Dedi Hariadi,S.HI
SebelumdiutusnyaRasulullah saw sebagai seorang Nabi dan Rasul dalam konteks historis menunjukkan berbagai permasalahan yang sangat kompleks. Mulai dari pemasalahan sosial yang menunjukkan adanya struktur sosial yang sangat mengakar.Selain itu juga kalau dilihat dari perspektif aqidah masyarakat arab pada umumnya adalah penyembah berhala, walaupun mereka mewarisi agama Nabi Ibrahim di sisi lain. Tak jarang seorang
mendengarkan bahwa seorang ayah membunuh anak perempuannya disebabkan dektetradisi yang memarjinalkan posisi perempuan, para perempuan diwarisi, perbudakan dan lain sebagainya.
Oleh Karena sangat tepat kiranya Islam diturunkan pertama kali di Semenanjung Arab. Pada umur 40 tahun Muhammad diangkat Allah sebagai seorang Nabi danRasul terakhir yang misinya sebagai rahmatallil-alamin. Pada saat itulah tugas Muhammad sebagai seorang Rasul dimulai, babak baru telah dimulai dengan segenap kekuatan mental yang diwarnai oleh cahaya sang illahi.Misi besar harus dimulai dalam konteks kearaban waktu itu.
Fase Makkah merupakan fase dimana Rasulullah melakukan da’wahnya secara sir (diam-diam) kurang lebih sekitar 3 tahunan. Rasulullah mulai mengajak keluarga terdekatnya untuk menerima bahwa Allah saja yang berhak disembah dari illah-illah yang lain. Ketika para keluarga banyak yang memeluk Islam, Rasulullah sebagai amanat dari Allah harus melakukan da’wah secaraterang-terangan, disinilah babak baru perlawanan akan dimulai.
Menyembah Allah sebagai pencipta manusia ditentang habis-habisan oleh para pemimpin Quraisy. Berbagi cara dilakukan untuk mematahkan da’wah Islam yang mengganggu keyakinan dan kepercayaan mereka. Rasulullah menyamakan antara majikan dan budak, menyamakan hak laki-laki dan perempuan, tidak ada marjinalisasi dan tak ada eksploitasi terhadap kelas bawah. Yang membedakan manusia menurut Muhammad adalah ketaqwaannya kepada sang kholik. Itulah sedikit bentuk perlawanan Rasulullah yang sesuai dengan fitrah manusia.
Apabila kita coba melihat secara Normatif, banyak ayat dalam hamparan surat Al-qur’an yang mendorong manusia untuk melakukan perlawanan (jihad fi sabilililah). Diantaranya kita bias lihat dalam surat An-Nisa’ yang artinya “Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baiklaki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "YaTuhan Kami, keluarkanlah Kami dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah Kami pelindung dari sisi Engkau, danberilah Kami penolong dari sisi Engkau!".
Dalam ayat tersebut Allah bertanya kepada manusia, mengapa manusia tidak mau melakukan perlawanan pemimpin yang tirani, melakukan pemihakan terhadap kaum tertindas (mustad’afin). Dimanakah manusia-manusia terpilih yang dikeluarkan Allah ke bumi ini untuk melakukan librasi, humanisai dan transendensi.Allah menegur manusia, mencela manusia yang tidak mau melakukan transformasi nilai-nilai Islam baik dalam ranah Aqidah maupun praksissosial.
Dalam ayat yang lainnya juga Allah memerintahkan Musa untuk melakukan perlawanan (jihad) kepada Fir’aun yang sangat dzalim, tirani dan sombong.Demikian juga halnya dengan Nabi Ibrohim yang menentang adanya tuhan selain Allah. Ibrohim berdebat dengan Ilmu Allah sehingga mereka terdiam tak mampu membantah kebenaran yang dibawa Ibrohim.
Dengan demikian, sebagai seorang muslim yang benar-benar berserah diri kepada Allah hendaklah menentang dan melawan apa yang bertentangan dengan fitrah manusia, yang bertentangan dengan ruh illahi. Sehingga dengan demikian Islam sebagai rahmatallilalamin bias diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
SebelumdiutusnyaRasulullah saw sebagai seorang Nabi dan Rasul dalam konteks historis menunjukkan berbagai permasalahan yang sangat kompleks. Mulai dari pemasalahan sosial yang menunjukkan adanya struktur sosial yang sangat mengakar.Selain itu juga kalau dilihat dari perspektif aqidah masyarakat arab pada umumnya adalah penyembah berhala, walaupun mereka mewarisi agama Nabi Ibrahim di sisi lain. Tak jarang seorang
mendengarkan bahwa seorang ayah membunuh anak perempuannya disebabkan dektetradisi yang memarjinalkan posisi perempuan, para perempuan diwarisi, perbudakan dan lain sebagainya.
Oleh Karena sangat tepat kiranya Islam diturunkan pertama kali di Semenanjung Arab. Pada umur 40 tahun Muhammad diangkat Allah sebagai seorang Nabi danRasul terakhir yang misinya sebagai rahmatallil-alamin. Pada saat itulah tugas Muhammad sebagai seorang Rasul dimulai, babak baru telah dimulai dengan segenap kekuatan mental yang diwarnai oleh cahaya sang illahi.Misi besar harus dimulai dalam konteks kearaban waktu itu.
Fase Makkah merupakan fase dimana Rasulullah melakukan da’wahnya secara sir (diam-diam) kurang lebih sekitar 3 tahunan. Rasulullah mulai mengajak keluarga terdekatnya untuk menerima bahwa Allah saja yang berhak disembah dari illah-illah yang lain. Ketika para keluarga banyak yang memeluk Islam, Rasulullah sebagai amanat dari Allah harus melakukan da’wah secaraterang-terangan, disinilah babak baru perlawanan akan dimulai.
Menyembah Allah sebagai pencipta manusia ditentang habis-habisan oleh para pemimpin Quraisy. Berbagi cara dilakukan untuk mematahkan da’wah Islam yang mengganggu keyakinan dan kepercayaan mereka. Rasulullah menyamakan antara majikan dan budak, menyamakan hak laki-laki dan perempuan, tidak ada marjinalisasi dan tak ada eksploitasi terhadap kelas bawah. Yang membedakan manusia menurut Muhammad adalah ketaqwaannya kepada sang kholik. Itulah sedikit bentuk perlawanan Rasulullah yang sesuai dengan fitrah manusia.
Apabila kita coba melihat secara Normatif, banyak ayat dalam hamparan surat Al-qur’an yang mendorong manusia untuk melakukan perlawanan (jihad fi sabilililah). Diantaranya kita bias lihat dalam surat An-Nisa’ yang artinya “Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baiklaki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "YaTuhan Kami, keluarkanlah Kami dari negeri ini yang zalim penduduknya dan berilah Kami pelindung dari sisi Engkau, danberilah Kami penolong dari sisi Engkau!".
Dalam ayat tersebut Allah bertanya kepada manusia, mengapa manusia tidak mau melakukan perlawanan pemimpin yang tirani, melakukan pemihakan terhadap kaum tertindas (mustad’afin). Dimanakah manusia-manusia terpilih yang dikeluarkan Allah ke bumi ini untuk melakukan librasi, humanisai dan transendensi.Allah menegur manusia, mencela manusia yang tidak mau melakukan transformasi nilai-nilai Islam baik dalam ranah Aqidah maupun praksissosial.
Dalam ayat yang lainnya juga Allah memerintahkan Musa untuk melakukan perlawanan (jihad) kepada Fir’aun yang sangat dzalim, tirani dan sombong.Demikian juga halnya dengan Nabi Ibrohim yang menentang adanya tuhan selain Allah. Ibrohim berdebat dengan Ilmu Allah sehingga mereka terdiam tak mampu membantah kebenaran yang dibawa Ibrohim.
Dengan demikian, sebagai seorang muslim yang benar-benar berserah diri kepada Allah hendaklah menentang dan melawan apa yang bertentangan dengan fitrah manusia, yang bertentangan dengan ruh illahi. Sehingga dengan demikian Islam sebagai rahmatallilalamin bias diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata