Oleh Shandy Dimas
Semalam, jam 9 Waktu Mekkah ِِِAl-Mukarramah, Penganut agama syiah imamiyah itsna 'asyariyah / ja'fariyah Timur Tenagh, digemparkan oleh TV Wesal Arab Saudi yang menyajikan salah satu acara "terpanas" yang pasti membuat kuping kaum syiah dan para ulama mereka memerah.
Pasalnya, tamu dalam acara tersebut adalah salah seorang mantan ayatollah syiah, ulama hadis, fiqh dan ushul agama syiah sekaligus sebagai marja' (ulama rujukan tertinggi) dalam komunitas syiah, yang kini berwajah sebagai seorang ulama sunni yang sangat handal. Semalam ia muncul untuk pertama kalinya secara resmi sebagai seorang ulama sunni ,setelah sebelumnya ia kerap muncul sebagai ulama syiah yang berserban hitam ala syiah.
Ini merupakan taqdir yang sangat luar biasa, sebab seorang marja' dalam agama syiah adalah ulama tertinggi ,semua fatwa dan ucapannya diamalkan laksana wahyu ,dan tak perlu ditanya tentang dalil dari semua fatwanya. Derajat Marja' ini, lebih tinggi dari derajat keulamaan lainnya dalam agama syiah, hatta derajat ulama mujtahid muthlaq ataupun presiden.
Biasanya kalau sudah menjadi marja' ; uang jutaan dolar dari hasil "khumus" (baca ; uang haram) akan memenuhi rekening banknya di Swiss ,Jerman, Prancis atau Negara Eropa lainnya. Sebab semua uang khumus-nya kaum syiah, penempatannya diatur oleh seorang marja' sekehendaknya.
Dengan segala kekayaan dan tingginya derajat keulamaan ini, ternyata mantan marja' syiah ini ; Syaikh Al'Allaamah Abu 'Ali Husain Al-Muayyid hafidzhahullah, meninggalkan pangkat tersebut dan lebih memilih untuk menyelamatkan keyakinannya. Baginya pangkat, harta dan kedudukan tinggi tidak berarti jika aqidah dan keyakinannya tidak memiliki dasar dan pondasi yang benar dan abash. Inilah sebabnya, ia "melarikan diri" dari semua harta dan pangkat dunia demi meraih cahaya iman dalam bingkai mazhab ahli sunnah waljama'ah.
Tidak tanggung-tanggung, ia rela meninggalkan semua kerabatnya, orangtuanya yang merupakan salah satu pemuka syiah dari keturunan marga Al-Kaadzhimiyah (marga tertinggi syiah) ia tinggalkan, demikian juga semua anaknya, dan istrinya ,ia tinggalkan sebab mereka semua tidak menyetujui berpindahnya beliau ke mazhab sunni.
Ibu beliau ; anak salah satu marja' syiah ; ayatullah sayid hasan shadar.Sedangkan istrinya ; saudari dari dai syiah populer ,Ammaar Al-Hakim.
Ketika istrinya mengetahui ia telah masuk dalam mazhab sunni, ia meminta cerai dan berkata pada beliau ; "Saya tidak akan pernah rela hidup menjadi istri seorang suami yang mendoakan keridhaan terhadap Aisyah",
Mendengar itu, iapun menjawab ; "Demikian juga aku, tidak mungkin bisa hidup dengan seorang istri yang selalu saja mencaci maki ibundaku, Aisyah radhiyallaahu'anha".
Karena khawatir ditangkap atau dibunuh oleh otoritas dan rezim Iraq dan Iran, beliaupun melarikan diri ke Yordania, lalu pindah ke Libanon, dan sekarang telah hidup di Jeddah, Arab Saudi. Ia mendapatkan suaka dan keamanan di Arab Saudi, dan sekarang beliau menjadi salah satu ulama yang ditugaskan di Rabithah Al-'Aalam Al-islamiy di Jeddah.
Semalam, di Wesal TV beliau mengisahkan perjalanan hidupnya, dari kecil, sewaktu menuntut ilmu di Hawzah Nejf, dan Qum, hingga menjadi ulama rujukan (marja') syiah di Iran dan Iraq secara khusus, dan di dunia secara umum.
Ket, Foto :
-Foto dengan jubah hitam dan serban hitam ; sewaktu beliau masih menjabat sebagai ayatullah syiah.
-Foto dengan jubah putih dan ghutrah ; setelah beliau bertaubat dan kembali ke mazhab sunni.
waktu beliau menjadi Ulama Syi'ah |
Setelah beliau menjadi Sunni |
Semalam, jam 9 Waktu Mekkah ِِِAl-Mukarramah, Penganut agama syiah imamiyah itsna 'asyariyah / ja'fariyah Timur Tenagh, digemparkan oleh TV Wesal Arab Saudi yang menyajikan salah satu acara "terpanas" yang pasti membuat kuping kaum syiah dan para ulama mereka memerah.
Pasalnya, tamu dalam acara tersebut adalah salah seorang mantan ayatollah syiah, ulama hadis, fiqh dan ushul agama syiah sekaligus sebagai marja' (ulama rujukan tertinggi) dalam komunitas syiah, yang kini berwajah sebagai seorang ulama sunni yang sangat handal. Semalam ia muncul untuk pertama kalinya secara resmi sebagai seorang ulama sunni ,setelah sebelumnya ia kerap muncul sebagai ulama syiah yang berserban hitam ala syiah.
Ini merupakan taqdir yang sangat luar biasa, sebab seorang marja' dalam agama syiah adalah ulama tertinggi ,semua fatwa dan ucapannya diamalkan laksana wahyu ,dan tak perlu ditanya tentang dalil dari semua fatwanya. Derajat Marja' ini, lebih tinggi dari derajat keulamaan lainnya dalam agama syiah, hatta derajat ulama mujtahid muthlaq ataupun presiden.
Biasanya kalau sudah menjadi marja' ; uang jutaan dolar dari hasil "khumus" (baca ; uang haram) akan memenuhi rekening banknya di Swiss ,Jerman, Prancis atau Negara Eropa lainnya. Sebab semua uang khumus-nya kaum syiah, penempatannya diatur oleh seorang marja' sekehendaknya.
Dengan segala kekayaan dan tingginya derajat keulamaan ini, ternyata mantan marja' syiah ini ; Syaikh Al'Allaamah Abu 'Ali Husain Al-Muayyid hafidzhahullah, meninggalkan pangkat tersebut dan lebih memilih untuk menyelamatkan keyakinannya. Baginya pangkat, harta dan kedudukan tinggi tidak berarti jika aqidah dan keyakinannya tidak memiliki dasar dan pondasi yang benar dan abash. Inilah sebabnya, ia "melarikan diri" dari semua harta dan pangkat dunia demi meraih cahaya iman dalam bingkai mazhab ahli sunnah waljama'ah.
Tidak tanggung-tanggung, ia rela meninggalkan semua kerabatnya, orangtuanya yang merupakan salah satu pemuka syiah dari keturunan marga Al-Kaadzhimiyah (marga tertinggi syiah) ia tinggalkan, demikian juga semua anaknya, dan istrinya ,ia tinggalkan sebab mereka semua tidak menyetujui berpindahnya beliau ke mazhab sunni.
Ibu beliau ; anak salah satu marja' syiah ; ayatullah sayid hasan shadar.Sedangkan istrinya ; saudari dari dai syiah populer ,Ammaar Al-Hakim.
Ketika istrinya mengetahui ia telah masuk dalam mazhab sunni, ia meminta cerai dan berkata pada beliau ; "Saya tidak akan pernah rela hidup menjadi istri seorang suami yang mendoakan keridhaan terhadap Aisyah",
Mendengar itu, iapun menjawab ; "Demikian juga aku, tidak mungkin bisa hidup dengan seorang istri yang selalu saja mencaci maki ibundaku, Aisyah radhiyallaahu'anha".
Karena khawatir ditangkap atau dibunuh oleh otoritas dan rezim Iraq dan Iran, beliaupun melarikan diri ke Yordania, lalu pindah ke Libanon, dan sekarang telah hidup di Jeddah, Arab Saudi. Ia mendapatkan suaka dan keamanan di Arab Saudi, dan sekarang beliau menjadi salah satu ulama yang ditugaskan di Rabithah Al-'Aalam Al-islamiy di Jeddah.
Semalam, di Wesal TV beliau mengisahkan perjalanan hidupnya, dari kecil, sewaktu menuntut ilmu di Hawzah Nejf, dan Qum, hingga menjadi ulama rujukan (marja') syiah di Iran dan Iraq secara khusus, dan di dunia secara umum.
Ket, Foto :
-Foto dengan jubah hitam dan serban hitam ; sewaktu beliau masih menjabat sebagai ayatullah syiah.
-Foto dengan jubah putih dan ghutrah ; setelah beliau bertaubat dan kembali ke mazhab sunni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata