Oleh:
MuFe El-Bageloka
MuFe El-Bageloka
MuFe dan Achmad Ferry Wahyudi |
A. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan adalah arah, haluan, jurusan, maksud. Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Atau menurut Zakiah Darajat, tujuan adalah sesuatu yang diharapkan tercapai setelah suatu usaha atau kegiatan selesai . Karena itu tujuan pendidikan Islam adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.
Manusia adalah makhluk yang sadar tujuan, dalam arti setiap aktivitasnya santiasa disadari memiliki tujuan yang hendak dicapainya secara individual maupun kolektif, tujuan adalah sesuatu yang dicita-citakan dimasa yang akan datang dan ingin diwujudkan dengan berbagai daya dan upaya. Pembahasan tentang tujuan pendidikan Islam menjadi bahasa terpenting ( central issue) dari filsafat pendidikan mengingat tujuan memiliki beberapa fungsi sebagai: normative (gambaran ideal) preskriptif (pemberi arah) dan evaluative.
Dalam aktivitas pendidikan, tujuan dan cita-cita itu dirumuskan dalam tujuan akhir ( the ultimate aims of education). Tujuan akhir biasanya dirumuskan secara padat dan singkat. Rumusan tujuan pendidikan Islam biasa digambarkan dalam dua persepektif, yaitu persepektif manusia (pribadi) ideal dan perspektif masyarakat ( makhluk sosial) ideal. Persepektif manusia ideal digambarkan dengan “ Insan kamil”, “Insan cita”, “ Muslim paripurna”, “Manusia bertakwa”, “Manusia berkualitas”, “Manusia dewasa”, “Manusia bersyukur”, “Khalifah Al-rabb fi al-ardl”, “ kematangan dan integritas pribadi”, Manusia yang ber-imtak dan ber-iptek” dan lain sebagainya.
Sedang dalam persepektif manusia sebagai makhluk sosial, tujuan pendidikan dirumuskan dalam bentuk citra masyarakat ideal seperti : “warga masyarakat, warga Negara atau warga dunia yang lain”, terciptanya mastarakat madani “, “al-mujtama al-fadillah” (al-Farabi), “masyarakat utama” (Muhammadiyah) dan lain sebagainya.
B. Strategi Tujuan Pendidikan Islam
Agar fungsi tujuan tetap berhasil guna sebagai self realization maupun pemberi jawaban terhadap hidup dan kehidupan masa depan, maka penetapannya di perlukan pedekatan yang terpadu.
Pendekatan terpadu ialah:
1. Pendekatan melalui normatif filosofis.
2. Pendekatan melalui analisa historis lembaga-lembaga sosial.
3. Pendekatan melalui analisa ilmiyah tentang realita yang aktual.
1. Strategi Normatif Filosifis
Strategi merumuskan tujuan pendidikan islam merupakan bagian terpenting dari diskursus tetang filsafat pendidikan islam. Tujuan adalah sesuatu yang dicari atau yang ingin diperoleh. Sesuatu yang dicari atau di peroleh adalah sesuatu yang berharga, bernilai atau yang di anggap ideal. Kerena itu tujuan pendidikan islam harus mengarah pada nilai-nilai islam tentang hidup dan kehidupan manusia yang hakiki agar aktifitas pendidikan benar-benar mengarah kepada suatu yang ideal baik dari pembentukan pribadi maupun masyarakat umumnya.
Nilai nilai yang paling berharga yang harus dijadikan paradigma dalam merumuskan tujuan pendidikan islam, secara singkat terdiri dari nilai-nilai ketuhanan, kemanusian, dan kealaman.
a. Nilai- nilai filosofis
Nilai nilai filosofis seperti keadilan dan kebenaran. Kualitas hidup manusia sangat di tentukan oleh sejauh mana manusia komitmen untuk menegakkan nilai kebenaran dan keadilan dalam berbagai dimensi kehidupan seperti politik, ekonomi sosial dan budaya. Sebaliknya kesengaraan manusia manakala nilai nilai tersebut dilecehkan oleh manusia itu sendiri. Itulah sebabnya manusia merupakan mahkluk yang senantiasa mencari keadilan dan kebenaran.
b. Nilai- nilai akhlak
Islam adalah agama akhlak. Betapa pentingnya akhlak dalam kehidupan manusia dalam pandangan islam, niscaya di jadikan dasar dan tujuan dalam pendidikan islam. Para pendidik dalam pendidikan islam haruslah orang yang berakhlaq, orang yang beradab dan bermoral sebab hanya orang yang berakhlaq yang dapat membantu peserta didik berakhlaq.
c. Nilai-nilai ilmiah
Islam adalah agama ilmu dan Alqur’an. Karena itu hanya orang yang berilmu yang dapat memahami islam dan dapat mengamalkan ajarannya. Karena islam mengatakan bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib. Bagi laki laki dan perempuan kapan saja, dimana saja, dan perintah itu berlaku sepanjang hayat nilai nilai ilmiah itu antara lain seperti sikap obyektif, kritis, skeptis dan analisis. Sikap-sikap inilah yang merupakan dari nilai-nilai ilmiah yang harus senantiasa di tanamkan dari anak didik.
d. Nilai-nilai spiritual
Nilai-nilai spiritual adalah nilai-nilai rohani dan prinsip-prinsip moral dalam batin seseorang yang memberi warna dalam pandangan dunia, etos dan tingkah laku seseorang. Pendidikan islam harus memberikan nilai-nilai spiritual yang islami, yang kondusif dan fungsional bagi pembentukan pandangan dunia anak didik. Nilai-nilai spiritual dalam islam bersifat asketisme duniawi: yaitu pendangan dunia yang mengatakan bahwa kehidupan dunia adalah nyata bukan bayangan sangat berharga (bukan permainan).
Dan umat islam di perintahkan untuk memenangkan pertandingan itu. Dari nilai-nilai spiritual ini berarti anak didik harus di beri pemahan yang benar tentang hakikat kehidupan didunia, supaya mereka berprestasi dan beramal sholeh ketika di dunia, dan sebaliknya tidak membenci atau menjauhi dunia. Nilai-nilai itulah yang mendorong kemajuan dan kehidupan yang lebih baik bagi peserta didik.
e. Nilai-nilai karya
Islam merupakan agama ilmu, begitu juga merupakan agama amal. Islam menghendaki ilmu bermanfaat secara luas yang di dibaratkan seperti pohon yang berbuah lebat dan memberikan manfaat bagi kehidupan. Sebaliknya islam mengecam ilmu yang tidak bermanfaat, ilmu yang di sembunyikan untuk dirinya yang di ibaratkan seperti pohon yang tak berbuah karena itu ilmu yang baik adalah yang alamiah dan amal yang terbaik adalah amal ilmiah.
Allah berfirman:
“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata".
f. Nilai-nilai ekonomi dan harta
Islam adalah agama kemanusian dan salah satu kebutuhan manusia yang sangat fundamental ialah ekonomi atau harta.
Dalam sebuah hadis Rasullulah saw bersabda :’’Allah adalah zat yang indah dan menyukai keindahan. Manusia di takdirkan oleh Allah sebagai makhluk yang menyukai keindahan atau perhiasaan. Islam memandang harta sebagai keindahan, berarti manusia di perintahankan untuk mencari harta dan menjaganya supaya tetap indah dengan cara yang halal pula.
Islam tidak memandang harta itu hina, melainkan justru keindahan, sebaliknya islam memandang kemiskinan itu ibarat penyakit yang harus diberantas, kemiskinan dapat menjerumuskan kepada kekafiran, dapat menjadi pintu kehinaan. Prinsip-prinsip islam inilah yang harus di tanamkan kepada anak didik.
2. Strategi Melalui Analisia Historis
Sejarah adalah gagasan peristiwa masa lalu yang bermakna bagi perjalan hidup manusia ke depan, sejarah memberi pengalaman, pelajaran, dan hikmah yang sangat berharga tentang kebaikan atau keburukan, keberhasilan atau kegagalan.
Nilai-nilai sejarah ini harus ditanamkan dalam diri anak didik agar dapat membentuk kepribadian yang tangguh, jiwa nasionalisme atau patriotisme, kearifan, hikmah dan terhindar dari kebodoha.
3. Strategi Melalui Analisa Ilmiah
Perumusan tujuan pendidikan melalui analisis ilmiah ini dimaksudkan agar lulusan pendidikan senatiasa kontekstual dengan dinamika tuntutan masyarakat. Strategi ini memiliki dua strategi :
a. Strategi investasi sumber daya manusia, dimana lulusan pendidikan harus mampu memenuhi tuntunan ketenaga kerjaan yang di perlukan oleh masyarakat.
b. Teori ekonomi neoklasik, pendidikan adalah investasi, karena itu pendidikan harus menghasilkan manusia-manusia produktif yang mampu menghasilkan nilai tambahan bagi pertumbuhan ekonomi.
C. Macam-Macam Tujuan Pendidikan
1. Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah
Ada 4 macam tujuan pendidikan islam, yakni
a. Tujuan pendidikan jasmani (ahdaf al-jismiyah)
Rasulullah saw. bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَاَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَعِيْفِ. ( مسلم )
Artinya:
“ Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disayangi Allah daripada orang mukmin yang lemah ”. (HR. Muslim)
Kekuatan fisik merupakan bagian pokok dari tujuan pendidikan, maka pendidikan harus mempunyai tujuan kearah keterampilan-keterampilan fisik yang dianggap perlu perlu bagi tumbuhnya kepaksaan tubuh yang sehat.
b. Tujuan pendidikan rohani (ahdaf al-ruhaniyyah)
Asal-usul ruh pada dasarnya mengakui adanya Allah dan menerima kesaksian dan pengabdian kepada-Nya. Namun faktor lingkungan dapat mengubah sifat yang asli, ini berarti bahwa ada kemungkinan ruh biasa menyimpang dari kebenaran.
Tujuan pendidikan islam harus mampu membawa dan mengembalikan ruh tersebut kepada kebenaran, dan meletakkan dasar-dasar yang dapat memberi petunjuk agar manusia memlihara kontaknya yang terus-menerus dengan Allah SWT.
c. Tujuan pendidikan akal (al-ahdaf al-‘aqliyah)
Tujuan ini mengarah kepada perkembangan intelegensi yang mengarahkan setiap manusia sebagai individu untuk dapat menemukan kebenaran. Pendidikan islam harus mengacu pada tujuan memberi daya dorong menuju peningkatan kecerdasan manusia.
d. Tujuan sosial (al-ahdaf al-ijtima’iyah)
Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial adalah menitikberatkan pada perkembangan karakter-karakter manusia yang unik, agar manusia mampu beradaptasi dengan standar-standar masyarakat bersama-sama dengan cita-cita yang ada padanya.
Sedangkan tujuan akhir menurut Abdurrahman disini adalah mewujudkan manusia ideal sebagai abid atau ibad Allah yang tunduk secara total kepada Allah SWT.
2. Menurut M. Djunaidi Dhany
Tujuan pendidikan menurut M. djunaidi dhany adalah:
a. Pembinaan kepribadian anak didik yang sempurna
1) Pendidikan harus mampu membentuk kekuatan dan kesehatan badan serta pikiran anak didik.
2) Sebagai individu, maka anka harus dapat mengembangkan kemampuannya semaksimal mungkin.
3) Sebagai anggota masyarakat, anak harus dapat memiliki tanggung jawab sebagai warga Negara.
4) Sebagai pekerja, anak harus bersifat efektif dan produktif serta cinta akan kerja.
b. Peningkatan moral, tingkah laku yang baik dan menanamkan rasa kepercayaan anak terhadap agama.
c. Mengembangkan intelegensi secara efektif agar mereka siap untuk mewujudkan kebahagiaannya dimasa mendatang.
3. Tujuan pendidikan islam menurut Hasan Langgulung
Tujuan pendidikan islam harus dikaitkan dengan tujuan hidup manusia, atau lebih tegasnya , tujuan pendidikan adalah untuk jawaban persoalan “untuk apa kita hidup?”
Seperti firman Allah SWT:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّالِيَعْبُدُوْنِ (الذاريت:٥٦)
Artinya:
“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah kepada-Ku.”(QS. az-Zariyat/51: 56)
اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُوْكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِ لِلّهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ(الانعام:١٦٣)
Artinya:
“( Wahai Tuhanku), sesungguhnya slatku, ibadahku, hidup dan matiku semuanya untuk Allah, Tuhan seru sekalian alam”(QS. Al-An’am/6: 163)
Tujuan hidup muslim tersebut adalah sasaran dari tujuan pendidikan islam sepanjang sejarah, semenjak zaman Nabi saw sampai akhir zaman.
4. Tujuan pendidikan islam menurut Omar Mohammad Al-Toumy al-Syaibany
Menurutnya, tujuan pendidikan mempunyai tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Tujuan individual
Tujuan ini berkaitan dengan masing-masing individu dalam mewujudkan peruabahan yang diinginkan pada tingkah laku dan aktivitasnya, di samping untuk mempersiapkan mereka dapat hidup bahagia baik di dunia maupun di akhirat.
b. Tujuan sosial
Tujuan ini berkaitan dengan kehidupan masyarakat sebagai keseluruhan dan tingkah laku mereka secara umum, di samping juga berkaitan dengan perubahan dan pertumbuhan kehidupan yang diinginkan serta memperkaya pengalaman dan kemajuan.
Jadi pada hakekatnya tujuan pendidikan Islam adalah :
• Membentuk manusia beraqidah (Tarbiyah 'Aqidiyah)
• Membentuk manusia beraklak mulia (Tarbiyah Khuluqiyah)
• Membentuk manusia berfikir (Tarbiyah Fikriyah)
• Membentuk manusia sehat dan kuat (Tarbiyah Jismiyah).
• Membentuk manusia kreatif, inisiatif, antisipatif, dan responsive (Tarbiyah Amaliyah).
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan terjemahan.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: ciputat Pers.
Ihsan, Hamdani dan Ihsan, Fuad. 2007. Filsafat Pendidikan Islam cetakan III. Bandung: CV.Pustaka Setia
Ramayulis. 2006. Ilmu Pendidikan Islam cet. Ke-5. Jakarta: Kalam Mulia.
Tobroni. 2008. Pendidikan Islam cetakan I. Malang: UMM Press.
http://kutiba.multiply.com/journal/item/6/PENDIDIKAN_ISLAM ( diakses pada 10/10/2012 jam 20:43 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata