Dedi Hariadi
Beberapa abad yang lalu Roulullah SAW diutus untuk mengajarkan dan menjadi tauladan umat manusia di seluruh penjuru dunia. Allah secara jelas menyatakan hal itu dalam Al-qur’an Surat Al-ambia’ bahwa Rosulullah adalah rahmat bagi umat manusia bukan hanya untuk orang-orang islam saja. Lebih jelas juga Allah menyatakan dalam surat al-taubah ayat 129 bahwa Rosulullah datang pada diri-diri kalian membawa rahmat dan sangat ingin kalian menjadi orang yang bertaqwa dan terhadap sesama mukmin sangat cintanya kepada kalian.
Jika demikian kenyataannya seharusnyalah seorang muslim bahkan manusia seluruhnya mengikuti jejak dan spirit rosulullah dalam meniti kehidupan ini. Bagaimana rosululullah hidup sebagai seorang ahli ibadah, rosulullah sebagai pemimpin keluarga rosulullah sebagai pemimpin politik . tidak ada sesunguhnya ajaran maupun ritual yang khusus dilakukan untuk mendapatkan kemulian di sisi allah, hanya ada satu hal yang perlu dilakukan adalah mengikuti petunjuk Allah yang disampaikan oleh utusannya yaitu Rosulullah.
Ajaran yang sering disalah pahami oleh sebagian orang terkadang membuat umat salah memahami ajaran terebut, misalkan saja ajaran tentang zuhud . ajaran tentang zuhud sering dipahami sebagai pengingkaran terhadap dunia untuk mendapatkan kemulian akhirat. Implikasi dari kesalah pahaman tersebut akan berimplikasi terhadap sikap dan tindakannya terhadap orang lain, misalkan saja ia tidak lagi ingin mencari harta bahkan ia sengaja memiskinkan dirinya supaya mendapatkan keridoan dari Allah SWT. Tidak hanya itu konsep tawakkal dam ikhtiar juga sering disalah pahami oleh sebagian orang dengan menyerahkan seluruhnya kepada Allah tanpa ada usaha untuk memilih kepada hal yang lebih baik.
Dengan demikian anggapan yang muncul dibenak sebagian kalangan bahwa sikap tasauf merupakan sumber kejumudan bahkan kemunduran umat islam di abad pertengahan. Orang-orang pembawa ajaran tasauf inilah yang kemudian dianggap paling central bertanggungjawab dalam kemandekan dan keterbelakangan umat islam yang berimplikasi sampai pada saat ini.
Itulah beberapa hal dari sekian banyak ajaran atau konsep dalam islam yang sering di salah pahami oleh orang-orang yang dakal pengetahuannya tentang agama islam. Disini penulis mencoba menguraikan tentang bagaimana pandangan Al-qur’an mengenai konsep tasauf sehingga dengan demikian bisa mencerahkan umat islam menuju peradaban dan kemajuan. Tidak hanya itu penulis juga membahas tentang pandangan beberapa pemikir kontemporer mengenai konsep tasauf dalam pandangan kontemporer.
Etika Kerja Dalam Pandangan Al-qur’an
Dalam Al-qur’am di jelaskan beberapa konsep tentang bagaimana seorang muslim hemdaknya bersikap dalam kehidupannya sehari-hari , diantaramya dalam surat Attaubah ayat 105. Allah berfirman :
“ katakanlah wahai Muhammad ! bekerjalah sesunggunya Allah, Rosulnya dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu, kemudian kalian akan dikembalikan kepada yang maha mengetahui yang ghoib kemudian dikhabarkan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan”.
Dalam ayat tersebut sangata jelas bagaimana orientasi kerja seorang muslim dalam kehidupan merupakan implementasi keberadaan Allah sehingga setiap gerik gerik kerja, pemerintahannya dan sebagainya senantiasa berada pada batasan-batasan Allah . kengerian hisab dikemudian hari merupakan bayang-bayang yang mendorongnya untuk melakukan banyak perubahan. Dunia ia anggap sebagai ladang amal untuk akhiratnya , sehingga setiap pekerjaannya ia tujukan untuk kebaikan dirinya dan orang-orang disekitarnya.
Selain dalam surat Attaubah tersebut Allah juga menyatakan dengan jelas bagaimana etos kerja seorang muslim , dalam surat Al-jumu’ah ayat 10 Allah berfirman :
“ apabila sudah ditunaikan shalat, maka bertebarlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan inggatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
Dari kedua firman Allah diatas , dapat dipahami bahwa terdapat hubungan antara iman sebagai system nilai dengan amal shaleh yang merupakan realisasinya. Dengan kata lain, dari kedua ayat tersebut terdapat paradigm integralistikl dalam ajaran islam . karena system nilai tidakakan berguna tanpa direalisasikan dan sebaliknya amalan tanpa berpijak pada system nilai akan menjadi hal yang sia-sia.
Sejaln dengan ayat diatas Rosulullah juga pernah berfirman menggambarkan bagaiman seharusnya etos kerja seorang muslim. Hadist tersebut bermakna “ barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka sesungguhnya ia telah beruntung, barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka sesungguhnya ia telah merugi, dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarinnya , maka sungguh ia telah terlaknat”.
Melalui teks-teks tersebut jelas bahwa islam sangat menjunjung tingggi setiap kinerja seorang muslim yang berlandaskan pada nilai-nilai qur’ani. Teks-teks tersebut seharusnyalah menjadi spirit sekaligus menjadi mesin penggerak dalam melakukan setiap amal perbuatan. Dengan demikian setiaqp orang muslim akan melakukan hal sesuai dengan porsi dan posisinya masing-masing.
Gambaran etos kerja muslim Indonesia
Tidak dapat disangkal bahwa mayoritas penduduk di Indonesia adalah muslim dan minoritas pemeluk agama seperti Kristen, hindu dan budha. Akan tetapi pertanyaannya adalah apakah umat islam di Indonesia sudah menerapkan etos kerja Qur’ani dalam kehidupan sosial kemasyarakatan?. Dalam sebuah survey dari salah satu Universitas di Amerika meneleti Negara-negara yang menerapkan ajaran islam dalam kehidupan mereka sehari-hari, penelitian itu bertemakan how Islamic are Islamic country ( seberapa jauh Negara islam menerapkan ajaran islam ) , akan tetapi dalam penelitian tersebut tidak hanya Negara-negara yang mayoritas islam yang di teliti akan tetapi Negara islam yang bermasyarakat minoritas juga. Sungguh sangat mengejutkan dan sekaligus muslim Indonesia patut bersedih hati dikarenakan dari beberapa Negara Indonesia menempati urutan ke 114 sedang nomer satu adalah Negara islandia baru yang mayoritas berpenduduk non-muslim.
Majalah reader Digest Edisi Asia , vol.52, no.309 ( sebuah majalah popular konservatif dan merupakan salah satu dari majalah oplar terbsar di dunia) sebagaimana dikutip oleh Nurkholis Madjid, pernah memuat tulisan Louis Kraar ( the power of asia) yang mendeskripsikan realitas bangsa Indonesia yang notaben umat islam . kraar menegskan bahwa bangsa Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang maju dalam waktu dekat ini karena Indonesia mempunyai etika kerja yang cacat dan tingkat korupsi yang sudah sangat akut. Etika kerja yang cacat serta tingkat korupsi yang tinggi tampaknya sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum yang puncaknya terjadi pada tahun 1997 dan dapat disaksikan saat ini.
Penelitian lagi yg mendukung
Buku madjid
Beyond nanti.
Beberapa abad yang lalu Roulullah SAW diutus untuk mengajarkan dan menjadi tauladan umat manusia di seluruh penjuru dunia. Allah secara jelas menyatakan hal itu dalam Al-qur’an Surat Al-ambia’ bahwa Rosulullah adalah rahmat bagi umat manusia bukan hanya untuk orang-orang islam saja. Lebih jelas juga Allah menyatakan dalam surat al-taubah ayat 129 bahwa Rosulullah datang pada diri-diri kalian membawa rahmat dan sangat ingin kalian menjadi orang yang bertaqwa dan terhadap sesama mukmin sangat cintanya kepada kalian.
Jika demikian kenyataannya seharusnyalah seorang muslim bahkan manusia seluruhnya mengikuti jejak dan spirit rosulullah dalam meniti kehidupan ini. Bagaimana rosululullah hidup sebagai seorang ahli ibadah, rosulullah sebagai pemimpin keluarga rosulullah sebagai pemimpin politik . tidak ada sesunguhnya ajaran maupun ritual yang khusus dilakukan untuk mendapatkan kemulian di sisi allah, hanya ada satu hal yang perlu dilakukan adalah mengikuti petunjuk Allah yang disampaikan oleh utusannya yaitu Rosulullah.
Ajaran yang sering disalah pahami oleh sebagian orang terkadang membuat umat salah memahami ajaran terebut, misalkan saja ajaran tentang zuhud . ajaran tentang zuhud sering dipahami sebagai pengingkaran terhadap dunia untuk mendapatkan kemulian akhirat. Implikasi dari kesalah pahaman tersebut akan berimplikasi terhadap sikap dan tindakannya terhadap orang lain, misalkan saja ia tidak lagi ingin mencari harta bahkan ia sengaja memiskinkan dirinya supaya mendapatkan keridoan dari Allah SWT. Tidak hanya itu konsep tawakkal dam ikhtiar juga sering disalah pahami oleh sebagian orang dengan menyerahkan seluruhnya kepada Allah tanpa ada usaha untuk memilih kepada hal yang lebih baik.
Dengan demikian anggapan yang muncul dibenak sebagian kalangan bahwa sikap tasauf merupakan sumber kejumudan bahkan kemunduran umat islam di abad pertengahan. Orang-orang pembawa ajaran tasauf inilah yang kemudian dianggap paling central bertanggungjawab dalam kemandekan dan keterbelakangan umat islam yang berimplikasi sampai pada saat ini.
Itulah beberapa hal dari sekian banyak ajaran atau konsep dalam islam yang sering di salah pahami oleh orang-orang yang dakal pengetahuannya tentang agama islam. Disini penulis mencoba menguraikan tentang bagaimana pandangan Al-qur’an mengenai konsep tasauf sehingga dengan demikian bisa mencerahkan umat islam menuju peradaban dan kemajuan. Tidak hanya itu penulis juga membahas tentang pandangan beberapa pemikir kontemporer mengenai konsep tasauf dalam pandangan kontemporer.
Etika Kerja Dalam Pandangan Al-qur’an
Dalam Al-qur’am di jelaskan beberapa konsep tentang bagaimana seorang muslim hemdaknya bersikap dalam kehidupannya sehari-hari , diantaramya dalam surat Attaubah ayat 105. Allah berfirman :
“ katakanlah wahai Muhammad ! bekerjalah sesunggunya Allah, Rosulnya dan orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu, kemudian kalian akan dikembalikan kepada yang maha mengetahui yang ghoib kemudian dikhabarkan kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan”.
Dalam ayat tersebut sangata jelas bagaimana orientasi kerja seorang muslim dalam kehidupan merupakan implementasi keberadaan Allah sehingga setiap gerik gerik kerja, pemerintahannya dan sebagainya senantiasa berada pada batasan-batasan Allah . kengerian hisab dikemudian hari merupakan bayang-bayang yang mendorongnya untuk melakukan banyak perubahan. Dunia ia anggap sebagai ladang amal untuk akhiratnya , sehingga setiap pekerjaannya ia tujukan untuk kebaikan dirinya dan orang-orang disekitarnya.
Selain dalam surat Attaubah tersebut Allah juga menyatakan dengan jelas bagaimana etos kerja seorang muslim , dalam surat Al-jumu’ah ayat 10 Allah berfirman :
“ apabila sudah ditunaikan shalat, maka bertebarlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan inggatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.
Dari kedua firman Allah diatas , dapat dipahami bahwa terdapat hubungan antara iman sebagai system nilai dengan amal shaleh yang merupakan realisasinya. Dengan kata lain, dari kedua ayat tersebut terdapat paradigm integralistikl dalam ajaran islam . karena system nilai tidakakan berguna tanpa direalisasikan dan sebaliknya amalan tanpa berpijak pada system nilai akan menjadi hal yang sia-sia.
Sejaln dengan ayat diatas Rosulullah juga pernah berfirman menggambarkan bagaiman seharusnya etos kerja seorang muslim. Hadist tersebut bermakna “ barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin maka sesungguhnya ia telah beruntung, barangsiapa yang hari ini sama dengan hari kemarin, maka sesungguhnya ia telah merugi, dan barangsiapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarinnya , maka sungguh ia telah terlaknat”.
Melalui teks-teks tersebut jelas bahwa islam sangat menjunjung tingggi setiap kinerja seorang muslim yang berlandaskan pada nilai-nilai qur’ani. Teks-teks tersebut seharusnyalah menjadi spirit sekaligus menjadi mesin penggerak dalam melakukan setiap amal perbuatan. Dengan demikian setiaqp orang muslim akan melakukan hal sesuai dengan porsi dan posisinya masing-masing.
Gambaran etos kerja muslim Indonesia
Tidak dapat disangkal bahwa mayoritas penduduk di Indonesia adalah muslim dan minoritas pemeluk agama seperti Kristen, hindu dan budha. Akan tetapi pertanyaannya adalah apakah umat islam di Indonesia sudah menerapkan etos kerja Qur’ani dalam kehidupan sosial kemasyarakatan?. Dalam sebuah survey dari salah satu Universitas di Amerika meneleti Negara-negara yang menerapkan ajaran islam dalam kehidupan mereka sehari-hari, penelitian itu bertemakan how Islamic are Islamic country ( seberapa jauh Negara islam menerapkan ajaran islam ) , akan tetapi dalam penelitian tersebut tidak hanya Negara-negara yang mayoritas islam yang di teliti akan tetapi Negara islam yang bermasyarakat minoritas juga. Sungguh sangat mengejutkan dan sekaligus muslim Indonesia patut bersedih hati dikarenakan dari beberapa Negara Indonesia menempati urutan ke 114 sedang nomer satu adalah Negara islandia baru yang mayoritas berpenduduk non-muslim.
Majalah reader Digest Edisi Asia , vol.52, no.309 ( sebuah majalah popular konservatif dan merupakan salah satu dari majalah oplar terbsar di dunia) sebagaimana dikutip oleh Nurkholis Madjid, pernah memuat tulisan Louis Kraar ( the power of asia) yang mendeskripsikan realitas bangsa Indonesia yang notaben umat islam . kraar menegskan bahwa bangsa Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang maju dalam waktu dekat ini karena Indonesia mempunyai etika kerja yang cacat dan tingkat korupsi yang sudah sangat akut. Etika kerja yang cacat serta tingkat korupsi yang tinggi tampaknya sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat Indonesia secara umum yang puncaknya terjadi pada tahun 1997 dan dapat disaksikan saat ini.
Penelitian lagi yg mendukung
Buku madjid
Beyond nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata