Setelah saya membaca novel Habibi dan Ainun, menurut saya novel ini lebih mirip dengan novel biografi yang ditulis dengan format yang sangat berbeda dari kebanyakan novel yang ada. Selain itu, gaya bahasa novel ini juga mengalir seakan-akan Pak Habibi lagi curhat pada kita semua atau dengan kata lain format novel ini lebih mirip seperti diari.
Novel ini merupakan novel yang memuat kisah cinta Habibi dan Ainun dipadukan dengan sains, sejarah dan Budaya Indonesia dan Jerman. Apabila kita membaca novel ini, kalau tidak menguasai ilmu pengetahuan, sejarah dan Budaya maka kita akan berada dalam titik kebosanan. Tapi bagaimanapun novel ini sangat penting untuk kita baca sebagai khazana ilmu islam, sains, sejarah dan budaya.
Ini dibuktikan dengan dua testemoni tokoh terkenal, antara lain
"Ini adalah sebuah karya yang ditenun dan dibingkai dengan prasaan cinta suci yang mendalam, tulus dan sarat nilai. Suka duka penulisnya berdampingan selama 48 tahun dengan Ibu Ainun tertumpah ruah dengan penuh kejujuran dalam karya ini, sebuah karya yang dapat dijadikan ilham bagi para pencari resep spiritual bagi bangunan rumah tangga sakinah, sesuatu yang tidak mudah bagi kebanyakan kita, termasuk saya (Ahmad Syafii Maarif)
Ini sebuah buku yang luar biasa menarik, amat penting, sebuah buku sejarah Indonesia di 40 tahun terakhir, kisah pengalaman seorang putra utama bangsa Indonesia, tokoh teknologi yang menjadi politik, sebuah buku yang indah, yang sekaligus ceritera cinta, cinta yang menjadi rahmat dari Tuhan. Mempesona! (Franz Magnis-Suseno Sj).
NB: Novel ini tidak ditulis dengan sastra ala Andrea Hirata, Akmal Nasery Basral maupun novelis yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata