3 Apr 2014

KONSEP PENDIDIKAN AGAMA DI SEKOLAH DAN PERGURUAN TINGGI UMUM

A.    Pengertian  Pendidikan Islam di Sekolah
    Berangkat darinkonsep pendidikan Islam, yang dimaksud dengan pendidikan agama Islam di sekolah dapat di pahami sebagai suatu program pendidikan yang menanamkan nilai0nilai Islam melalui proses pembelajaran, baik d kelas maupun di luar kelas yang dikemas dalam bentuk mata pelajaran dan di berikan nama Pendidikan Agama Islam di singkat PAI.

    Berangkat dari konsep pendidikan Islam dalam pengertian PAI di sekolah, maka keberadaan mata pelajaran PAI di sekolah merupakan salah satu  media pendidikan Islam. Segala upaya harus selalu merujuk pada konsep pendidikan Islam secara utuh.
    Misis utama PAI adalam membina kepribadian siswa dan mahasiswa secara utuh dengan harapan kelak mereka akan menjadi ilmuan yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, mampu mengabdikan ilmu \nya untuk kesejahteraan umat manusia.
    Definisi PAI di sekolah adalahsuatu mata pelajaran /mata kuliah dengan tujuan untuk menghasilkan para siswa/mahasiswa yang memiliki jiwa agama dan taat menjalankan perintah agamanya. Bukan menghasilkan siswa/mahasiswa yang berpengetahuan agama yang mendalam. Jadi titik tekannya disini adalah mengarahkan siswa/mahasiswa agar menjadi orang-orang yang beriman dan melaksanakan amal shaleh sesuai dengankemampuannya masing-masing.
B.    Problematika Pelaksanaan Pendidikan Agama di Sekolah
    Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam di sekolah dewasa ini dihadapkan kepada dua tantangan besar baik secaraexternal maupun internal. Tantangan external lebih merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada kehidupan masyarakat karena kemajuan iptek yang begitu cepat. Di zaman modern seperti ini sangat sering disebut sebagai era globalisasi, pergaulan hidup antara bangsa semakain terbuka seolah-olah sudah tidak ada lagi batas wilayah.
    Setidaknya ada tiga hal yang menjadi tantangan internal pelaksanaan PAI di sekolah yaitu :
1.    Adanya perbadaan pandangan masyarakat terhadap keberadaan PAI di sekolah.  Menurut Rohmat Wahab (1999), ada dua pandangan masyarakat tentang keberadaan PAI di sekolah. Pertama, ada yang memandang PAI secara sempit hanya sebagai mata pelajaran seperti mata pelajaran lainnya. Pendidikan agama sepertinya tidak perlu memiliki visi, misi, dan tujuan yang jelas. Pandangan ini sungguh tidak memberikan arti kehidupan beragama bagi siswa/mahasiswa. Kedua, ada yang memandang PAI memilik jangkauan yang lebih luas tidak sekedar mata kuliah yang tertulis dalam dokumen kurikulum.
2.    Kurang jelasnya landasan filosofi pelaksanaan PAI di sekolah. Masalah internal PAI di sekolah yang paling mendasar adalah masalah yang berkaitan dengan landasan filosofi dari kegiatan keilmuan yaitu kerangka berfikir dikhotomis dalam pengembangan ilmu pengetahuan di kalangan para ilmuan dan umat Islam sendiri.
3.    Perencanaan program pelaksanaan PAI kurang jelas. Dalam perencanaan program pelaksanaan PAI di sekolah masih banyak kelemahan antara lain : 1) Upaya merombak kerangka berpikir dikhotomis dilakukan masih bersifat persial tidak terpadu dengan menggunakan strategi yang jelas, 2) Pendekatan masih cenderung normative, yaitu hanya menyajikan norma-norma yang seringkali tanpa ilustrasi konteks social budaya, 3) Kurikulum yang di rancang boleh dikatakan menawarkan minimum kompetensi ataupun minimum informasi bagi mahasiswa, 4) Pengajar kurang berupaya menggali berbagai metode yang mungkin dapat di pakai untuk pendidikan agama sehingga pelaksanaan pembelajaran cenderung monoton.
Dari fenomena di atas, keberadaan mata pelajaran PAI di sekolah dihadapkan kepada situasi yang dilematis. Di satu sisi pemahaman praktisi pendidikan dan sebahagian masyarakat terhadap mata pelajaran PAI masih dikhotomis yang cenderung eksklusif, sementara di sisi lain perubahan-perubahan harus terjadi dalam berbagai aspek sesuai dengan tuntutan zaman.
C.    Tujuan Pelaksanaan PAI di Sekolah
    Dalam pendidikan formal ada suatu istilah yang sering di gunakan oleh para pakar pendidikan untuk menyebut bagian-bagian dalam keseluruhan aktivitas pendidikan yaitu istilah komponen pendidikan. Namun mereka tidak sepakat menyebut jumlah komponen yang di maksud. Di antara komponen penting pendidikan adalah Tujuan Pendidikan.
    Dalam rumusan tujuan pendidikan, Muhammad Abduh sebagaimana diutarakan Rasyid Ridha (1931), berangkat dari tujuan pendidikan sekolah. Abduh berpendapat bahwa sekolah didirikan untuk mendidik akal dan jiwa anak didik, sedangkan tujuan keduanya adalah mengantar anak kepada batas-batas yang memungkinkan mereka dapat mencapai kebahagiaan sempurna sewaktu hidup dan sesudah mati.
    Menurut Muhammad Abduh, bila akal telah berisi oleh ilmu pengetahuan, maka manusia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang salah dan mana yang benar. Ia laksana cahaya yang dapat menerangi orang untuk melihat yang bagus dan yang jelek.
    Harun Nasution (1995) menegaskan bahwa “pendidikan Agama Islam di sekolah umum berujuan untuk membentuk manusia takwa, yaitu manusia yang patuh kepada Allah dalam menjalankan ibadah dengan menekankan pembinaan kepribadian muslim, yakni pembinaan akhlakul karimah, meski pelajaran agama tidak diganti dengan mata pelajaran akhlak atau etika”. Secara khusus Harun Nasution menegaskan tentang tujuan penyelenggaraan PAI di PTU yaitu menghasilkan mahasiswa yang berjiwa agama bukan mahasiswa yang hanya berpengetahuan agama saja. Untuk itu rumusan tujuan PAI damanapun berada harus sesuai dengan tujuan diturunkannya agama dan sesuai dengan tujuan hidup manusia yakni memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata