui makna yang kita baca
Kata Rasulullah SAW permisalan shalat lima waktu yakni air yang melewati depan rumah kita kemudia kita mandi lima kali sehari (Bukhari dan Muslim)
Duduk iftirash = duduk antara dua sujud. Duduk Iqqa’ hanya boleh dilakukan pada duduk antara dua sujud.
Keutamaan shalat;
a)    Menghapus dari dosa-dosa kecil
b)    Mencegah dari perbuatan keji dan mungkar; sabda Rasulullah SAW dari Ibnu Mas’ud “Bahwasanya Seorang laki-laki datang kepada Nabi Muhammad SAW karena telah mencium wanita lalu dia mengadu kepada Nabi SAW tentang hal ini kemudian turunlah ayat ini.
c)    Shalat dari jum’at ke jum’at yang lain menjadi kafarah selama tidak melakukan dosa-dosa besar.
Kata Syaikh al-Utsaimin “setiap orang bertaubat maka Allah akan menerima taubat dan menjadikan shalat sebagai penghapus dosa-dosa kecil yang penting kita segera bertaubat”. Firman Allah; bertaubatlah kalian wahai orang-orang beriman agar kalian beruntung.
Kapan seseorang dikatakan bertaubat ada tiga perkara antara lain;
•    Menyesali perbuatan dosa yang telah diperbuat
•    Mencabut diri dari perbuatan kemudian meninggalkan dosa tersebut
•    Berkeinginan untuk tidak kemabli kepada dosa-dosa itu
•    Apabila berhubungan dengan manusia maka segera meminta maaf
Tatacara duduk antara dua sujud (duduk iftirasy),; menidurkan kaki kiri kemudian duduk di atasnya dan menegakkan kaki kanan dan mengarahkan ujung jari-jemarinya kearah kiblat. Rasulullah SAW meletakkan tangannya di atas paha dan ujung jari terletak di atas dan membaca doa. .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata