Menanggapi Ucapan “Anda Sok Paling Benar”
Sobat, mungkin anda sering mendengar tuduhan atau ucapan semacam di atas. Terlebih lagi bila anda adalah lelaki berjenggot, bercelana cingkrang atau wanita muslimah yang menutup rapat aurat anda. Terlebih lagi bila anda senantiasa meminta dalil dalam setiap urusan agama. Nah, pada saat menghadapi tuduhan semacam itu, apakah yang anda ucapkan atau lakukan?
Anda berang? Anda buru buru menepis dan berkata : “aah tidak, saya tidak merasa paling benar!”
Sobat! Coba camkan jawaban anda, bila ternyata anda tidak merasa paling benar lalu mengapa anda mengamalkan bahkan mengajarkan pilihan anda kepada yang lain? Dan mengapa anda enggan menggantinya dengan pilihan lain?
Sebagai seorang muslim, sewajarnya untuk senantiasa memilih yang terbenar dan terbaik. Sangat nista bila anda memilih yang tersalah, atau paling kurang pilihan yang salah, terlebih dalam urusan agama. Untuk urusan pasangan hidup saja saya yakin anda berusaha memilih yang the best dari yang ada atau dari yang bisa anda dapatkan. Dengan demikian wajar bila anda setia kepada pilihan anda. Alangkah meruginya bila dalam urusan pasangan hidup anda bersikap “asal dapat” apalagi memilih yang buruk, terlebih lagi bila pilihan yang terburuk.
Walaupun tentunya, apapun pilihan anda bukan berarti anda pantas untuk membusungkan dada apalagi meremehkan pilihan orang lain, karena tentunya mereka juga telah berusaha untuk memilih yang terbaik menurut persepsi mereka.
Karena itu dahulu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
Sobat, mungkin anda sering mendengar tuduhan atau ucapan semacam di atas. Terlebih lagi bila anda adalah lelaki berjenggot, bercelana cingkrang atau wanita muslimah yang menutup rapat aurat anda. Terlebih lagi bila anda senantiasa meminta dalil dalam setiap urusan agama. Nah, pada saat menghadapi tuduhan semacam itu, apakah yang anda ucapkan atau lakukan?
Anda berang? Anda buru buru menepis dan berkata : “aah tidak, saya tidak merasa paling benar!”
Sobat! Coba camkan jawaban anda, bila ternyata anda tidak merasa paling benar lalu mengapa anda mengamalkan bahkan mengajarkan pilihan anda kepada yang lain? Dan mengapa anda enggan menggantinya dengan pilihan lain?
Sebagai seorang muslim, sewajarnya untuk senantiasa memilih yang terbenar dan terbaik. Sangat nista bila anda memilih yang tersalah, atau paling kurang pilihan yang salah, terlebih dalam urusan agama. Untuk urusan pasangan hidup saja saya yakin anda berusaha memilih yang the best dari yang ada atau dari yang bisa anda dapatkan. Dengan demikian wajar bila anda setia kepada pilihan anda. Alangkah meruginya bila dalam urusan pasangan hidup anda bersikap “asal dapat” apalagi memilih yang buruk, terlebih lagi bila pilihan yang terburuk.
Walaupun tentunya, apapun pilihan anda bukan berarti anda pantas untuk membusungkan dada apalagi meremehkan pilihan orang lain, karena tentunya mereka juga telah berusaha untuk memilih yang terbaik menurut persepsi mereka.
Karena itu dahulu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ، وَغَمْطُ النَّاسِ
“Kesombongan yang sejati ialah bila engkau menolak kebenaran dan meremehkan orang lain” (HR. Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata