Oleh MuFe El-Bageloka
Habiburrahman El Shirazy berhasil membuat para pecinta sastra begitu kagum dan takjub padanya. Karena dia bisa memaparkan secara detail kondisi Mesir baik budaya maupun alamnya sebagaimana yang telah tertera dalam novel Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih, yang mana kedua novel ini sama-sama mengambil setingan di Mesir dengan menghadirkan ruh-ruh dakwah dan spiritualitas.
Contohnya Ayat-Ayat Cinta, dalam novel ini begitu sarat akan makna serta hikmah yang bisa kita petik baik dari segi agama, budaya maupun nilai-nilai sastra yang terkandung di dalamnya. Berikut ini akan saya kupas sedikit tentang nilai-nilai tersebut
1. Sastranya
Dalam Novel ini nilai sastranya sangat kuat terutama ketika Habiburrahman menceritakan tentang ketekunan si Fahri dalam menuntut Ilmu. Selain itu, dalam novel Ayat-Ayat Cinta terdapat puisi romantis yang bertemakan Islam juga dihadirkan oleh Penulis (Novelis), yang mana puisi itu terinspirasi dari ayat-ayat Al-Quran dan identik dengan syair arab.
2. Budaya
Habiburrahman berhasil mengajak pembacanya seolah-olah hidup di Mesir dan merasakan bagaimana hawa panasnya suhu di Mesir.3. Nilai Religi
- Ta'aruf: Novel Habiburrahman ini mengajarkan kepada kita tentang hakikat ta'aruf bahwa ta'aruf beda dengan pacaran. Karena dalam novel ini pelaku utamanya tidak pernah pacaran atau dengan kata lain Novel ini sangat kental nilai-nilai islaminya dengan berlandaskan salafi dan sufi
- Belajar; dalam Islam belajar itu adalah fardhu A'in. Di sini telah diceritakan bagaimana ketekunan dan keuletan Fahri dalam meraih cita-citanya.
- Saling mencintai karena Allah; inilah nilai penting dari novel ini. Saling mencintai karena Allah digambarkan dalam dialog antara Fahri dengan Aisyah, yang mana ketika itu Aisyah ingin melakukan suap tetapi dilarang oleh Fahri, ini dikarenakan dia takut kepada Allah dan jangan saling membenci di akhirat kelak.
keren
BalasHapus