Oleh
MuFe El-Bageloka[1]
Terpekur duduk di beranda gubuk reot
Memandangi anak-anak bermain ceria
Sebentar lagi, mereka akan diperas dengan wajah memelas
Berjalan menyusuri kehidupan dengan malas
Walau sudah dilawan dengan keras
Saat ini, dikau cuma menanti keringat mutiara mereka
Yang didapatkan dari wajah iba orang berkelas
Sungguh malangnya nasib mereka
Sementara dikau cuma duduk bersantai
Menanti dan menanti
Tak punya rasa, asa dan akal
Itu semua demi nafsu nan menawan
Keinginannya cuma satu, keringat mutiara ditawan
Untuk sebuah kesenangan
Wahai juragan
Tidakkah kau kasihan pada mereka yang mengiba
Hanya untuk nafsu menawanmu itu
Taubatlah wahai juragan
Janganlah kau tawan mereka
Hanya untuk pelampiasanmu
Tidakkah kau lihat semburat wajah mereka
Ingin menikmati masa-masanya
Masa indah penuh kenangan
Tapi kau rampas
Mereka kau tahan
Sampai kapan ini kau lakukan
Dibalik senyuman mereka ada semangat masa depan
Membawa sebuah perubahan
Tapi itu hanya angan, karena engkau tawan dengan paksa
Sadarlah wahai juragan
Mereka punya keinginan
Ingin menikmati masa-masanya
Masa indah penuh kenangan
Tapi kau rampas
Mereka kau tawan
Sampai kapan ini kau akhiri
Malang. 19 April 2014
Pukul 20.14 WIB
Di kamar, Masjid Al-Maun
Ttd
Prof. Dr. M. Feri Firmansyah M.PdI
[1]
Nama Pena dari M. Feri Firmansyah S.PdI,
sang pemimpi menjadi Prof. Dr. M. Feri Firmansyah M.PdI & King of Novelis (Sastrawan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari kita membaca dengan hati plus mata