13 Jan 2014

Tips Merasakan Manisnya Iman

Oleh MuFe El-Bageloka

Siapa yang tidak ingin merasakan manisnya iman kepada Allah, dengan kita merasakan manisnya iman maka dunia akan terasa seperti milik kita dengan Allah, seolah-olah hati kita tidak bisa jauh dari Allah sebagai kekasih hati kita. Akan tetapi banyak saudara kita yang tidak bisa merasakan manisnya Iman berikut ini penulis mengutip sebuah hadist bagaimana tips merasakan dan menambah manisnya iman kepada Allah SWT,


حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَهَّابِ الثَّقَفِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا أَيُّوبُ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْه
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّار

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahhab Ats Tsaqafi berkata, telah menceritakan kepada kami Ayyub dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang, ia akan mendapatkan manisnya iman: Dijadikannya Allah dan Rasul-Nya lebih dicintainya dari selain keduanya. Jika ia mencintai seseorang, dia tidak mencintainya kecuali karena Allah. Dan dia benci kembali kepada kekufuran seperti dia benci bila dilempar ke neraka" (HR.Bukhori).
Sebelum mengupas tentang tips mendapat rasa iman (cinta kepada Allah), terlebih dahulu yang harus diketahui pertama kali adalah pengertian iman. Iman itu secara bahasa adalah percaya. Jadi secara terminologi adalah meyakini (percaya) dengan hati, mengucapkan dengan lisan kemudian mengamalkan dengan anggota badan. Selain itu telah dijelaskan dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, sanadnya dari Umar bin Khatab radiallahu 'anhu

فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِيْمَانِ، قَالَ: أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ، وَمَلاَئِكَتِهِ، وَكُتُبِهِ، وَرُسُلِهِ، وَالْيَوْمِ الآخِرِ، وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

Maka terangkan kepada saya tentang Iman. Rasulullah SAW menjawab "Iman itu adalah kamu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab yang diturunkannya, Para Rasul-Nya, hari Akhir dan Kamu beriman kepada Takdir baik maupun buruk.

Maka tidak heran jika iman sudah tertanam dalam hati, maka seolah seorang hamba itu tidak akan bisa jauh dari Rabbnya. Sebagaimana firman Allah SWT

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ ۚ أُولَٰئِكَ حِزْبُ اللَّهِ ۚ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ


"Dan engkau tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya. Mereka itulah orang yang dalam hatinya telah ditanamkan oleh Allah KEIMANAN dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Dia. Lalu dia dimasukkan ke dalam Surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah Ridha kepada mereka merekapun ridha kepada Allah (puas atas segala nikmat yang diberikan oleh Allah SWT). Mereka itulah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung" (QS. Al-Mujadilah: 22).

Ayat ini secara gamblang menjelaskan kepada kita tentang peran iman yang sudah tertanam kepada hati seseorang, yakni mereka akan berkumpul sesama orang shalih dan tidak akan berkasih sayang kepada orang-orang kafir atau orang-orang yang menentang Allah. Selain itu, orang yang ditanamkan keimanan oleh Allah di dalam hatinya maka ia akan merasakan buah dari keshalihannya yakni dapat nikmat yang tidak ada bandingnya di sisi Allah (dijamin puas). Berikut ini, penjelasan tips untuk merasakan manisnya iman kepada Allah SWT

1. Mencintai Allah dan Rasulnya lebih dari apapun
Ini wajar karena Dia dan Rasul-Nya lah yang pantas dicintai melebih apapun. Karena Dia telah memberikan segala nikmatnya dan tidak pernah perhitungan. Coba kalau kita berfikir pernahkah Allah meminta imbalan untuk membalas semua apa yang telah diberikan-Nya. Permintaan Allah cuma satu yakni BERIBADAH dengan ibadah yang MURNI (IKHLAS).

2. Mencintai Orang Mukmin ataupun Muslim karena Allah
Terkadang cinta diartikan secara sempit yakni hanya mencintai lawan jenis. Tapi cinta di sini adalah kita mencintai saudara kita berdasarkan ketaatan kepada Allah SWT yang dilandasi dengan rasa takwa. Artinya kita mencintai saudara kita karena satu aqidah dan karena dia taat.

3. Taubat (tidak kembali kepada kekufuran)
Taubat adalah kita berjanji untuk tidak berbuat maksiat lagi. Firman Allah SWT dalam surat At-Tahrim ayat 8

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


Wahai orang-orang beriman! bertobatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhanmu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil berkata "ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sungguh, Engkau Maha kuasa atas segala sesuatu"


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata