10 Jan 2014

Kolbu VS Akal

Dedi Hariadi, S.Hi

Kenapa manusia dilebihkan derajatnya dibandingkan dengan makhluk yang lain?, bukankah kalau kita mau merenung dan berpikir sejenak bahwa Allah melebihkan manusia dengan yang lainnya merupakan karunia sekaligus ancaman bagi manusia. Kenapa dikatakan karunia?, dikarenakan dengan itu manusia memliki posisi yang tinggi bahkan paling tinggi di bumi ini. Kenapa dikatakan ancaman?, dikarenakan dengan gelar yang tinggi itu manusia terkadang tak mampu memikulnya.

Dengan diberikannya manusia hati dan akal, manusia bisa melakukan apa saja di bumi terhadap makhluk yang lainnya. Dengan hati dan akal manusia berbeda dengan yang lainnya, sehingga benarlah firman Allah “sesungguhnya kami menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk”. Ini menegaskan bahwa manusia lah makhluk terbaik secara fisik maupun kejiwaan di bumi. Akan tetapi dalam lanjutan ayat berikut dijelaskan bahwa “kemudian kami kembalikan mereka ke tempat yang paling rendah”. Apa yang terjadi di satu sisi manusia adalah mahluk terbaik yang diciptakan akan tetapi akan dikembailkan ke tempat yang paling rendah yaitu neraka.
Jika melihat berbagai ayat dalam hamparan Al-qur’an jelas bahwa manusia harus menggunakan hati dan akalnya sesuai dengan apa yang menjadi pungsinya sebagai hamba Allah, hati ia gunakan untuk merasakan nikmatnya iman, merasakan keagungan sang pencipta, merasakan berbagai penderitaan saudara semuslimnya. Bukan ia gunakan untuk mendengki, membenci, mendendam dan lain sebagainya. Begitu juga akal, akal yang digunakan untuk memikirkan hal-hal yang positif, memikirkan keagungan tuhan, memikirkan dan merenungkan ayat-ayat tuhan sehingga hati dan akal memiliki sinergi yang sama-sama memuja tuhan yang maha perkasa.
Hati dan akal merupakan penentu nasib manusia, jika ia bisa memaksimalkan hati dan akal dalam kebaikan niscaya manusia akan bisa meraih kebahagiaan di dunia dan di akhirat, akan tetapi sebaliknya jika manusia tidak bisa memaksimalkannya niscaya ini akan menjadi sumber malapetaka dalam kehidupan manusia. Allah mencela seorang yang hanya mengasah otaknya untuk oportunitas kehidupan duniawiyah, begitu juga dengan orang yang hanya megasah hatinya untuk memuja tuhan ditengah keheningan malam tanpa pernah mau memikirkan lingkungan sosialnya, tetangganya, mengabaikan sanak keluarga. Dia terlena dengan asketisme dan tidak mau membumi.
Jika kita melakukan pendekatan dengan maqosidu al-syari’ah, sesungguhnya lima di antara perkara yang dijaga oleh agama adalah akal dan jiwa, ini membuktikan bahwa manusia harus memlihara akal dan jiwanya dalam perspektif Islam. Kenapa Islam melarang melakukan pembunuhan, mabuk-mabukkan, menghisap narkoba, itu semua dimaksudakan supaya terjaganya akal dan jiwa manusia.
Kerusakan Negara Indonesia banyak disebabkan oleh akal dan hati yang kotor dan picik, akal dan hati yang tidak menghamba kepada tuhan, akal dan hati yang selalu tergiur dengan kesenangan materi. Indonesia akan bisa maju hanya dengan akal dan hati yang sehat dan bersih. Bagiamana tidak berbagai macam kasus korupsi yang sedang menjamur diakibat hati yang rusak, akal yang picik. Akal dan hati dipayungi syahwat materi yang selalu membara. Bagaimana keadilan bisa ditegakkan jika tendensi-tendensi transcendental diabaikan, bagaimana hukun bisa berjalan jika-jika tendensi-tendensi kemanusiaan diabaikan. Ini menunjukkan bahwa hati dan akal masyrakat Indonesia mayoritas sedang sakit parah, bahkan hampir tak bisa disembuhkan.
 Oleh karenanya, dengan hati yang bersih dan akal yang bersih manusia akan bisa mewujudkan mimpi-mipinya. Dengan hati dan akal yang bersih Negara akan mampu bergerak lebih maju dan lebih progress. Semoga kita bisa memanfaatkan hati dan akal kita untuk kebaikan diri, masyarakat, bangsa dan Negara. Amin .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata