A. PENGERTIAN AKHLAQ
Secara Etimologi akhlaq merupakan bentuk jamak dari khuluq yang artinya perangai, tingkah laku atau budi pekerti. (IlyasYunahar, KuliahAkhlaq. 2001. Hal: 1)
Secara Etimologi akhlaq merupakan bentuk jamak dari khuluq yang artinya perangai, tingkah laku atau budi pekerti. (IlyasYunahar, KuliahAkhlaq. 2001. Hal: 1)
Secara Terminologi pengertian akhlaq meliputi:
حَالٌ لِلنَّفْسِ دَاعِيَةٌ لَهَااِلَى اَفْعَالِهَا مِنْ غَيْرِ فِكْرً وَلاَ رُؤْيَةٍ
Akhlaq adalah: Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong seseorang untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Baca ( IbnMaskawaih, Tahzib al-AkhlaqwaTathiral-a’raq;Mesir, al- Mathba’ah al- mishriyah, cet.1 Hal .40). (Nata, Abuddin. AkhlaqTassawuf. 1997. Hal: 3
PendapatUlamaTentangAkhlaq
1. Imam Al- Ghazali
فَاْلخُلُقُ عِبَارَةٌ عَنْ هَيْئَةٍ فِيْالنَّفْسِ رَاسِخَةٌ عَنْهَا تَصْدُرُ اْلفِعْلُ بِسُهُوْ لَةٍ وَ يُِْسْرَ مِنْ غَيِْرِ حَاجَةٍ إِلَى فِكْرٍ وَ رُؤْيَةٍ.
“Akhlaqadalahsifat yang tertanamdalamjiwa yang menimbulkanperbuatan-perbuatandengangampangdanmudah, tanpamemerlukanpemikirandanpertimbangan”. (IlyasYunahar, KuliahAkhlaq. 2001. Hal: 2)
2. Abdul Karim Zaidan
مَجْمُوْعَةٌ مِنَ اْلمَعَانِى وَالصِّفَا تِ اْلمُسْتَقِرَّةِ فِيْ النَّفْسِ وَ فِيْ ضَوْءِِ هَا وَ مِيْزَانِهَا يَحْسُنُ اْلفِعْلُ فِى نَظَرِ اْلاءِ نْسَان أَوْ يَقْبُحُ , وَمِنْ ثَمَّ يَقْدُ مُ عَلَيْهِ أَوْيَحْجُمُ عَنْهُ.
Akhlaq adalah: Nilai-nilaidansifat-sifat yang tertanamdalamjiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai perbuatannya baik atau buruk, untuk kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya. (IlyasYunahar, KuliahAkhlaq. 2001. Hal: 2)
3. Ibrahim Anis
الخُلُقُ حَالٌ النَّفْسِ رَاسِخَةٌ تَصْدُرُ عَنْهَا الأَعْمَالُ مِنْ خَيْرٍ أَوْ شَرِّ مِنْ غَيْرِ حَاجَةٍ إِلَى فِكْرٍ وَ رُؤْيَةٍ
“ Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirnya macam-macam perbuatan, baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan”. (IlyasYunahar, KuliahAkhlaq. 2001. Hal: 2)
Al-Qur’an dan Hadits Tentang Akhlaq
QS. Al- Qalam: 4
وَ ﺇنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيْمٍ
“Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”
QS. As- Syuara 137
اِنْ هَدَا اِلاَّ خُلُقُ اْلأً وَّلِيْنَ
“(agama kami) initidak lain hanyalahadatkebiasaan orang-orang terdahulu”
اَكْمَلُ اْلمُؤْمِنِيْنَ اِيْمَانًا اَحْسَنُهُمْ خُلُقًا
“Orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah yang sempurna budi pekertinya.” (HR. Tirmidzy). (Nata, Abuddin. AkhlaqTassawuf. 1997. Hal: 3(
ﺇِنَّمَا بُعِثْتُ لآُ تَمِّمَ مَكَا رِمَ الأَخْلاََق
“Bahwasannya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq.”( HR. Ahmad). (Nata, Abuddin. AkhlaqTassawuf. 1997. Hal: 3
B. RUANG LINGKUP AKHLAQ
Muhammad ‘Abdullah Draz (Dustural-Akhlaq fi al-Islam)membagiruanglingkupakhlaqkedalamlimabagianyaitu:
1. AkhlaqPribadi ( Al-akhlaqFardiyah)
a. Yang diperintahkan
b. Yang dilarang
c. Yang dibolehkan
d. Akhlaqdalamkeadaandarurat
2. Akhlaqberkeluarga (al -akhlaq al usariyah)
a. Kewajibantimbalbalik orang tuadan
b. KewajibansuamiIstri
c. Kewajibanterhadabkaribkerabat
3. AkhlaqBermasyarakat (al - akhlaq al- usariyah)
a. Yang diperintahkan
b. Yang dilarang
c. Kaedah-kaedah adab
4. Akhlaq bernegara (akhlaq ad-daulah)
a. Hubungan antar pemimpin dan rakyat
b. Hubungan luar negeri
5. Akhlaq Beragama
a. Kewajiban terhadap Allah SWT
C. SUMBER AKHLAQ
Sumber akhlaq adalah sesuatu yang bisa dijadikan sebagai ukuran baik buruk perbuatan yakni Al-Qur’an dan Hadits, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat. Manusia memang mempunyai hati nurani yang selalu merindukan kebenaran dan cinta kepada kesucian, namun fitrah manusia tidak selalu terjamin bisa berfungsi dengan baik karena banyak pengaruh misalnya pengaruh pendidikan dan lingkungan.(IlyasYunahar, KuliahAkhlaq. 2001. Hal: 4)
Fitrah hanyalah potensi dasar manusia yang perlu dipelihara dan dikembangkan, sedangkan akal pikiran hanyalah salah satu kekuatan yang dimiliki manusia untuk mencari kebaikan atau keburukan.Adapaun keputusannya bermula dari pengalaman empiris yang selanjutnya diolah menurut kemampuan pengetahuannya, sehingga hasilnya pun bersifat spekulatif dan subyektif.(IlyasYunahar, KuliahAkhlaq. 2001. Hal: 5).
D.KESIMPULAN
Akhlaq merupakan perangai/sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorong manusia melakukan sesuatu tanpa harus dipikir dan dipertimbangkan terlebih dahulu, baik itu sifat terpuji maupun tercela yang kemudian akan ditinggalkan atau diamalkan. Adapun yang menjadi sumber akhlaq adalah Al- Qur’an dan Hadis, karena keduanya mutlaq dari Allah dan tidak bersifat Spekulatif.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin,Nata. 2006.AkhlakTasawuf. Jakarta: PT Raja GrafindoPersada.
Asmaran.1992. Pengantar Study Akhlaq.Jakarta: Rajawali Pers.
Ilyas, Yunahar. 2001. KuliahAkhlaq, Yogyakarta: LPPI UMY.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata