8 Apr 2014

Peradaban Islam dan Kristen di Spanyol; Kajian Sejarah Peradaban Islam

Oleh MuFe El-Bageloka[1]

A.    Pendahuluan
Dalam penyeberan Islam di Spanyol dimulai pada tahun 711 (Pada abad ke-8 M), suatu perjanjian yang dilakukan oleh Ferdinand dan Isabella melarang agama Islam di seluruh kerajaan itu. Di antara dua tahun tersebut kaum muslimin Spanyol telah mengisi lembaran sejarah paling gemilang di Eropa pada masa abad pertengahan, pengaruhnya menembus provence ke negara-negara lain di Eropa.
Betapa mendalamnya akar Islam telah terhujam di dalam jiwa rakyat Spanyol, dapat dinilai dari fakta bahwa ketika sisa- sisa terakhir bangsa Moor diusir dari Spanyol pada tahun 1610 M, dimana orang-orang yang malang itu masih tetap taat pada agama Islam meskipun hampir satu abad mereka dipaksa untuk menyesuaikan hidup secara lahiriah agama Kristen (Thomas W. Arnold. 1995: 144).
Jika para penulis Gereja mau mencatat peristiwa-peristiwa yang terjadi, pastilah Negeri Spanyol kaya akan bukti-bukti tentang perpindahan agama Kristen ke Islam, orang masuk Islam tanpa pemaksaan ataupun penekanan lain pada masa permulaan perkembangan agama Islam, besar kemungkinan salah salah satu faktor utama cepat meluasnya agama Islam di Spanyol adalah justru karena sikap toleransinya terhadap agama Kristen.

B.    Penakluk dan Periode Awal Islam di Spanyol
Ekspansi pasukan Islam ke semenanjung Iberia, gerbang barat daya Eropa merupakan serangan terakhir dan paling dramatis dari seluruh operasi militer yang dijalankan oleh orang-orang Arab. Serangan itu menandai puncak ekspansi muslimin ke wilayah Afrika-Eropa. Dari sisi kecepatan operasi dan kadar keberhasilannya, ekspansi ke Spanyol memiliki kedudukan yang unik dalam sejarah militer abab pertengahan.
Pengintaian pertama dilakukan pada bulan Juli 710 M ketika Thariq, orang kepercayaan Musa bin Nushair, gubernur terkemuka di Afrika Utara para periode Umayyah, mendarat di semenanjung kecil dengan membawa bala tentantara berkekuatan seratus pasukan keveleri dan empat ratus pasukan invanteri, yang terletak di ujung paling selatan benua Eropa. (Philip. K. Hitti. 2002: 627).
Semenjung ini sekarang disebut Tarifa, sejak itu menyandang nama Jazirah (kepulauan) Tharif.  Musa bin Nushair yang telah mengusai kegubenuran kira-kira sejak tahun 700 M, berhasil memukul mundur pasukan Bizantium selamanya dari wilayah kartago dan perlahan meluas penaklukkannya sampai ke Atlantik, sehingga bisa memberikan batu loncatan kepada Islam untuk menyerang Eropa.

C.    Dakwah Islam di Kalangan Bangsa Kristen Spanyol
Ketika kaum muslimin pertama kali membawa Islam ke Spanyol, mereka menemui agama Kristen Katolik sangat kuat setelah dapat menaklukkan faham sekte Arianisme. Konsili ke-6 di Toledo memutuskan bahwa semua raja harus bersumpah tidak akan menganut agama selain Katolik, dan akan melaksanakan hukum menentang aliran yang menyimpang, sementara sebuah ketetapan lain melarang setiap orang dengan ancaman hukuman penjara dan penyitaan seluruh harta miliknya bagi siapa yang mempersoalkan Gereja dan keuskupan Katolik suci, Lembaga-lembaga Evangelic, Defenisi tentang Pater, dekrit-dekrit Gereja penjamuan suci. Pihak klergi memperoleh kedudukan tinggi dan pengaruh yang kuat dalam mengatur negara, para bishop dan ekslesiastis duduk dalam dewan-dewan nasional untuk menentukan masalah-masalah penting kenegaraan, meratifisir pengangkatan dan pemberhentian raja. Kaum klergi ini mengambil kesempatan dalam kekuasaannya untuk menekan umat Yahudi yang merupakan kelompok besar penduduk Spanyol, menyiksa secara brutal orang-orang yang menolak untuk di babtis, dan sudah barang tentu mereka mendapat perlakuan kasar ini memandang bangsa Arab sebagai kaum pembebas, mereka membantu menertibkan kota-kota yang baru ditaklukkan dan membukakan gerbang kota-kota yang sedang dikepung.
Kaum muslimin menerima pula sambutan hangat dari kelompok budak yang selama ini sangat menyedihkan nasibnya di bawa kekuasaan Gothic dan ilmu agamanya bercampur takhayul, sehingga hampir tidak dapat dipertanggung jawabkan nilainya, sedang dipihak lain, kebebasan dan banyak keuntungan lain dapat mereka peroleh mana kala mereka menggabungkan diri ke dalam barisan atau golongan orang Islam. Justru kaum budak yang teraniaya inilah kelompok pertama di Spanyol yang masuk Islam, menyusul kemudian sisa-sisa penduduk yang beragama berhala yang masih terdapat hingga tahun 693 M. Banyak diantara bangsawan Kristen terlepas dari faktor kesadaran sendiri atau karena motif lain memeluk Islam. Tetapi tidak sedikit dari rakyat jelata dan golongan menengah yang menganut Islam dengan kesadaran yang sungguh-sungguh, meninggalkan agama Kristen karena para pemimpinnya telah melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya, membiarkan umatnya terbengkalai dan hanya mementingkan urusan dunia, sekali masuk Islam mereka segera menjadi umat yang taat dan anak-anaknya disuruh belajar mengaji pada ulama-ulama salaf, yang corak hidupnya nampak berbeda sekali dengan kehidupan mewah para bangsawan Arab sendiri.
Pada waktu kaum muslimin ini menaklukkan Spanyol, kebudayaan Gothic menurut ahli-ahli sejarah kristen telah mengalami kemunduran, bergelimang maksiat dan penyelewengan, sehingga datanya Islam dianggapnya sebagai balasan bala tentara dari Tuhan buat mereka yang sesat dan durhaka, tetapi pernyataan seperti ini terlalu sering dikemukakan oleh pihak Gereja dan sulit diterima kebenarannya begitu saja tanpa fakta yang ada.
Tetapi jelas dalam perkembangan waktu yang selanjutnya, keadaan tidak merubah nasib mereka dan ketika para bishop Kristen merasa puas menduduki jabatan-jabatan pemerintahan Islam, ketika daerah-daerah episkopal terpaksa dilelang dan orang-orang yang lebih cenderung untuk dikatakan atheis ditunjuk sebagai pengembala umat dan mereka ini pada gilirannya menganggkat orang-orang yang tidak bermoral menjadi pendeta, maka kita boleh menduga bahwa tidak hanya di Propinsi Elvira orang-orang Kristen telah kehilangan nilainya karena di deskreditkan oleh para pendeta yang korup dan berusaha mencari nilai-nilai moral dan spiritual yang lebih serasi di dalam Islam.
Memperhatikan jiwa keagamaan yang kuat dikalangan masa rakyat Muslim Spanyol kendati ada sementara profokasi pihak Kristen terhadap pemerntahan Islam melalui intrik-intrik khianat dengan kekuatan Kristen di luar negeri, dapat dikatakan bawah sejarah Spanyol di bawah kekuasaan Islam adalah bebas dari tekanan-tekanan atau paksaan-paksaan. Hanya ada tiga atau empat kasus orang Kristen terbunuh, itupun karena terpaksa dalam usaha pemerintahan Islam untuk mencegah meluapnya kegilaan orang-orang Kristen yang fanatik yang ingin mendapat julukan “mati syahid” di Cordofa pada abad kesembilan. Pada waktu itu suatu kelompok Kristen yang fanatik muncul dengan terang-terangan mencela dan menghina Islam khususnya pribadi Rasulullah SAW, seolah-olah sengaja untuk memancing kekeruhan sambil menghasut orang-orang Kristen lainnya (tapi ternyata Gereja Kristen lainnya di seluruh Spanyol tidak menaruh simpati pada gerakan itu). (Thomas W. Arnold. 1995: 140-141)

D.    Peradaban Islam Spanyol
Spanyol Muslim sejak penaklukan bangsa Arab sampai likuidasi (pembubaran) kekuasaan Muslim di Granada pada tahun 1492 M mencerminkan Varian tipe Khalifah yang khas dari peradaban Islam masa awal. Peradaban tersebut dibentuk berdasarkan asimilasi antara bangsa Spanyol dan warga Berber dengan kultur Islam dan bahasa Arab dan ditunjang dengan kondisi perekonomian yang sangat makmur. Spanyol Muslim melahirkan pancaran yang agung. Masjid Agung Cordova, sejumlah pertamanan, pancuran dan alun-alun istina Al-Hamra, Syair Muwashat dan Zajal dengan kedudukan beberapa al-Quran dan dengan beberapa ungkapan roman, sebuah kebun-kebun irigasi di Seville dan Valencia, hikmah filsafat dan sains semuanya ini adalah monument peninggalan Islam Spanyol (Ira. M. Lapidus. 1999: 581).

E.    Peranan Spanyol sebagai Saluran Pertama Masuknya Satra ke Eropa
Semenanjung Spanyol, dapat kita anggap sebagai saluran pertama masuk sastra Islam ke Eropa. Saluran kedua adalah pulau Sicilia di Lautan Tengah. Semenjak Abad Tengah terdapat kerajaan bangsa Norman di Sicilia. Pada masa itu Kaisar Frederik II pemegang peranan ilmu pengetahuan Islam pada zaman Frederik II, baik sebelum atau sesudahnya. Pada masa itu Kaisar mengundang penyalin-penyalin untuk bekerja di istananya untuk menyalin buku-buku filsafat Islam ke dalam bahasa Sicilia. (Oemar Hoesin. 1975: 541)
Sastra Islam dalam kalangan pengembara dan Cosmography (Travel and Cosmography), meninggalkan jejak-jejak jelas dalam Sastra Barat, sebab terbesar adalah karena peziarah-peziarah kristen, menuliskan pengalaman perjalanannya, meniru bentuk dan model pengarahng Islam. Selain dari pada itu, percakapan dan perjalanan cerita yang didengnar dari kaum Muslimin, dan mukjizat-mukjizat nabi yang dikhotbahkan oleh pemuka-pemuka dan guru Islam dimasukkannya pula sebagai rempah-rempah dalam karangan bukunya kemudian dengan wewangian Islam.
Pengaruh kesustraan Islam masuk sampai jauh ke utara, seperti Ireland dan Scandinavia. Orang-orang pandai Eropa menyangka tempat masuknya pengaruh kesastraan itu kesana adalah melalui jalur dagang. Dalam daerah-daerah tersebut cerita-cerita karangan pengarang Islam tentang orang alim, disadur kembali dengan menukar nama-namanya saja.

Kesimpulan
Peran Islam dalam merubah tatanan masyarakat menjadi masyarakat yang madani, seperti terjadi di Spanyol dan daerah-daerah Eropa lainnya. Islam telah mampu memberikan sumbangan-sumbangan terbesar dalam sejarah dunia, sehingga mampu mengantarkan Spanyol ke puncak kejayaannya sampai bisa dikatakan sebagai pusat peradaban dunia pada masa itu.

Daftar Pustaka
Ira, M. Lapidus. 1999. Sejarah Sosial Ummat Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Husain, Oemar Amin. 1975. Kultur Islam. Jakarta: Penerbit Bulan Bintang
Philip K. Hitti. 2006. History of The Arabs. Jakarta: PT. Serambi Ilmu Semesta
Thomas W. Arnold. 1995. The Preaching of Islam. Delhi: Low Price Publication.


[1] Nama Pena dari M. Feri Firmansyah S.PdI, sang pemimpi Prof. Dr. M. Feri Firmansyah M. PdI & King of Novelis. Pengamat Pendidikan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari kita membaca dengan hati plus mata