6 Mei 2014

KEANGKUHAN YG DIBUNGKUS SARUNG KEBEBASAN

Oleh Ustadz Ali Wafa

Berkoar-koar lisannya menyuarakan kebebasan
Mengajak setiap orang untuk liberal
Mendoktrin murid2nya untuk menghargai perbedaan
Menyuruh orang tuk belajar semua agama

Menganggap semua agama benar dan baik
melarang orang lain menyalahkan agama diluar islam
bahkan aliran-aliran sesatpun dilarang untuk dimusuhi

Sekilas memang tampak bebas,
dari sisi ini terlihat liberal

Tapi kalau kita lihat dari sisi yang lain
kita akan melihat keangkuhan,kekakuan, egoisme, ruh-ruh permusuhan dan
extrimisme dg wajah kebebasan.

ia mengkritik habis-habisan orang islam yg berusaha taat.
menyudutkan setiap yang bertentangan dengan pendapatnya.
menghina dan mempermalukan orang-orang yang berusaha memperbaiki diri dalam segi Ibadah.
membenci sebagian sunnah-sunnah Rasul.
menghantam setiap orang yang berselisih faham dengan dirinya.
Bahkan tidak sungkan untuk mencaci para ulama` yg sholeh.

Sungguh keangkuhan yang nyata.

liberalisme sejatinya tak mempermasalahkan apaun yang dilakukan orang lain. karena dia liberal. karena dia bebas.

bagaimana mungkin tidak dianggap sebagai keangkuhan....?
dia mengajarkan untuk menghormati pendapat, perbuatan dan pilihan orang lain. disaat yg sama dia memcaci muridnya karena bercadar
mengkritik orang lain karena berjilbab panjang.
mempermalukan orang lain karena bercelana diatas mata kaki.
memojokkan orang lain karena berjenggot dan berpakaian islami yg sopan.
melarang orang solat meski sudah masuk waktunya
menafsirkan alquran dan hadits sesuai kemauannya padahal dirinya tak bisa bahasa arab apalagi baca kitab.

Bukankah semua ini adalah keangkuhan yang bertentangan dg liberalsime yang dianutnya.

masih banyak contoh-contoh keangkuhan yang lainnya yg dibingkai dg kebebasan.

Jika ini terjadi di kampus non muslim tidak begitu menyayat nuraniku.
Tapi ini semua terjadi di kampus,fakultas dan jurusan Islam pula.

Ya Allah......


اللهم اهدهم و سلمنا منهم ومن شرهم يا رب العالمين

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata