Oleh MuFe El-Bageloka
Waktu diklat Program Pembentukan Kepemimpinan dan Kepribadian (P2KK), tepatnya pada tanggal 26 April 2014. Saat itu, aku lagi mengikuti materi pembelajaran kontekstual (contextual learning) dan Kooperative learning, tiba-tiba seekor kucing melintas di sampingku membawa mangsa buruannya yang baru ditangkap. Burung itu tampaknya ingin melepaskan diri dari cengkraman si kucing. Tapi apa daya dia sudah lumpuh akibat terkaman si kucing.
Kucing itu berjalan mondar-mandir kesana-kemari, terbetiklah rasa ingin tahuku "KENAPA KUCING ITU MONDAR MANDIR SEPERTI INI?" Kuamati dan kuamati dalam beberapa menit, ternyata ia mencari wadah untuk melepas santapan siangnya, maka tak heran jika sepatu dari para peserta yang menjadi wadah untuk makan siang si kucing tersebut.
Ketika burung itu lepas, si burung malah malah hendak terbang tapi dengan segera sang kucing menangkap, setelah ditanggap dilepas lagi bak mainan sehingga menjadi medianya untuk belajar BERBURU, Aku hanya tersenyum melihat tingkah laku si hewan manja itu.
Hikmah dari Cerita
- Ikhtiar si burung yang menjadi mangsa kucing untuk melepas diri dari cengkraman musuhnya. Begitu pula si kucing yang menerkam dengan sebuas-buasnya. Artinya untuk mencapai keinginan yang ingin diraih haruslah BERIKHTIAR dan terus BERIKHTIAR. Karena kalau tidak begini, maka Allah tidak akan merubah nasib kita "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu merubah nasibnya sendiri".
- Terlihat bagaimana kucing itu mencari wadah untuk santapan siangnya. Artinya kucing itu tampaknya memperhatikan kebersihan dari wadah santapan siangnya kali ini. Karena Allah menyukai orang yang membersihkan diri dan bertaubat. Kesimpulannya kebersihan itu sangat penting.
- Secara tersirat kucing itu mengajarkan kepada kita untuk BELAJAR tanpa BATAS, seperti dalam sebuah pesan MENUNTUT ILMU MULAI DARI BUAIAN HINGGA LIANG LAHAT. Jadi kita harus belajar terus tanpa BATAS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata