Oleh Fajar Kusuma
Bagiku sebuah rasa takut dan gelisah adalah sebuah anugerah,tatkala diriku sedang dirundung sedih, takut dan gelisah hal tersebut justru mendorongku untuk berdzikir kepada Allah, memperbanyak ibadah dan waktu untuk introspeksi diri.
Bagiku sebuah rasa takut dan gelisah adalah sebuah anugerah,tatkala diriku sedang dirundung sedih, takut dan gelisah hal tersebut justru mendorongku untuk berdzikir kepada Allah, memperbanyak ibadah dan waktu untuk introspeksi diri.
Tatkala ia datang maka hati otomatis berdzikir, memohon perlindungan dan pertolonganNya, badan terasa ringan dan mudah untuk mengambil air wudlu lalu mengerjakan sholat, membaca Alqur’an lebih terasa nikmat bahkan doa pun lancar terucap, hati menjadi tentram seakan-akan mendapat asupan gizi yang telah lama tidak didapat. Pikiran terarahkan menjauhi hal-hal yang dilarang bahkan mendorong untuk tadabbur dan mendorong untuk bersilaturahmi
Sungguh kudapati bahaya selalu mengintai, tatkala hilang cemas, takut dan gelisah semua hal di atas kenikmatanya menjadi sirna keinginan buruk pun merasuk.
Aku lebih suka rasa cemas, takut, dan gelisah itu menghampiriku lalu ia hilang dengan amal ibadah dan kedekatan kepadaNya, lalu ia kembali lagi dan hilang dengan amal ibadah serta kedekatan dengan Allah Ta’ala. Sehingga hati, jiwa,danr aga senatiasa terjaga,ingat kepadanNya sampai tiada celah bagi keburukanuntuk mealaikan
(BANKEIDZAR)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata