7 Mei 2014

METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF PENGARUH INSENTIF TERHADAP KINERJA PEMBINA PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH MALANG

Latar belakang
Panti asuhan muhammadiyah malang merupakan salah satu dari yayasan sosial yang berada di bawah naungan organisasi keagamaan muhammadiyah. Semenjak berdiri tahun 1934 panti asuhan muhammadiyah yang bergerak di bidang sosial pendidikan, dimana panti asuhan muhammadiyah malang sendiri menampung anak-anak dengan kategori yatim, piatu serta yatim piatu dan tidak mampu. Anak-anak tersebut kemudian mendapatkan fasilitas rumah tinggal serta memperoleh pendidikan yang layak.

Dalam memberikan pelayanan yang optimal sebagai bagian dari pelayanan sosial pendidikan, panti asuhan muhammadiyah malang di dukung oleh sistem kerja kepantian yang baik. Sistem tersebut mencakup, dukungan pendidikan yang baik, fasilitas kepantian, kurikulum pendidikan, para pembina panti asuhan, dan pengasuh panti asuhan.
    Seperti yang di jelaskan di atas, para pembina panti asuhan merupakan salah satu yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas serta cara pandang anak asuh terhadap pendidikan. Para pembina panti asuhan juga di tuntut untuk memberikan pelayanan dan bimbingan yang sebaik mungkin dalam pendidikan anak asuh agar tingkah laku mereka mencerminkan kepribadian yang mulia.

Rumusan masalah
Bagaimanakah pengaruh insentif terhadap kinerja pembina panti asuhan muhammadiyah malang
    Sejauh mana pengaruh insentif terhadap kinerja Pembina panti asuhan muhammasdiyah malang
Hipotesa
Ho: Ada pengaruh insentif terhadap kinerja Pembina panti asuhan muhammasdiyah malang
Hi : Tidak ada pengaruh insentif terhadap kinerja Pembina panti asuhan muhammasdiyah malang


Kajian pustaka
Insentif  adalah kata lain dari upah atau bayaran yang di dapat oleh seorang pegawai dari perusahaan atau lembaga dimana tempat dia bekerja. Dalam hal ini, semua orang pasti bekerja untuk mendapatkan bayaran, di mana bayaran tersebut di gunakan untuk kebutuhan ataupun keperluan dalam kehidupan sehari-harinya.
Kinerja dalam suatu pekerjaan merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya dalam suatu pekerjaan yang di emban. Biasanya kinerja seseorang pasti akan selalu di perhatikan oleh atasannya, bagaimana seorang karyawan itu bekerja dengan baik ataupun sebaliknya. Dalam kinerja seseorang yang bagus, bias di lihat dari target yang telah ditentukkan untuknya.
Pembina adalah orang yang membina seseorang ataupun beberapa orang dalam suatu tujuan yaitu memberi pengaragan agar mereka bisa menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Pembina biasanya berada dalam suatu lingkungan yang dimana terdapat organisasi ataupun yayasan yang membutuhkannya.
Panti asuhan adalah rumah atau tempat menampung, memelihara, merawat, dan mendidik anak. Panti Asuhan merupakan sebuah lembaga sosial untuk menampung anak-anak yatim,piatu, yatim piatu, dan anak terlantar yang hidupnya tidak terurus supaya mereka terpenuhi kebutuhannya baik fisik, rohanidan sosialnya.
Muhammadiyah, menurut bahasa, berarti pengikut nabi dan Rasululluh Muhammad saw. Secara bahasa dapat di katakana bahwa semua umat Islam adalah Muhammadiyah. Menurut istilah, dapat di beri batasan pengertian bahwa Muhammadiyah adalah organisasi Islam yang didirikan oleh KH Ahmad Dahlan dengan maksud agar umat Islam di Indonesia dalam melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan dituntunkan oleh Rasulullah Muhammad saw.
BAB II
Definisi obyek penelitian
A.    Panti Asuhan Muhammadiyah Malang
Panti Asuhan Yatim Muhamadiyah berdiri pada tahun 1934 M, yang didirikan oleh organisasi Muhammadiyah cabang malang tegah usaha tersebut mula-mula diselenggaraka dengan menyewa rumah dekat gereja protestan, yang pada waktu itu hanya menampung 10 sampai dengan 20 anak, oleh karena sesuatu hal maka terpaksa pindah tempat di jalan kasin, dan tempat itupun ditinggalkan mengingat tidak memungkinkan untuk perkembangan masa mendatang. Engan usaha pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah, kemudian dapat tanah seluas kurang lebih 500 meter persegi dari bapak (alm) Subari terletak di jalan kawi/bareng tenes 4A/637 sampai sekarang ini.
Adapun tokoh pendirinya antara lain:
1.    Bapak Djailani, Alm
2.    Bapak H. Djauhari, Alm
3.    Bapak Atmokahar, Alm
4.    Bapak Rono Sudirdjo, Alm
5.    Bapak Rono Sastr, Alm
6.    Bapak Danu Atmodjo, Alm

Panti Asuhan Muhammadiyah sejak berdiri hingga sekarang mengalami tiga periode perkembangan zaman, antara lain:
1.    Periode Zaman Belanda
Pada zaman Belanda, panti asuhan muhammadiyah anya bisa menampung kurang lebih 20 sampai dengan 30 anak, tentang masalah keuangan dalam pemenuhan kebutuhan sehari-harinya di peroleh swadaya masyarakat terutama warga muhammadiyah sendiri dan para simpatisan lainnya. Sedangkan dari pemerintah Belanda hanya membantu kebutuhan-kebutuhan insidentil, dan bantuan itupun cara penyampainnya melalui gubernur jendral. Pada tahun 1937 Ratu Wilhelmina pernah memberikan sumbangan beupa uang sebesar 250 golden, apabia uang tersebut dinilaikan menurut bahan makanan (beras) adalah sebanyak kurang lebih 80 kwintal
2.    Periode Zaman Jepang
Penghuni Panti Asuhan Muhammadiyah pada zaman Jepang sama dengan pada zaman belanda, hanya yang di rasa berat pada masa pemerintahan jepang tersebut adalah kusulitan dalam hal keuangan, untuk mengurangi kekurangan tersebut anak-anak diwajibkan menanam jarak dan kapas, hasilnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan lain seperti kebutuhan pokok, sebab dari buah haraknya dapat di buat minyak, sedangkan dari kapasnya bisa di buat benang.
3.    Periode Zaman Kemerdekaan
Akibat Jepang kalah perang dengan sekutu dan meninggalkan Indonesia, maka muncul beberapa probem sosial kemiskinan dan lain sebagainya, untuk mengurangi atau mencegah terjadinya problem tersebut didirikan beberapa lembaga atau asrama social seperti halnya Panti asuhan muhammadiyah itu. Panti asuhan muhammadiyah yang berdiri sebelum zaman kemerdekaan itu makin lama makin bertambah banyak penghuninya dan diupayakan perluasan ruangan dengan maksud bisa menampungnya.
Akan tetapi tidaklah demikian, mengingat adanya situasi membahayakan yaitu terjadinya aksi kolonial Belanda pertama pada tahun 1947, maka anak-anak panti asuhan muhammadiyah terpaksa dipindahkan ke Blitar sampai tahun 1951, dan pindah di Madiun, akhirnya kembali ke malang dengan penghuni 100 orang anak. Maka pada tahun 2012 ini, panti asuhan muhammadiyah ini berjumlah 87 orang


B.    Pembina Panti Asuhan

BAB III
A.    jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, serta melakukan Deskriptif Analitik terhadap topik yang angkat. Jadilah penelitian ini penelitian Kualitatif Deskriptif Analitik.  penelitian kualitatif mempunyai arti yang berbeda untuk masing-masing momen, meskipun demikian definisi umum bisa ditawarkan: penelitian kualitatif merupakan suatu metode berganda dalam focus, yang melibatkan suatu pendekatan interpretative dan wajar terhadap setiap pokok permasalahannya .

B.    Sample dan Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, nilai test atau peristiwa-peristiwa sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Pulasi juga berarti seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan .

C.    Data dan Sumber Data
Dibutuhkan sumber data yang jelas untuk menghasilkan analisa yang akurat, analisa yang akurat di harapkan pula akan menghidupkan kesimpulan yang di dapat. Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan antara lain, Dokumen, Buku serta Internet. Sumber data Primer adalah Dokumen-Dokumen Pemerintah, serta sumber data sekundernya merupakan Buku serta Internet.

D.    Lokasi Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diinginkan, maka peneliti melakukan penelitian berupa pengambilan data pada Lokasi yang di yakini memiliki data yang di harapkan oleh peneliti. Lokasi tersebut sesuai dengan Sumber Data yang diinginkan. antara lain: Sumber Data Primer, lokasi pengambilan datanya adalah pada panti asuhan muhammadiyah malang. Sedangkan Sumber data sekunder berasal dari warnet, perpustakaan muhammadiyah malang.

E.    Analisis Data
Peneliti menggunakan teknik analisis Content Analysis sebagai teknik analisa utama. serta analisa data kualitatif sebagai pendukungnya,  dalam pandangan Miles dan Hubermas  analisa data kualitatif terdiri dari:
1.    Pengumpulan data, dalam hal ini peneliti mencari dan mengumpulkan semua data yang ada dilapangan sesuai dengan judul penelitian, untuk kemudian dijadikan tambahan dalam penulisan.
2.    Data Reduction (reduksi data). Merangkum, memilih hal-hal pokok, dan memfokuskan pada hal-hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambarang yang lebih jelas, kemudian mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data berikutnya, dan mencari bila diperlukan.
3.    Data display (penyajian data). Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah medisplay data. Kalau dalam penelitian kualitatif data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat bagan, hubungan antara kategori, flowcat dan sejenisnya. Namun yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kulitatif adalah dengan teks yang naratif.
4.    Penarikan kesimpulan. Dari data yang telah dianalisa maka dilakukan penarikan kesimpulan yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.



BAB IV
PEMBAHASAN
A.    Pembina

B.    Intensif dalam panti asuhan muhammadiyah


C.    Pengaruh insentif terhadap kinerja pembina





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata