27 Jun 2013

Hakikat Pendidikan Islam Secara Filosofis; Telaah Surat Luqman ayat 13

Oleh M. Feri Firmansyah

A.    Pendahuluan
Membahas pendidikan Islam merupakan sesuatu yang sangat kompleks, karena di dalamnya banyak terdapat hal yang perlu dipelajari seperti, hakikat, tujuan, makna dan lain sebagainya. Pendidikan Islam itu sendiri merupakan pengetahuan tentang mendidik atau pemeliharaan jasmani dan rohani (Abuddin Nata, 2011: 333).
Selain itu menurut Abuddin Nata (2011) juga pendidikan Islam adalah membimbing, mengarahkan dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Ini juga senada dengan pendapat dari Tobroni (2008), pendidikan Islam adalah usaha sadar atau bersahaja dengan bantuan orang lain (pendidik) atau secara mandiri sebagai upaya pembinaan dan pemberdayaan atas segala potensi yang dimiliki (jasmani dan rohani) agar dapat menciptakan kehidupan fungsional dan bernilai bagi diri dan lingkungannya.
Berdasarkan pendapat dari para pakar pendidikan Islam, maka menurut penulis pendidikan Islam itu adalah upaya pembinaan, penyadaran yang mencakupi perkembangan aspek rohaniah dan jasmniah peserta didik dengan berlandaskan pada sumber ajaran Islam, al-Quran dan al-Hadist. Seperti yang dilakukan oleh Luqman kepada anaknya, yakni memperhatikan perkembangan rohaniah anaknya. Dan ini telah difirmankan oleh Allah “Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, ‘Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman: 13)
Kata ya’ izhuhu terambil dari kata wa’zh yaitu nasihat menyangkut berbagai kebajikan dengan cara menyentuh hati. Ada juga yang mengartikannya sebagai ucapan yang mengandung peringatan dan larangan. Penyebutan kata ini sesudah kata dia berkata untuk memberi gambaran tentang bagaimana perkataan itu beliau sampaikan yakni tidak membentak, tetapi penuh kasih sayang. Sebagaimana dipahami dari panggilan mesra kepada anak. Kata ini juga mengisyaratkan bahwa nasihat itu dilakukannya dari saat ke saat, sebagaimana dipahami dari bentuk kata kerja masa kini dan masa mendatang pada kata ya’zhuhu.
Dari ayat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pelajaran pertama yang diberikan oleh Luqman kepada anaknya adalah tauhid, aqidah, akhlak dan amal. Di sini titik tekannya adalah bagaimana pendidikan itu sangat mengutamakan ilmu atau dengan kata lain, kalau mendidik itu harus dengan ilmu. Karena apabila keempat pelajaran itu diberikan kepada peserta didik maka sudah tentu peserta didik akan menjadi manusia yang rahmatan lil ‘alamin dan pendidikan Islam berusaha mengkontekskan keprihatinan iman atau panggilan hidup berdasarkan perintah keagamaan dengan masalah-masalah pendidikan. Karena pendidikan Islam itu menurut penulis merupakan pondasi pendidikan karena pendidikan Islam menawarkan pendidikan karakter (akhlak) yang banyak disoroti dalam dunia pendidikan hingga akhir zaman kelak.
Penulis berpendapat bahwa pendidikan Islam itu terdapat nilai-nilai karakter karena dalam kurikulum pendidikan Islam itu menawarkan nilai fikr (Ilmiah), nilai dzikr (spiritual), dan nilai akhlak (karakter/implementasi dari kedua nilai di atas). Sehingga tidak heran jika pendidikan Islam itu menjadi patokan bahkan menjadi acuan keberhasilan pendidikan secara umumnya dalam mencetak out put yang sukses dunia dan akhirat. Tidak hanya itu pendidikan Islam dalam mencetak generasinya mengharuskan pendidik harus mendidik dengan ilmu dan kebijaksanaan atau hikmah.

B.    Telaah Hakikat Pendidikan Islam dalam Surat Luqman Ayat 13
Sebagaimana yang telah diungkapkan bahwa pendidikan Islam itu pada dasarnya adalah mencerdaskan peserta didiknya, artinya memperhatikan tumbuh kembang peserta didik baik jasmani maupun rohani. Berikut ini hakikat pendidikan Islam yang terdapat dalam surat Luqman ayat 13 antara lain;
1)    Nilai fikr  (ilmiah),
Dalam ayat ini titik tekannya adalah Luqman untuk berfikir ilmiah yakni dengan tidak menyukutukan Allah SWT. Islam adalah ilmu dan al-Quran adalah ilmu. Karena hanya orang-orang yang berilmu yang dapat memahami Islam dan mengamalkan ajarannya. Di sini pendidikan Islam lebih mengarah pada aspek kognitifnya, seperti pengajaran tauhid. Muhammad Rasyid Ridha mengartikan ta’lim adalah proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa dan individu tanpa adanya batasan dan ketentuan tertentu.


2)    Nilai dzikr (spiritual)
Maksud dari nilai-nilai spiritual di sini adalah nilai-nilai rohani dan prinsip-prinsip moral dalam batin seseorang yang memberi warna pada pandangan dunia, etos dan tingkah laku seseorang. Pendidikan Islam harus memberikan nilai-nilai spiritual yang islami, yang kondusif dan fungsional bagi pembentukan pandangan dunia anak didik.

3)    Nilai Akhlak
Nilai akhlak lazimnya sering disamakan dengan pendidikan sopan santun, tata karma, adab, budi pekerti, moral dan etika. Sedangkan menurut penulis nilai akhlak merupakan bentuk pengamalan atau impelementasi dari nilai dzikr dan nilai fikr. Hal ini senada dengan firman Allah SWT dalam Surat Luqman ayat 17-19 “Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah manusia berbuat makruf dan mencegah mereka dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara penting. Dan janganlah kamu memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri. Dan sederhanakanlah dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu, Sesungguhnya seburuk-buruknya suara ialah suara Keledai”.
Dari ayat di atas bahwa titik tekannya adalah nilai akhlak, menjadi fokus utama dalam pendidikan Islam karena nilai akhlak itu sangat fundamental untuk mencetak generasi atau out put  dari pendidikan Islam itu sendiri. Dan ini senada dengan firman Allah SWT “Dan tidaklah aku mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam (Q.S. 21: 107)”. Selain itu, ada juga teks hadist yang sangat populer bagi umat Islam yakni sesungguhnya aku tidak diutus oleh Allah melainkan untuk memperbaiki akhlak manusia. Artinya nilai akhlak itu mendapat porsi lebih dalam pendidikan Islam. Jadi kesimpulan akhir dari artikel ini adalah hakikat dari pendidikan Islam ialah pendidikan Islam itu terdapat nilai-nilai yang sangat penting, antara lain; nilai dzikr, fikr dan akhlak yang dapat membentuk karakter dari peserta didik itu sendiri.




Daftar Pustaka
Al-Quran dan Terjemah. Depok: PT. Sabiq
Tobroni. 2008. Pendidikan Islam; Paragdigma Teologis, Filosofis dan Spiritualitas. Malang: UMM Press
__. 2010. Rekonstruksi Pendidikan Agama untuk Membangun Etika Sosial dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. Malang: UMM Press
Nata, Abuddin. 2004. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Rajwali Pers
Mujib, Abdul dan Jusuf Mudzakkir. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata