Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada keseragaman. Banyak penulis yang telah berusaha untuk memberikan definisi atau batasan-batasan tentang pengertian manajemen (nitisemito, 1983:13). Berikut ini
akan kami kutipkan beberapa definisi tentang manajemen dari beberapa penulis:
- Menurut Koontz dan O’Donnell dalam bukunya Principle of Management antara lain mengatakan sebagai berikut : “management” is getting done through the efforts of other people.”
- GR. Terry dalam bukunya Principles of Management (1972) menyebutkan bahwa manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya lainnya.
- Menurut Sukanto Reksohadiprojo M. Com, dalam bukunya “Dasar-Dasar Management” yang dikutip oleh Nitisemito mengatakan “Suatu usaha merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, mengkordinir serta mengawasi kegiatan dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
Dari pemaparan beberapa definisi di atas pada dasarnya memiliki titik kesamaan yang sama, sehingga dapat disimpulkan menjadi beberapa hal yang oleh Marno dan Triyo Supriyatno di simpulkan sebagai berikut :
1. Manajemen merupakan suatu usaha atau tindakan ke arah pencapaian tujuan melalui sebuah proses.
2. Manajemen merupakan system kerja sama dengan pembagian peran yang jelas.
3. Manajemen melibatkan secara optimal konstribusi orang-orang, dana, fisik dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien. (Marno, 2008 : 1-2)
Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu:
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
3. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, mengandung makna bahwa diperlukan pengetahuan tentang fungsi-fungsi manajemen dan hubungan antar fungsi-fungsi manajemen.
Fungsi-funsi manajemen (akan dibahas selanjutnya) sangat banyak dan berbeda-beda antara satu penulis dengan penulis lain. Namun, pada intinya tidak akan lepas dari istilah yang sudah masyhur di dunia manajemen yaitu POAC-D yang merupakan kepanjangan dari: Planing, Organizing, Actuating, Controlling, and Directing.
Hubungan antara fungsi-fungsi manajemen yang satu dengan yang lain adalah saling bertautan. Dengan kata lain antara fungsi manajemen yang satu dengan yang lain adalah saling pengaruh-mempengaruhi. Meskipun demikian fungsi perencanaan merupakan landasan dari fungsi-sungsi manajemen yang lain.
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan. Manajemen dianggap sebagai ilmu dan seni dikarenakan prinsip-prinsipnya saat ini memang sudah dapat dipelajari, tetapi dalam penerapannya hasilnya masih sangat dipengaruhi pada bakat-bakat perseorangan (Nitisemito, 1989: 16). Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalam kata lain seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Mengapa di dalam manajemen diperlukan bakat-bakat tertentu? Hal ini disebabkan karena pekerjaan memimpin agar lebih berhasil memerlukan kewibawaan, kemampuan untuk mengambil keputusan cepat, human relation dan sebagainya, padahal sebagaimana kita tahu hal-hal tadi sampai saat ini kesemuanya itu terletak pada diri seseorang tersebut yang merupakan bakat yang “agak” sulit untuk dipelajari.
Manajemen Pendidikan Islam
Istilah ini (Manajemen Pendidikan Islam) menimbulkan beberapa pandangan yang menurut Marno dan Triyo Supriyatno dalam Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan Islam ada tiga asumsi yang terbentuk karena istilah Manajemen Pendidikan Islam yaitu: pertama, pendidikan Islam yang dalam proses penyelenggaraannya memakai prinsip-prinsip, konsep-konsep, dan teori-teori manajemen yang berkembang dalam dunia bisnis. Kedua, pendidikan Islam yang dalam proses penyelenggaraannya menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep manajemen yang digali dari sumber dan khazanah keislaman. Ketiga, pendidikan Islam yang dalam proses penyelenggaraannya memakai prinsip-prinsip, konsep-konsep, dan teori-teori manajemen yang berkembang dalam dunia bisnis dengan menjadikan Islam sebagai nilai yang memandu dalam proses penyelenggaraannya (Marno, 2008:3).
Dari ketiga asumsi diatas Marno dan Triyo Supriyatno memberikan kesimpulan bahwa manajemen pendidikan Islam didefinisikan sebagai sebentuk kerjasama untuk melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling) terhadap usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya manusia, financial, fisik, dan lainnya dengan menjadikan Islam sebagai landasan dan pemandu dalam praktek operasionalnya untuk mencapai tujuan organisasi (pendidikan Islam) dalam berbagai jenis dan bentuknya yang intinya berusaha membantu seseorang atau sekelompok siswa dala menanamkan ajaran dan/atau menumbuhkembangkan nilai-nilai Islam (Marno, 2008:5)
Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions)
Sampai saat ini, masih belum ada konsensus baik di antara praktisi maupun di antara teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut unsur-unsur manajemen.
Berbagai pendapat mengenai
fungsi-fungsi manajemen akan tampak jelas dengan dikemukakannya pendapat beberapa penulis sebagai
berikut:
Allen
|
Henry
|
Gullich
|
Koontz
|
Siagian
|
Lyndak
|
Stoner
|
Terry
|
|
Planning
|
V
|
V
|
V
|
V
|
V
|
V
|
V
|
V
|
Organizing
|
V
|
V
|
V
|
V
|
V
|
V
|
V
|
V
|
Actuating
|
||||||||
Controlling
|
V
|
V
|
V
|
V
|
V
|
V
|
V
|
|
Directing
|
V
|
V
|
||||||
Commanding
|
V
|
V
|
||||||
Staffing
|
V
|
V
|
V
|
|||||
Coordinating
|
V
|
V
|
V
|
|||||
Reporting
|
V
|
|||||||
Forecasting
|
V
|
|||||||
Leading
|
V
|
|||||||
Motivating
|
V
|
V
|
Dari beberapa pendapat
para penulis di atas dapat dikombinasikan, fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
Planning
Berbagai batasan tentang
planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit.
Misalnya yang sederhana
saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang
diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban
kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus
dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya
tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu
harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu
harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan
mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya
melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning
adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
Organizing
Organizing (organisasi)
adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik
atau sejumlah sasaran.
Leading
Pekerjaan leading meliputi
lima kegiatan yaitu :
• Mengambil keputusan
• Mengadakan komunikasi
agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
• Memberi semangat,
inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memilih orang-orang yang
menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap
bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Directing/Commanding
Directing atau Commanding
adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran,
perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan
dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Motivating
Motivating atau
pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan
kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh
atasan.
Coordinating
Coordinating atau
pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai
kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan
jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga
terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Controlling
Controlling atau pengawasan,
sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian,
bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan
yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
Reporting
Adalah salah satu fungsi
manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai
segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
Staffing
Staffing merupakan salah
satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja,
pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada
organisasi.
Forecasting
Forecasting adalah meramalkan,
memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi
sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.
Tingkatan
Manajemen (Manajemen Level)
Tingkatan manajemen dalam
organisasi akan membagi tingkatan manajer menjadi 3 tingkatan :
1. Manajer lini
garis-pertama (first line) adalah tingkatan manajemen paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan
mengawasi tenaga-tenaga operasional. Dan mereka tidak membawahi manajer yang lain.
2. Manajer menengah (Middle
Manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi beberapa tingkatan dalam suatu organisasi.
Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para manajer
lainnya kadang-kadang juga karyawan operasional.
3. Manajer Puncak (Top
Manager) terdiri dari kelompok yang relative kecil, manager puncak bertanggung jawab atas manajemen
keseluruhan dari organisasi.
Perkembangan
teori manajemen sampai pada saat ini telah berkembang dengan pesat. Tapi sampai
detik ini pula belum ada suatu teori yang bersifat umum ataupun berupa
kumpulan-kumpulan hukum bagi manajemen yang dapat diterapkan dalam berbagai
situasi dan kondisi. Suatu yang sama tapi karena dilihat dari kaca mata yang
berbeda, akan dapat menimbulkan pendapat yang berbeda. Nitisemito dalam bukunya
manajemen suatu dasar dan pengantar menggambarkan perbedaan cara pandang
tersebut dengan petani yang sedang mencangkul sawah, apabila yang memandang
adalah seorang ekonom maka ia beranggapan bahwa kegiatan mencangkul adalah
kegiatan yang produktif, seorang dokter akan beranggapan mencangkul adalah
kegiatan yang menyehatkan namun bila dilakukan secara berlebihan akan
menyebabkan sakit berbeda lagi dengan seorang pakar hukum ia akan melihat bahwa
kegiatan mencangkul itu legal atau tidak (Nitisemito, 83: 247).
Dalam
perkembangannya ada tiga aliran dalam manajemen yaitu:
1.
Aliran klasik yang terbagi dalam manajemen ilmiah dan teori organisasi klasik.
2.
Aliran hubungan manusiawi, disebut sebagai aliran neoklasik atau pasca klasik.
3.
Aliran manajemen modern.
Disamping
itu akan dibicarakan juga dua pendekatan manajemen yaitu :
1.
Pendekatan sistem (System Approach)
2.
Pendekatan kontingensi (Contingency Approac)
Teori
Manajemen Klasik
Ada
dua tokoh manajemen yang mengawali munculnya manajemen, yaitu :
1.
Robert Owen (1771 1858)
Dimulai
pada awal tahun 1800-an sebagai Manajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark,
Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor
produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya
disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik
akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga
kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian
baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan
perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan
bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern
dan intern dari pekerjaan.
Robert
Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek memperkerjakan anak-anak usia
5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh dengan kondisi
kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya perbaikan temadap
kondisi kerja ini. Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja
dianggap instrumen yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja
di pabrik, rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja
karyawan, menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko untuk
menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan berusaha
memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan membangun
rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan pabrik rnenjadi
menarik. Sebab itu, beliau disebut "Bapak Personal Manajemen Modem".
Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja, karena menurutnya,
investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya manusia. Selain mengenai
perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat prosedur untuk meningkatkan
produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja dan bersaing juga secara
terbuka.
2.
Charles Babbage (1792 1871)
Charles
Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian
dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip
ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja
menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan
efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam
penerapan prinsip-prinsip manajemen. Pembagian kerja (devision of labour),
mempunyai beberapa keunggulan, yaitu :
1.
Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2.
Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke
pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu
diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya.
3.
Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus
menerus dalam tugasnya.
4.
Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena
perhatiannya pada itu-itu saja.
Kontribusi
lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang saling
menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema
perencanaan pembagian keuntungan.
A.
Teori Manajeman Ilmiah
Tokoh-tokoh
dari teori manajemen ilmiah antara lain Frederick Winslow Taylor, Frank dan
Lilian Gilbreth, Henry L. Gantt dan Harrington Emerson.
1.
Frederick Winslow Taylor
Pertama
kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan dibahas,
pada sekitar tahun 1900an. Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan dan
merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak
manajemen ilmiah (scientifick management).
Hasil
penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan prinsip
lama yaitu sistem coba-coba atau yang lebih dikenal dengan nama sistem trial
and error.
Hakekat
pertama daripada manajemen ilmiah yaitu A great mental revolution, karena hal
ini menyangkut manajer dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu penerapan ilmu
pengetahuan untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap unsur pekerjaan.
Taylor
mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :
1.
menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan
disetiap unsur-unsur kegiatan.
2.
memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan
latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3.
setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam
menjalankan tugasnya.
4.
harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.
Hal
yang menarik dari pendapat Taylor salah satunya adalah mengenai posisi manajer.
Dimana manajer adalah pelayan bagi bahwahannya yang bertentangan dengan
pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa bawahan adalah pelayan manajer. Oleh
Taylor ini dinamakan studi gerak dan waktu (Time and a motion study).
2.
Henry Laurance Gantt (1861 1919)
Henry
merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan,
dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas
kerjanya. Sumbangan Henay L. Grant yang
terkenal adalah sistem bonus harian dan bonus ekstra untuk para mandor. Beliau
juga memperkenalkan system "Charting" yang terkenal dengan "Gant
Chart".
Metodenya
yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan rencana-rencana dan
memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang lebih baik. Dengan rnenekankan
pentingnya waktu maupun biaya dalam merencanakan dan rnengendalikan pekerjaan.
Hal ini yang menghasilkan terciptanya "Gantt Chart" yang terkenal
tersebut. Teknik ini pelopor teknikteknik modern seperti PERT (Program
Evaluation and Review Techique).
Adapun
gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1.
kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk
mencapai tujuan bersama.
2.
mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3.
pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4.
penggunaan instruksi kerja yang terperinci.
B.
Teori Organisasi Klasik
Tokoh-tokoh
teori organisasi klasik antara lain yaitu Henry Fayol, James D. Mooney, Mary
Parker Follett dan Chaster I. Bernard.
1.
Henry Fayol (1841-1925)
Fayol
adalah seorang industrialis Perancis. Fayol mengatakan bahwa teori dan teknik
administrasi merupakan dasar pengelolaan organisasi yang kompleks, ini
diungkapkan dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et General
atau Gneral and Industrial Management yang ditulis pada tahun 1908 oleh
Constance Storrs.
Fayol
membagi manajemen menjadi lima unsur yaitu perencanaan, pengorganisasian,
pemberian perintah, pengkoordinasian dan pengawasan, fungsi ini dikenal sebagai
fungsionalisme.
Fayol.
Selanjutnya membagi enam kegiatan manajemen, yaitu 1. Teknik Produksi dan
Manufakturing Produk, 2. Komersial, 3. Keuangan, 4. Keamanan, 5. Akuntansi dan
6. Manajerial.
Henry
Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen, yaitu :
1.
Devision of Work
Adanya
spesialisasi dalam pekerjaan
2.
Uathority and Responsibility
Wewenang
yaitu hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk meminta dipatuhi.
3.
Dicipline
Melakukan
apa yang sudah menjadi persetujuan bersama.
4.
Unity of Command
Setiap
bawahan hanya menerima instruksi dari seorang atasan saja untuk menghilangkan
kebingungan dan saling lempar tanggung jawab.
5.
Unity of Direction
One
head and one plan or a group or activities having the same objective. Seluruh
kegiatan dalam organisasi yang mempunyai tujuan sama harus diarahkan oleh
seorang manajer.
6.
Subordination of Individual Interest to Generale Interest
Kepentingan
seseorang tidak boleh di atas kepentingan bersama atau organisasi.
7.
Renumeration
Gaji
bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan, kompensasi.
8.
Centralization
Standarisasi
dan desentralisasi merupakan pembagian kekuasaan.
9.
Sealar Chain (garis wewenang)
Jalan
yang harus diikuti oleh semua komunikasi yang bermula dari dan kembali ke
kuasaan terakhir.
10.
Order
Disini
berlaku setiap tempat untuk setiap orang dan setiap orang pada tempatnya
berdasarkan pada kemampuan.
11.
Equity
Persamaan
perlakuan dalam organisasi.
12.
Stability of Tonure of Personel
Seorang
pegawai memerlukan penyesuaian untuk mengerjakan pekerjaan barunya agar dapat
berhasil dengan baik.
13.
Initiative
Bawahan
diberi kekuasaan dan kebebasan di dalam mengeluarkan pendapatnya, menjalankan
dan menyelesaikan rencananya.
14.
Esprit the Corps
Persatuan
adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan,
keharmonisan dan kesetiaan dari para anggotanya yang tercermin dalam semangat
korps.
2.
Mary Parker Follett (1868 1933)
Follett
menjembatani antara teori klasik dan hubungan manusiawi, dimana pemikiran
Follett pada teori kalsik tapi memperkenalkan unsur-unsur hubungan manusiawi.
Dia menerapkan psikologi dalam perusahaan, industri dan pemerintahan. Konflik
yang terjadi dalam perusahaan dapat dibuat konstruktif dengan menggunakan
proses integrasi.
Adapun
kritik terhadap pendekatan teori organisasi klasik, antara lain:
a) Merangsang berfikir yang mengutamakan
konformitas dan formalitas.
b) Merupakan rutinitas yang membosankan
c) Ide-ide inovatif tidak sampai kepada
pengambil keputusan karena panjangnya jalur komunikasi
d) Tidak memperhitungkan organisasi nonformal
yang seringkali berpengaruh terhadap organisasi formal
e) Dijalankan secara berlebihan
f) Terlalu banyak aturan yang
berbelit-belit
g) Kecenderungan menjadi orwelian yaitu
keinginan birokrasi mencampuri (turut melaksanakan, bukan mengendalikan urusan.
C.
Aliran Hubungan Manusiawi (Neo Klasik)
Pendekatan
ini muncul untuk merevisi teori manajemen klasik yang ternyata tidak sepenuhnya
menghasilkan efisiensi produksi dan keharmonisan kerja. Para ahli selanjutnya
melengkapi teori manajemen klasik dengan menerapkan sosiologi dan psikologi
dalam manajemen.
Munsterberg(1863-1916),
profesor psikologi Jerman yang mendapat sebutan Bapak Psikologi Industri,
menyarankan agar penggunaan teknik-teknik manajemen menggunakan hasil
eksperimen psikologi. Sebagai contoh, berbagai metode psikologi dapat digunakan
untuk memilih kharakteristik tertentu yang cocok dengan kebutuhan suatu
jabatan. Ia juga menyarankan agar faktor sosial dan budaya turut
dipertimbangkan dalam suatu organisasi. Kontribusi utama dari Munsterberg untuk
manajemen adalah aaplikasi psikologi industri dalam manajemen.
Penelitian
Hawthorne yang dilakukan oleh Mayo (1880-1949) menghasilkan bahwa hubungan
manusiawi merupakan istilah umum yang sering dipakai untuk menggambarkan cara
interaksi manajer dengan bawahannya secara manusiawi. Asumsinya, jika manajer
personalia memotivasi pekerja dengan baik maka hubungan manusiawi dalam
organisasipun menjadi baik. Apabila moral dan efisiensi menurun, maka hubungan
manusiawi dalam organisasipun menurun. Ahli lain yang termasuk dalam pendekatan
ini adalah Lewin, Roger, Morino, dan lainnya.
Keterbatasan
dari teori hubungan manusiawi ini adalah bahwasanya konsep makhluk sosial
tidaklah menggambarkan secara lengkap individu-individu di tempat kerjanya.
Perbaikan kondisi kerja dan kepuasan kerja tidak menghasilkan perubahan
produktivitas yang mencolok. Lingkungan sosial ti tempat kerja bukanlah
satu-satunya tempat pekerja saling berinteraksi dengan unit lain di luar tempat
kerja. Kelompok yang diteliti mengubah perilakunya karena merasa kelompoknya
menjadi objek dan subjek penelitian.
D.
Pendekatan Teori Perilaku
Teori
perilaku merupakan pengembangan dari pendekatan hubungan manusiawi. Pendekatan
ini memandang bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh sistem sosialnya. Perilaku
dapat dipahami melalui tiga pendekatan, yaitu:
1) Rasional
Model
rasional memusatkan perhatiannya pada anggota organisasi yang diasumsikan
bersifat rasional dan mempunyai berbagai kepentingan, kebutuhan, motif dan
tujuan. Pendukung model ini antara lain, Down dan Simon
2) Sosiologis
Model
ini lebih memusatkan perhatiannya kepada pengetahuan antropologi, sosiologi dan
psikologi. Pendukung model ini antara lain Bern
3) Pengembangan hubungan manusia
Model
pengembangan hubungan manusia lebih memusatkan perhatiannya kepada tujuan yang
ingin dicapai dan pengembangan berbagai sistem motivasi menurut jenis motivasi
agar dapat meningkatkan produktivitas kerja. Pendukung model ini antara lain,
Mc Gregor, Maslow, dan Bennis.
Keterbatasan
dari pendekatan perilaku ini adalah bahwa beberapa ahli manajemen termasuk ahli
perilaku percaya bahwa bidang perilaku tidak sepenuhnya nyata karena berkenaan
dengan manusia yang bersifat unik. Model, teori dan istilah perilaku oleh ahli
perilaku sangat kompleks dan abstrak untuk dipraktekkan para manajer.
Dikarenakan perilaku manusia sangat unik, maka ahli-ahli perilaku sering
berbeda dalam menyimpulkan penelitian, dan rekomendasinya pun sulit bagi
manajer untuk memilih dan melaksanakannya.
E.
Aliran Kuantitati
Pendekatan
kuantitatif ditandai dengan berkembangnya tim penelitian operasi dalam
pemecahan masalah-masalah industri. Pendekatan ini didasari oleh kesuksesan tim
penelitian operasi Inggris pada PD II. Teknik-teknik penelitian operasi ini
semakin berkembang sejalan dengan kemajuan komputer, transportasi dan
komunikasi. Teknik-teknik penelitian operasi selanjutnya disebut sebagai
pendekatan manajemen ilmiah.
Pendekatan
manajemen ilmiah dipakai dalam banyak kegiatan seperti penganggaran modal,
manajemen produksi, penjadwalan, pengembangan strategi produk, pengembangan SDM
dan perencanaan program. Penggunaan riset operasi dalam manajemen ini
selanjutnya dikenal sebagai aliran manajemen science.
Langkah-langkah
pendekatan manajemen science yaitu :
1.
perumusan masalah dengan jelas dan terperinci
2.
penyusunan model matematika dalam pengambilan keputusan
3.
penyelesaian model
4.
pengujian model atas hasil penggunaan model
5.
penetapan pengawasan atas hasil
6.
pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi
F.
Pendekatan Sistem
Pendekatan
ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang saling berinteraksi yang
tak terpisahkan. Organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternal dalam
pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan system manajemen meliputi sistem umum
dan sistem khusus serta analisis tertutup maupun terbuka.
Pendekatan
sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan
sosiopsikologis. Analis system manajemen spesifik meliputi struktur organisasi,
desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi dan mekanisme perencanaan serta
pengawasan.
G.
Pendekatan Kontingensi
Pendekatan
kontingensi digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek
senyatanya. Biasanya antara teori dengan praktek, maka harus memperhatikan
lingkungan sekitarnya. Perbedaan kondisi dan situasi tertentu memerlukan
pendekatan tertentu pula. Menurut pendekatan ini, tugas manajer ialah
mengidentifikasi teknik tertentu yang paling cocok diterapkan pada situasi
tertentu dalam mencapai tujuan organisasi, karena tidak ada satupun teknik
manajemen yang universal yang dapat diterapkan dalam setiap situasi dan
kondisi.
Tugas penting yang
dilaksanakan oleh manajer yaitu
a. Bekerja
dengan dan melalui orang lain dalam arti luas
b. Memadukan
dan menyeimbangkan berbagai tujuan yang saling bertentangan dan menentukan
prioritas-prioritas
c. Bertanggung
jawab dan mempertanggungjawabkan, dimana sukses dan kegagalan bawahan adalah
cerminan langsung sukses dan kegagalan manajer
d. Berpikir
secara analitis dan konseptual
e. Sebagai
seorang mediator antar anggota
f. Sebagai
seorang politisi dengan mengembangkan hubungan-hubungan baik untuk mendapatkan
dukungan atas kegiatan-kegiatan yang dilakukannya
g. Sebagai
seorang diplomat, yaitu sebagai wakil (representatif) resmi dari kelompok
kerjanya pada berbagai pertemuan-pertemuan baik dengan kelompok organisasi
lain, dengan masyarakat maupun dengan pemerintah.
h. Manajer
mengambil keputusan-keputusan yang sulit, diharapkan manajer dapat menemukan
pemecahannya dan mengambil keputusan-keputusan
yang akurat
Tiga bidang peranan
manajer
1. Peranan
antar pribadi
-sebagai
pemuka simbolis, misal menerima dan menjamu tamu besar, menghadiri pernikahan
karyawannya, upacara-upacara seremonial dsb
-
pemimpin, mendidik, mengatur, memimpin, memberikan motivasi, memberikan
bimbingan, nasehat dsb kepada bawahan.
-
perantara, berhubungan dengan pihak-pihak ekstern perusahaan, baik dalam
mengadakan peremuan, perwakilan dsb
2. Peranan
informasional
-
Monitoring aliran informasi yang
ada baik kedalam maupun ke luar perusahaan
-
Penerus informasi yaitu
menyebarkan informasi-informasi kepada bawahannya atas keputusan yang diambil
dan informasi lainnya dari luar perusahaan.
-
Perwakilan, yaitu sebagai wakil
dari perusahaan keluar perusahaan baik sebagai warga negara biasa, mewakili
dalam pengadilan dan mengadakan hubungan dengan unsur-unsur masyarakat lainnya.
3. Peranan
pembuat keputusan
-
Wiraswasta, berdasarkan pada
inisiatif dan kreatif sendiri
-
Penangkal kesulitan,
penanggulangan pemogokan, pembatalan kontrak, penampung keluhan dan sebagainya
-
Pengalokasian sumber daya, kepada
siapa kapan, untuk apa, dan bagaimana sumber daya yang di punyainya, di
alokasikan.
-
Negotiator, mengadakan
perundingan-perundingan dengan pihak lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata