oleh DaGreat BankeiDzar (Catatan) pada 26 Januari 2010 pukul 22:21
"Di dalam perjalanan ini terdpt bnyk nafsu, yg jk tdk engkau singkirkan bs mmbuatmu trjrmbab jatuh di tengah jalan. Siapa sibuk melatih diri sendiri sepnjg hidupnya, sama degn org yg melatih hewan dan tidak pernah sekalipun menungganginya dan tidak bermanfaat selain menghindari terjangan dan sepakannya saja. Memang hal ini bermanfaat, tp bukan itu tujuannya".
Tawadhu', sifat ini tidak akan bisa terwujud jika seseorang itu menyendiri,
Bisa jd uzlah yg ia lakukan krn muncul kesombongan, shg mnghalanginya untuk bergaul dgn manusia. Dia tdk ingin jk kedatangan dan keberadaannya di tempat berkumpul tdk dihormati scr layak. Dia tdk ingin bergaul dgn mereka krn merasa dirinya hebat (berkuasa, paling berilmu, mulia, dll). Diantara tandanya, dia suka jika dikunjungi orang lain, tetapi tidak mau mengunjungi orang lain. Dia suka jika orang awwam dan para pejabat berkerumun di depan pintu rumahnya dan menciumi tangannya.
Uzlah karena sebab seperti ini suatu sikap yg bodoh. Sebab tawadhu; tidak bisa terhalangi karena kedudukan yg tinggi.
"Barangsiapa tawadhu; ALLAH meninggikannya, barangsiapa meninggikan diri ALLAH merendahkannya"
"Di dalam perjalanan ini terdpt bnyk nafsu, yg jk tdk engkau singkirkan bs mmbuatmu trjrmbab jatuh di tengah jalan. Siapa sibuk melatih diri sendiri sepnjg hidupnya, sama degn org yg melatih hewan dan tidak pernah sekalipun menungganginya dan tidak bermanfaat selain menghindari terjangan dan sepakannya saja. Memang hal ini bermanfaat, tp bukan itu tujuannya".
Tawadhu', sifat ini tidak akan bisa terwujud jika seseorang itu menyendiri,
Bisa jd uzlah yg ia lakukan krn muncul kesombongan, shg mnghalanginya untuk bergaul dgn manusia. Dia tdk ingin jk kedatangan dan keberadaannya di tempat berkumpul tdk dihormati scr layak. Dia tdk ingin bergaul dgn mereka krn merasa dirinya hebat (berkuasa, paling berilmu, mulia, dll). Diantara tandanya, dia suka jika dikunjungi orang lain, tetapi tidak mau mengunjungi orang lain. Dia suka jika orang awwam dan para pejabat berkerumun di depan pintu rumahnya dan menciumi tangannya.
Uzlah karena sebab seperti ini suatu sikap yg bodoh. Sebab tawadhu; tidak bisa terhalangi karena kedudukan yg tinggi.
"Barangsiapa tawadhu; ALLAH meninggikannya, barangsiapa meninggikan diri ALLAH merendahkannya"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata